Chapter 58

87 2 1
                                        

Boruto dan rekan setimnya sedang berada di dalam pesawat. Mereka tengah melakukan perjalanan ke Malaysia untuk turnamen FIFA Club World Cup.
"Haaah tak terasa Piala Dunia Antarklub akan dimulai", kata Boruto.
"Kau akan dicadangkan Boruto", kata Chiellini. "Kau baru bisa main kalau Mr. Buffon cedera".
"Tidak apa - apa, Mr. Chiellini", jawab Boruto. "Merci sudah memberitahuku".
"Aku tidak sabar untuk bertanding di Semifinal Piala Dunia Antarklub nanti", kata Chiesa.
"Pastinya akan jadi laga yang seru", kata Ronaldo.

Boruto duduk di dekat jendela pesawat. Ia tengah memandang langit yang diselimuti oleh awan putih.
"Haaah Piala Dunia Antarklub akan datang", kata Boruto. "Namun tetap saja untuk kali ini aku harus lebih rileks agar kejadian itu (mimisan karena stres berat) tidak terulang lagi".
"Kau gugup Boru?", tanya Buffon.
"Sedikit, Papa. Aku hanya tak menyangka kalau sebentar lagi kita akan berkompetisi di Piala Dunia Antarklub, mana lokasinya juga di Asia Tenggara yang terkenal panas lagi. Piala Dunia Antarklub kali ini benar - benar menantang dattebasa".
"Tidak perlu gugup Boruto, kalau kau berhadapan dengan lawan kita nanti yakni Persebaya... lakukan saja gestur khasku saat kau menepis bola agar kau lebih percaya diri".
"Baiklah, aku akan terapkan saran Papa dattebasa".

Kuala Lumpur, Malaysia

Para bonek yang dipimpin oleh Karjo sedang makan nasi lemak di sebuah warung di Kuala Lumpur.
"Akhirnya ada klub Liga 1 yang berlaga di Piala Dunia Antarklub", kata Karjo.
"Tapi lawannya iku pemenang UEFA Champions League alias Juve Mas Karjo", kata Irfan.
"Kudu duwe mental baja kalo pertandingannya sampe adu penalti. Mana kipernya bukan kiper sembarangan", kata Rangga.
"Siapa?", tanya Nurlela.
"Nih". Rangga menunjukkan foto Buffon di ponselnya. "Asal kalian tau aja, usianya sudah menginjak 45 th".

"Waaah dari penampilannya wae kayaknya seumuran karo bapakku", kata Nurlela takjub

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waaah dari penampilannya wae kayaknya seumuran karo bapakku", kata Nurlela takjub.
"Pakdhe Buffon masih main!? Apa nggak encok tuh?", kata Irfan heran.
"Dia mah wis main dari jaman PS1", kata Rangga.
"Widiiiih, dari jaman aku masih main PS di rental sampe kenak marah ibukku toh", gumam Irfan takjub.
"Udah aki - aki masih main, kuat bener tuh pinggangnya. Tapi selain Mas Buffon, bukan dia sebenarnya yang harus diwaspadain ama pemain kite", kata Nurlela.
"Bener tuh kata si Nurlela, karena kiper pelapisnya sendiri pun banyak dikatakan media luar sebagai yang lebih hebat daripada Buffon", kata Karjo.
"That's awesome... and dangerous", kata Louisa takjub.

"Jelas, Neng Louisa". Karjo lalu menoleh ke Nurlela. "Tapi kalo boleh tahu siapa namanya Nur?".
"Boruto Armando Riss? Reis? Ga tahulah aku pokok e begitu namanya. Kenapa tadi aku sempat bilang lebih bahaya mas? Karena dia memiliki skill menjaga gawang yang di atas rata - rata dan kegesitan yang sangat mumpuni. Mana umurnya masih muda 18 tahun", kata Nurlela.
"Gile bener tuh anak. Kalo udah kayak gini mah aku cuma bisa bilang habis sudah tim kita...", kata Rangga dengan nada pesimis.
"Kita belum tahu apa kejutan di laga nanti Mas Rangga, bisa aja Persebaya bikin miracle lagi tuh pas ngelawan Juventus. Seperti yang udah mereka lakukan di AFC Champions League lalu".
"Iye juga sih...". "Sudah, daripada mikirin itu terus mending kita lanjut makan nasi lemaknya. Sayang kalo gak dihabisin, nanti nasinya nangis".
Rangga mengangguk lalu kembali melahap nasi lemaknya bersama rekan - rekannya sesama Bonek yang lain.

Paris, Prancis

Historia tengah melihat foto - foto kiriman dari Boruto. Dimulai dari perayaan ulang tahun Buffon yang ke-45.
"Bon anniversaire, Mr. Buffon. Tak kusangka anda masih sanggup bermain sebagai kiper, padahal anda sudah mau masuk 50 tahun dan sudah memenangkan Champions League". Historia lalu melihat foto seputar ulang tahun Buffon dan menemukan foto Boruto yang menyuapkan kue ulang tahun pada Buffon dengan senyum cengir dan kembali membuat Historia tersenyum simpul. "Benar - benar seperti ayah dan anak, terima kasih sudah mau menjadi figur ayah bagi Boruto-kun... Mr. Buffon".

Tanpa sadar, Historia menitikkan air matanya karena rindu. "Dasar! Padahal aku sudah berusaha tidak menangis. Jangan menangis Ria-chan... jangan menangis". Historia lalu menyeka air matanya cepat. "Jangan... me... nangis". Historia lalu mulai menangis karena tak tahan akan rasa rindu bertemu anaknya. "Borutoooo... hiks... Kaa-san rindu sama kamu naaaaak... Kaa-san benar - benar kesepian... tolong pulanglah nak... Kaa-san sudah tidak kuat lagi menahan rindu iniiiiii...". Historia lalu membenamkan kepalanya ke bantal sofa di rumahnya dan menangis sejadi - jadinya.

Historia lalu menghentikan tangisannya. Ia lalu membaca email dari Boruto.

Dear Kaa-san

Aku sedang dalam perjalanan menuju Kuala Lumpur untuk turnamen Piala Dunia Antarklub yang akan diselenggarakan 3 hari lagi. Doakan timku menang ya.

Love, Boruto

"Syukurlah anakku memberitahuku. Ternyata dia pergi ke Malaysia sana untuk mengikuti Piala Dunia Antarklub", gumam Historia lega. "Tentu saja Kaa-san akan mendoakanmu dan juga timmu agar menang sayang. Doa Kaa-san akan selalu menyertaimu". Historia lalu membalas chat Boruto.

TOK! TOK! TOK!

"Sebentar". Historia membukakan pintunya dan menemukan Mikasa. "Mikasa-chan? Ada apa menemuiku?".
"Aku ingin memberitahumu kabar baik dan kabar buruk, tetapi aku tak punya banyak waktu. Jadi, aku akan langsung saja", kaya Mikasa. "Kau masih ingat kecelakaan pesawat yang dialami oleh ayah kandung Boruto?".
Historia mengangguk.
"Monsieur Naruto dan keluarganya sudah ditemukan oleh regu penyelamat. Itu adalah kabar baiknya. Namun kabar buruknya, mereka semua ditemukan dengan keadaan sudah tak bernyawa walau tubuh mereka secara ajaib masih utuh tanpa ada kerusakan. Kau dapat menyaksikan selengkapnya di berita, itu menjadi trending topic sepanjang hari ini".
"Baiklah aku paham. Merci Mikasa-chan". "Sama - sama Ria-chan. Kalau begitu aku akan langsung pergi. Au Revoir". Mikasa lalu menutup pintu rumah Historia. Historia lalu menyalakan TVnya. Terlihat ada berita yang menayangkan penemuan jasad keluarga Uzumaki. Mereka ditemukan pada kedalaman 4000 meter di bawah permukaan laut. Rencananya, jenazah akan dipulangkan ke Prancis.

TBC...

Vote and Comment, Please!

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang