Chapter 63

91 2 0
                                    

"Waaah Mr. Buffon hebat sangat", kata Mokhtar. "Padahal die sudah tua sangat".
"Makanya dia ada di gambar - gambar bertajuk "Age is Just a Number"", kata Yashin.
"Kurase itu memang kata mutiare yang tepat untuk kene gambarkan Mr. Buffon tu", kata Arumugam.
"Kire - kire sampai bile die nak jadi kiper ye?", tanya Mokhtar.
"Mungkin sampai umur die 50. Mungkin kene lebih lagi. Andaikate mase tu aku tak tewas karena road crash, mungkin aku udah pakai kasut dan gloves aku balik".
"Mau lah kau nanti jadi Buffon nya Selangor kalau macam tu". "Tak pe lah, sebuah kehormatan kalau aku bisa disamekan dengan die".

"Juventus hebat banget bisa melaju ke final Piala Dunia Antarklub setelah menang adu penalti. Ini mah namanya no penalty no party. Habisnya Juve menang pake acara adu penalti sih", kata Louis.
"Papa pun juga bangga karena Juventus akhirnya melaju ke final Piala Dunia Antarklub, meskipun lagi - lagi caranya harus memenangkan adu penalti", kata Naruto.
"Namun gara - gara itu. Aku jadi ingin ketemu dengan Boruto Nii-san dattebaro, Tou-san".
"Bukan cuma kau Louis, tetapi Tou-san... Kaa-san, serta Irene dan juga Azula. Tou-san yakin suatu saat nanti kau akan bertemu dengannya".
"Tapi bagaimana caranya? Sedang realitanya kita sudah meninggal". "Kita kunjungi saja mimpinya, tetapi kita akan menunggu saat yang tepat oke?".
"Baiklah, Tou-san".

"Haah laga Boca Juniors vs Al Ahly akan dimulai", kata Maradona.
"Harap - harap saja Tevez berhasil membawa timnya ke final", kata Cruyff.
"Tentu saja dia bisa, dulu aku juga pernah melatihnya bersama Messi. Jadi aku tak ragu akan kemampuannya".
"Namun kalau andaikata Boca menang, itu artinya Señor Tevez akan berhadapan dengan anak dari Monsieur Naruto yaitu Boruto di final".
"Tidak apa - apa, aku harap Monsieur Boruto benar - benar akan bermain di final nanti. Karena aku ingin sesekali anak itu berhadapan dengan pemain legenda macam Señor Tevez, lagipula dulu dia juga merupakan striker Juventus. Jadi hal itu akan menjadi kejutan saat Tevez menyatakannya langsung pada Boruto".
"Akan sangat menarik bila klubmu berjumpa dengan klub Boruto di final. Aku harap itu benar - benar terjadi".
"Semoga saja Cruyff... semoga saja".

Naruto dan Hinata mendatangi hotel tempat tim Juventus menginap. Terlihat Boruto tengah berada di kamar sembari ditemani Buffon dan Ronaldo. Mereka begitu kelelahan akibat latihan.
"Papa aku kan belum ngantuk-ttebasa...", kata Boruto.
"Papa nyanyikan lagu tapi kamu nanti tidur ya". Buffon mulai mengelus surai pirang Boruto. Buffon lalu menyanyikan lagu pengantar tidur untuk Boruto, yang berhasil membuat Boruto akhirnya tertidur tak lama kemudian.
"Tak lama kunyanyikan langsung tertidur, kau benar - benar menggemaskan Boruto", gumam Buffon sembari memandang Boruto yang tengah tertidur.
"Semenggemaskan anakku, Thiago", bisik Ronaldo. Buffon dan Ronaldo lalu mencium kening Boruto yang sudah tidur.

"Terima kasih sudah menjaga Boruto buat kami, Mr.Buffon... Mr. Ronaldo", kata seseorang.
"Apa itu?", tanya Ronaldo. "Kenapa seperti ada yang berterima kasih pada kita berdua?".
"Entahlah, aku juga tidak tahu", kata Buffon.
"Adalah kami yang mengatakannya pada kalian berdua". Naruto dan Hinata lalu menunjukkan diri dihadapan Buffon dan Ronaldo.
"Siapa kalian berdua?", tanya Buffon.
"Namaku Naruto Uzumaki, ayah kandung dari Boruto", jawab Naruto.
"Dan aku ibu kandungnya, Hinata Uzumaki", kata Hinata.
"Jadi kalian berdua adalah orang tua kandung Boruto? Hm... menarik", kata Ronaldo.
"Anda benar dattebayo, Mr. Ronaldo".
"Senang bertemu dengan kalian berdua", kata Buffon.
"Kami berdua juga senang bertemu dengan anda, Mr. Buffon", balas NaruHina.

"Namun apa yang kalian berdua lakukan disini?", tanya Ronaldo.
"Hanya berkeliling, sambil sesekali mengecek keadaan Boruto", kata Naruto. "Aku senang dia ternyata baik - baik saja bersama kalian berdua".
"Itu karena aku dan Ronaldo selalu bekerja sama dalam menjaganya, bersama rekan - rekan yang lain juga kecuali Bonucci dan Perin", kata Buffon.
"Memangnya ada apa dengan mereka berdua, Mr. Buffon?", tanya Hinata.
"Mereka berdua terutama Perin selalu saja ingin mengajak Boruto membaca buku mesum yang namanya Icha - Icha Tactics. Untung saja aku selalu berhasil menghentikannya dengan cara melempari kepalanya dengan sepatu. Namun kalau sudah begini, uangku bisa habis hanya untuk semir saja".
"Begitu rupanya", batin Naruto mengerti. "Anda tak perlu khawatir Mr. Buffon, biar aku dan istriku menakut - nakuti mereka berdua. Kuharap mereka berdua tidak takut dengan yang namanya hantu".
"Itu ide yang bagus walau aku dan Ronaldo harus siap - siap menyumbat telinga dengan bantal".
"Ayo Monsieur Naruto, takut - takuti saja Bonucci dan Perin".
"Baiklah... baiklah, akan kulaksanakan. Kalau begitu, aku dan istriku pergi dulu", kata Naruto.
"Meskipun sebelum itu". Hinata mendekati Boruto yang sudah terlelap lalu mengelus surai kuningnya. "Boruto, berjuanglah untuk timmu ya nak. Meskipun Kaa-san tak dapat hadir dalam kehidupanmu, tetapi ketahuilah kalau Kaa-san akan selalu menyayangimu. Karena kau adalah buah hatiku yang berharga", bisik Hinata. Hinata lalu mengecup pipi Boruto. Hinata lalu pergi bersama Naruto untuk menakut - nakuti Bonucci dan Perin.

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang