Chapter 70

80 2 0
                                    

"Aku ingin tahu bagaimana Supriyadi menjebol gawang Buffon...", ujar Huda.
"Aku punya kaset semifinal FIFA Club World Cup 2023. Mau nonton nggak?", tanya Yashin.
"Tentu saja aku mau menontonnya". "Baiklah kalau begitu". Yashin lalu mulai memasukkan kaset semifinal FIFA Club World Cup 2023.

Huda dan Yashin pun kemudian mulai menonton laga Persebaya vs Juventus tersebut, Huda sempat tertegun ketika mendengar komentator menyebutkan laga tersebut diibaratkan sebagai laga David vs Goliath meski ia sudah tahu alasan di balik itu.
"Memang laga ini dari awal diprediksi takkan berjalan seimbang. Namun yang benar sajalah, masa seperti itu pengibaratannya?", tanya Huda.
"Begitulah media, Huda. Suka melebih - lebihkan gaya bahasa yang mereka gunakan, untuk menarik perhatian para khalayak", ujar Yashin. Video pun kemudian menunjukkan laga yang dimulai dengan bola dari Persebaya, Huda begitu kagum dengan permainan menyerang cepat yang diterapkan "Bajul Ijo" meski belum membuahkan hasil dan Fernando diejek oleh Buffon dengan gestur khasnya.
"Keren, Persebaya. Gak masalah walau belum berhasil nyetak gol, dah bagus banget tuh upaya kalian", puji Huda. "Khususnya kamu Fernando, walaupun harus diejek Mr. Buffon sih... hihi".
"Upaya pertama yang bagus, walau memang belum membuahkan hasil", ujar Yashin.

Video pertandingan pun kemudian berlanjut ke momen dimana Juventus membuka keunggulan mereka melalui sundulan Cristiano Ronaldo.
"Waduuuh, akhirnya jebol juga gawang Persebaya. Sayang banget", kata Huda kecewa.
"Kalau kulihat - lihat, memang pertahanan Persebaya terlalu terbuka sehingga tidak mengherankan", ujar Yashin. Huda dan Yashin terus menyaksikan laga tersebut, menjelang akhir babak pertama Persebaya kembali mengancam gawang Juventus melalui Oktafianus Fernando.
"Memang ya kamu... Fernando, tetapi usaha yang bagus. Kali ini kamu berhasil bikin Mr. Buffon jadi spot jantung", puji Huda.
"Benar - benar upaya yang mengancam, meskipun lagi - lagi belum berhasil", ujar Yashin. Video babak pertama pun ditutup dengan skor 1-0, untuk keunggulan Juventus.

Video kemudian berlanjut ke babak kedua yang menunjukkan menit ke-51, Persebaya menguasai jalannya pertandingan melalui taktik umpan - umpan cepat yang mereka lakukan. Hasilnya? Akhirnya Supriadi berhasil mencetak gol penyeimbang setelah berhasil melewati Buffon dan menceploskan bola ke sudut kiri gawangnya.
"Ooooooouuuuuh, akhirnya gol juga Persebaya. Jadi begini toh golnya Supri?, pantesan dia digaet sama RB Leipzig", ujar Huda.
"Benar - benar gol yang luar biasa dan tak terduga. Haaah... aku jadi teringat lagi dengan kemampuan skuad sepak bola timnas Indonesia di Olimpiade 1956 di Australia", kata Yashin. Huda memandang Yashin dengan bingung.
"Jadi begini Huda, di mana saat itu timnasku yakni Uni Soviet bertemu dengan timnasmu yakni Indonesia di semifinal cabor sepakbola Olimpiade 1956. Kau tahu, Indonesia saat itu benar - benar kuat. Memang skornya saat itu 0-0. Namun Mr. Ramang menjadi pemain Indonesia yang sukses membuatku ketar - ketir. Andai saat itu rekanku yang berposisi sebagai defender tidak berhasil menghalau pergerakannya, maka ia bisa berhasil mencetak gol ke gawangku", kata Yashin panjang lebar.
"Mas Ramang memang merupakan salah seorang legenda yang sangat berpengaruh di sepak bola negaraku. Jadi begitulah".

Skor 1-1 bertahan hingga babak kedua usai. Di babak extra time pun skor masih imbang sehingga akhirnya pertandingan terpaksa dilanjutkan dengan babak adu penalti.
"Pertandingan yang benar - benar sengit. Saking sengitnya, bahkan sampai masuk adu penalti", kata Huda kagum.
"Aaah iya, adu penalti. Sebuah babak dimana pesepakbola yang terkenal jago pun bisa kelihatan seperti pesepakbola amatir", kata Yashin.
"Memang. Selain itu di babak inilah banyak tercipta momen dramatis".

Babak adu penalti pun dimulai dan video menunjukkan momen dimana Cristiano Ronaldo mengeksekusi penalti paling pertama dan gol. Huda dan Yashin pun hanya menunjukkan reaksi biasa saja.
"Kalau Mas Ronaldo mah penalti seperti ini udah biasa buat dia", ujar Huda.
"Ya. Bahkan dia sampai dijuluki sebagai "Penaldo", karena kemampuannya dalam mencetak gol melalui titik putih", kata Yashin. Video adu penalti kemudian berlanjut ke eksekutor selanjutnya dari Persebaya yakni Supriadi. Huda dan Yashin agak tertegun ketika melihat kegagalan Supri dalam mengambil penalti, bukan karena bola tidak masuk melainkan karena pengambilannya yang kurang menguntungkan.
"Waduuuh, sampe kepeleset gitu. Yang sabar ya le, banyak - banyak kamu latihan lagi".
"Lagi - lagi momen terpeleset Mr. Terry di Champions League kembali terulang. Dejavu sekali".
"Meskipun agak tidak mengenakkan tetapi memang itulah kata yang tepat untuk menggambarkan nasib Supri disitu". Video kemudian mendekati akhir, dimana skor sudah 3-0 bagi keunggulan Juventus dan Dybala menjadi eksekutor penentu. Dybala berhasil mengeksekusi penalti dan Juventus pun melaju ke final, Huda dan Yashin pun hanya bertepuk tangan kecil dan memuji keberhasilan Juventus.
"Selamat, Juventus", kata Huda memuji.
"Mereka memang layak menuju ke final", kata Yashin sambil bertepuk tangan kecil. "Namun di semifinal ini pun sebenarnya Persebaya juga telah memberikan satu perlawanan yang cukup menyulitkan".

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang