Chapter 44

85 2 0
                                    

Paris, Prancis

"Ini ramen dan tehnya, Madame Historia", kata Ayame.
"Terima kasih, Madame Ayame". Historia mulai memakan ramennya. Di TV tersiar berita tentang menjelang final Piala Dunia 2022. Rupanya, Prancis akan melawan Kroasia.
"Waah momen bersejarah akan terulang lagi nih", kata Historia.
"Oui. Setahuku di Piala Dunia edisi sebelumnya Prancis menang 4-2 atas Kroasia", kata Ayame.
"Akan lebih bagus jika seperti itu, tetapi bedanya 4-0".
"Semoga saja itu benar - benar terjadi, Madame Historia". "Oui. Semoga saja, Madame Ayame".

Ayame lalu menunduk sedih. "Meskipun aku harap, Monsieur Naruto dan Madame Erza ada disini. Seandainya begitu, mereka pasti senang sekali mendengar timnas kita melaju ke final...".
"Semoga saja jasad mereka cepat ditemukan dan semoga saja ditemukannya dalam kondisi yang masih bernyawa", kata Historia. Ayame mengangguk dengan masih menunjukkan raut kesedihan.

Di lantai dua, para legenda Prancis tengah berbincang santai.
"Aku tak menyangka kalau finalnya itu akan mengulang piala dunia edisi sebelumnya", kata Henry.
"Yeah. Di tahun 2018 Prancis menang 4-2 atas Kroasia", kata Petit.
"Itu benar semuanya, aku tidak mengarang. Karena di pertemuan sebelumnya, timnas kita sempat dibobol dua gol oleh "The Blazers"", ujar Zidane. "Maka dari itu, untuk kali ini sudah saatnya tembok pertahanan Prancis dipertebal dan menjadi serapat barikade perang".
"Kau benar kapten. Dan Boruto lah yang akan menjadi pengatur barikade tersebut", kata Henry.
"Lagi - lagi mengandalkan taktik serangan balik. Jujur saja, ingin rasanya aku melihat Prancis berani menyerang lebih dulu. Namun ya sudahlah, taktik serangan balik nampaknya memang sudah lekat di DNA timnas Prancis sedari dulu", ujar Petit.
"Lagipula itulah yang membuat gaya sepakbola Prancis dikenal oleh persepakbolaan dunia, Monsieur Petit. Jadi jangan permasalahkan itu", kata Blanc.
"Baiklah Monsieur Blanc... baiklah".

"Namun aku penasaran, bagaimana jadinya jika timnas kita benar - benar sebagai juara nanti?", tanya Henry.
"Pastinya akan sangat memuaskan. Saking memuaskannya, sampai - sampai Pelatih Lemmere akan rela terbang jauh - jauh ke Qatar hanya untuk berterima kasih pada Monsieur Deschamp", kata Petit.
"Dan membuat Prancis berhasil mematahkan kutukan yang sudah bertahun - tahun berlangsung di Piala Dunia", lanjut Zidane. "Kalian tentu tahu kutukan yang kumaksud bukan?".
"Ah iya... setiap juara Piala Dunia edisi sebelumnya, pasti akan tampil sangat buruk di edisi berikutnya", kata Henry.
"Dan timnas kita pernah jadi korbannya pada Piala Dunia 20 tahun lalu. Tepatnya pada Piala Dunia 2002 di Korea-Jepang", kata Petit. "Kena kartu kuning dan dipermalukan Senegal dengan skor 1-0 di laga pembuka...".
"Aku yang kena kartu merah dan kita yang hanya bisa main imbang tanpa gol saat melawan Uruguay...", kata Henry.
"Serta kalah saat kita melawan Denmark dan itu semua karena aku cedera. Dulu peranku kan sangat sentral di skuad utama", ujar Zidane.

"Itu karena kau merupakan kapten kami, Monsieur Zidane. Jadi jangan heran kalau Prancis saat itu seperti ayam yang kehilangan induknya dan jadi kehilangan arah bermain", kata Henry.
"Namun apapun yang terjadi, kuharap penerus kita bisa membawa pulang trofi itu kembali ke Stade De France untuk kali kedua", kata Petit.
"Yeaaaaaaaah!". Teriak legenda lainnya dengan semangat.

Sementara itu di Qatar, Boruto sedang makan malam bersama rekan setimnya. Di meja makan sudah disediakan berbagai macam hidangan timur tengah.
"Enaaaaaak... tambah sambal lagi ah", kata Boruto. Boruto lalu menambahkan saus sambal ke kebabnya.
"Aduh Boruto, itu sudah banyak banget", kata Mbappe. "Nanti kau bisa bolak - balik ke toilet".
"Makin pedas makin manis, Monsieur Mbappe". Mbappe hanya bisa sweatdrop melihat Boruto yang asyik makan.
"Haaaaah tak kusangka finalnya akan seperti final Piala Dunia 2018", kata Lloris. "Waktu itu kita menang 4-2 atas Kroasia".
"Mudah - mudahan saja kita bisa cleansheet di final nanti", kata Mandanda.
"Tenang saja, selama aku masih bisa main maka gawang kita akan aman dattebasa", kata Boruto dengan nada percaya diri.
"Kau ini memang selalu bukan main percaya dirinya. Namun untuk kali ini, kumohon berhentilah meremehkan lawan, Boruto. Kroasia bukanlah lawan yang sembarangan", kata Mandanda.
"Monsieur Mandanda benar Boruto. Buktinya saja, gawangku bisa dibobol dua kali oleh para pemain mereka. Ditambah lagi. Sekarang mereka juga memiliki pemain yang menenangkan Ballon D'Or yaitu kapten mereka, Mr. Luka Modric", kata Lloris.
"Ternyata skuad timnas Kroasia dalam juga. Buktinya saja, kapten mereka merupakan pemain yang memenangkan Ballon D'Or. Monsieur Lloris dan Monsieur Mandanda benar, nampaknya kali ini aku sudah harus memperhitungkan mereka dattebasa", batin Boruto takjub.

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang