Goalkeeper's Story

Chapter 29

Skuad timnas Prancis sedang makan bersama di lantai dua di sebuah restoran yang terletak di kota Paris. Di meja sudah tersedia lobster bisque, fillet mignon, ratatouille, sup bawang Prancis, dan berbagai hidangan khas Prancis lainnya.
"Aku tak menyangka kalau timnas kita akan keluar sebagai juara di Euro 2020 dan membalaskan dendam kita terhadap Portugal 4 tahun sebelumnya", kata Pavard.
"Aku juga tak menyangka ternyata kita sudah tidak memenangkan Euro selama 21 tahun. Untungnya kapten muda kita ini". Lemar lalu menepuk bahu Boruto yang tengah makan sup bawang Prancis. "Membantu kita mengakhirinya".
Boruto langsung menelan supnya sebelum kemudian menoleh ke Lemar. "Sudahlah Monsieur Lemar, performaku saat itu hanya sedang bagus saja. Tidak perlu memujiku setinggi itu dattebasa".
"Habisnya mau bagaimana lagi Boruto? Kau memang merupakan kunci dibalik akhir puasa gelar Euro kita. Mana kau juga dipuji lagi sama Monsieur Ceverin, karena berhasil memimpin kami yang notabene lebih senior", kata Lemar.
"Monsieur Lemaaaar!", ucap Boruto dengan nada ketus.

Deschamp tertawa simpul akibat melihat Boruto marah karena dipuji. "Well Boruto, melihat performa bagusmu di Euro kali ini. Aku rasa kau bisa diandalkan di Piala Dunia 2022 mendatang".
"Apakah aku akan bermain sebagai kapten lagi, pelatih?", tanya Boruto.
"Hmm... mungkin saja. Tepatnya di beberapa laga disana, atau mungkin lebih. Lagipula aku tak bisa selamanya mengandalkan duet Monsieur Lloris dan Monsieur Mandanda di bawah mistar. Karena, yaah.... tentunya kau sudah tahu sendiri".
"Tidak apa - apa pelatih. Terima kasih tawarannya. Kalau memang nantinya aku sekali lagi harus menjadi kapten bagi timnas kita, aku siap dan janji takkan tampil mengecewakan dattebasa". Boruto lalu tersenyum cengir dihadapan Deschamp sementara Deschamp hanya mengacungkan jempol lalu kembali menyantap Croissantnya.

Allianz Stadium

"Well Buffon, aku rasa aku sudah menemukan calon penerusmu", kata Pirlo.
"Siapa itu pelatih?". "Dia adalah kiper binaan akademi PSG. Dia baru saja membantu timnas Prancis menjuarai UEFA Euro 2020".
"Waah... jadi penasaran, siapa nama anak muda itu pelatih?". "Kalau aku tidak salah namanya adalah Boruto Armando Reiss, apa kau pernah dengar namanya?".
"Boruto... Armando Reiss? Rasa - rasanya aku pernah mendengar nama itu, tetapi dimana ya... hmmm". Buffon lalu mulai berpikir keras tentang kapan dia pernah mendengar nama Boruto dan beberapa saat kemudian, ia baru ingat kalau ia pernah menyebutkan namanya saat menonton pertandingan semifinal Euro. "Oh iya, aku baru ingat kalau aku pernah menyebutkan nama anak itu. Tepatnya, ketika aku menonton laga semifinal Euro antara Prancis vs Polandia".
"Rupanya kau memang pernah mendengar namanya. Bagus sekali".
"Dia itu kiper muda yang sangat hebat pelatih. Bahkan ketika aku baru melihat aksinya sebentar saja di semifinal Euro antara Prancis vs Polandia, dapat kusimpulkan bahwa dia itu adalah diriku. Namun dalam versi yang lebih baik".
"Itulah alasan yang membuat pihak Juventus ingin cepat - cepat mengamankannya kemari, Mr. Buffon. Meskipun, yaaah... pihak manajemen klub masih mikir - mikir dua kali karena harganya yang masih terlampau mahal di Transfermarkt".

"Tidak apa - apa pelatih, aku sabar menunggu. Walau sebenarnya aku sudah muak dengan Szczesny berada di tim", kata Buffon.
Pirlo lalu menghampiri Buffon dan menepuk bahunya. "Bersabarlah Buffon, aku yakij setelah Piala Dunia 2022 tahun depan klub kita mampu mendatangkan Monsieur Boruto kesini".
"Baguslah kalau begitu. Karena aku benar - benar sudah terlalu tua untuk ini, pelatih. Mana aku belum pernah menang Champions League bersama Juventus sampai sekarang lagi".
"Sudah kubilang bersabarlah. Aku yakin setelah Piala Dunia 2022 tahun depan, klub kita pasti mampu membawanya kesini. Aku jamin itu".
"Baiklah pelatih, maaf kalau aku jadi tidak sabaran". "Tidak apa - apa Buffon, kau hanya kepincut ingin segera bermain dengannya dan aku paham itu".