Goalkeeper's Story

Chapter 74

Dunia Arwah

"Juventus menang tipis atas Dortmund", kata Yashin. "Tapi itu awal yang bagus biarpun berat".
"Pertahanannya Dortmund rapat juga ya", kata Naruto.
"Iya nih", kata Hinata. "Rasanya seperti tembok besar Berlin saja".
"Masih ada kesempatan di leg kedua. Di sanalah Juve bisa mencuri gol tandang sebanyak mungkin".
"Semoga saja, Monsieur Naruto. Semoga saja".

"Haaah tahun depan ada Euro 2024 di Jerman. Andai saja aku masih hidup...", ucap Hidalgo.
"Nampaknya anda benar - benar rindu melatih timnas Prancis. Bukankah begitu, Monsieur Hidalgo?", tanya Cruyff.
"Kau benar Cruyff, habisnya itu karena aku berhasil membawa Prancis meraih gelar internasional pertama mereka yaitu Piala Euro 1984. Bukan hanya itu saja, aku berhasil membuat gaya permainan serangan balik yang kuterapkan menjadi gaya khas main timnas Prancis hingga sekarang. Layaknya "Total Football" buatanmu, yang menjadi konsep permainan sepakbola Belanda hingga sekarang".
"Aku pada awalnya tidak menduga kalau gaya main yang awalnya hanya menjadi gaya main khas Ajax menjadi gaya main khas timnas Belanda. Walau sampai sekarang timnas Belanda belum pernah memenangkan titel bergengsi selain Piala Euro 1988".
"Wow, aku tak menduga kalau gelar Euro pertama negara kita berdua saling berdekatan".
"Aku pun tidak menduganya Monsieur Hidalgo, hanya saja itu merupakan Euro pertama dan sejauh ini juga yang terakhir bagi timnas Belanda. Haah, ya ampuuun... aku bingung melihat timnas Belanda sekarang", ucap Cruyff sambil mengurut pangkal hidungnya pusing.

"Sekecewa - kecewanya kau melihat timnas Belanda sekarang, aku lebih kecewa dengan kapten timnas Prancis saat aku melatih mereka yaitu Monsieur Platini", ucap Hidalgo. "Habisnya dia dengan berani melakukan tindakan korupsi saat memangku jabatan di FIFA, membuat malu namaku saja sebagai pelatihnya".
"Jabatan memang bisa membutakan", ucap Cruyff. "Jadi wajar saja, Monsieur Hidalgo. Walau tentunya itu tidak bisa diterima".
"Oh iya, ngomong - ngomong aku jadi penasaran bagaimana keadaan timnas Prancis sekarang".
"Mereka baik - baik saja, bahkan dapat kukatakan dalam puncak performa seperti pada tahun 1998 hingga 2000".
"Baguslah kalau begitu, senang mendengarnya. Kira - kira siapa tokoh dibalik puncak performa Prancis selain Deschamp?".
"Anak 18 tahun yang berposisi sebagai kiper sekaligus kapten bagi timnas Prancis".
"Semuda itu telah menjadi kapten? Hebat sekali".
"Sebenarnya dia sudah menjadi kapten bagi timnas Prancis sejak umurnya 16".
"Magnifique, siapa nama anak itu?. Aku jadi ingin menjumpainya".
"Boruto Armando Reiss. Kiper muda Juventus eks PSG yang dijuluki "Buffon Muda"".
"Baiklah kalau begitu, mungkin setelah ini aku akan menjumpainya"
"Jumpailah dia Monsieur Hidalgo, aku yakin ia pasti merasa senang bisa bertemu dengan anda".
"Mungkin saja".

Boruto dan tim Juve akan menghadapi Real Madrid di Final. Boruto sedang sendirian di kamarnya.
"It's good to see you Boruto", kata seseorang.
"Anda siapa tuan?", tanya Boruto.
"Perkenalkan, namaku adalah Michail Hidalgo", kata orang itu.
"Michail... Hidalgo", ucap Boruto dengan nada bingung.
"Ouh ayolah, padahal hampir semua pecinta sepak bola di seluruh dunia terutama fans timnas Prancis mengenangku".

"Baiklah, akan kuberitahu. Namaku Michail Hidalgo dan aku merupakan pelatih asli Prancis pertama, yang berhasil membawa timnas Prancis merengkuh gelar internasional yaitu Euro 1984. Selain itu, aku jugalah yang menerapkan strategi permainan serangan balik, yang menjadi gaya main khas timnas Prancis sampai saat ini", kata Hidalgo.
"Sumpah aku masih belum mengenal siapa anda tuan", kata Boruto.
"Begini saja, apa kau tahu Monsieur Michel Platini?". "Aku tahu tentang dirinya, dia merupakan legenda timnas Prancis yang sayangnya terkena kasus korupsi saat memegang jabatan di FIFA. Memangnya ada apa?".
"Akulah pelatih dibalik kesuksesannya".
"Begitu rupanya".