Chapter 31

107 2 0
                                    

"Akhirnya Ronaldo menghilangkan niat buruknya. Takut dijual", kata Eusebio.
"Baguslah kalau begitu", kata Cruyff.
"Ronaldo sekarang berharap Szczesny segera pergi dari Juventus dan digantikan dengan Boruto waktu terakhir kali aku mengunjunginya".
Cruyff menoleh ke Eusebio dengan tatapan antusias. "Ouh benarkah? Bagaimana ceritanya?".
"Akan kuceritakan sambil kita duduk, Herr Cruyff. Jadi, saat terakhir kali aku mengunjunginya..".

Flashback

Ronaldo begitu jengah karena blunder yang dilakukan oleh Szczesny membuat Juventus ditahan imbang oleh Inter di laga lanjutan Serie A.
"Sudah sepantasnya kau pergi dari Turin, Szczesny", gumam Ronaldo kesal. Tiba - tiba saja ada sesosok arwah muncul di hadapan Ronaldo. Sebenarnya adalah Eusebio.
"Senang bisa bertemu denganmu lagi, Ronaldo", sapa Eusebio.
"Huwaaaaa!". Ronaldo berteriak kaget sampai terloncat sedikit ke belakang ranjangnya. "Eeeh? Mr. Eusebio rupanya. Astagaa anda nyaris membuatku kena serangan jantung. Apa yang anda lakukan malam - malam begini di rumahku?".
"Yaah, hanya ingin mengunjungimu yang tengah kesal ini saja". "Iya nih Mr. Eusebio, aku lagi kesal sekali dengan salah satu rekanku, Mr. Szczesny".
"Memangnya ada masalah apa sehingga kau sangat kesal terhadapnya nak?". "Lagi - lagi dia melakukan blunder yang merugikan dan kali ini menyebabkan Juventus ditahan imbang oleh Inter di lanjutan Serie A", kata Ronaldo dengan nada kesal. "Ini sudah entah yang keberapa kalinya terjadi. Setiap saat, tidak di latihan... tidak di pertandingan aslinya, selalu saja melakukan blunder. Kalau sudah begini, mending dia dijual saja. Lagipula kami tidak butuh kiper macam dia di Turin", lanjutnya dengan nada jengah.

Eusebio menepuk bahu Ronaldo untuk mencoba menenangkannya. "Sudahlah Ronaldo... sudahlah nak".
"Gara - gara pertandingan tadi, aku jadi berharap agar Monsieur Boruto cepat-cepat datang ke Turin. Jujur saja menurutku ia lebih baik, daripada Szczesny yang sudah ketularan Karius secara menyeluruh".
"Ouh, jadi kau sudah tidak dendam lagi pada Monsieur Boruto?", tanya Eusebio.
"Tidak, Mr. Eusebio. Lagipula aku pernah membaca tentang masa lalunya di internet dan hatiku jadi teriris melihatnya. Karena ternyata, selama ini Monsieur Boruto belum mengetahui siapa kedua orang tua kandungnya, apalagi sekedar melihat wajahnya", kata Ronaldo sedih dengan kepala tertunduk. "Namun gara - gara itu aku jadi berikrar pada diriku kalau aku janji akan jadi rekan setim yang baik baginya dan menjadi sosok ayah yang dibutuhkannya, seandainya ia benar - benar main di Juventus nanti".
"Aku bangga padamu, Ronaldo. Itu baru namanya generasi penerusku".

Tubuh Eusebio mulai memudar.
"Sudah saatnya aku pergi, Ronaldo. Aku mohon bersabarlah. Aku yakin dalam waktu dekat Monsieur Boruto akan bermain di Juve", kata Eusebio. "Sekali lagi, aku bangga padamu karena kau sudah tidak termakan oleh dendam lagi. Adiós, Ronaldo". Eusebio kemudian menghilang.
"Adiós, Mr. Eusebio".

Flashback End

"Rupanya tidak hanya Buffon saja yang kesal dengan Szczesny", kata Cruyff.
"Kau benar bro", kata Eusebio.
"Namun aku juga tidak menyangka, kalau Mr. Ronaldo sampai berikrar akan menjadi sosok ayah bagi Boruto. Benar - benar membanggakan".
"Itu karena dia sudah membaca masa lalunya, jadi wajar saja Herr Cruyffl.
"Aah iya juga",

"Sepertinya pembicaraan kalian berdua menarik nih", ujar Maradona.
"Iya nih, jadi penasaran. Memangnya apa yang kalian berdua bicarakan Eusebio... Cruyff?", tanya Puskas sembari menatap mereka berdua bergiliran.
"Bukan apa - apa Puskas, hanya tentang Ronaldo yang sudah tidak dendam lagi dengan Monsieur Boruto", kata Eusebio.
"Dan berjanji akan menjadi sosok ayah bagi dirinya", lanjut Cruyff.
"Haaah, syukurlah kalau Ronaldo sudah sadar jika dendam itu tiada gunanya".
"Sehingga Madame Hinata tidak jadi menjatuhkan tulahnya kepadanya",
"Namun ngomong - ngomong soal Boruto, aku jadi penasaran. Bagaimana jadinya jika Mr. Buffon, Mr. Ronaldo dan Boruto berfoto bersama ya?".

"Mungkin para Juventini akan mengira kalau mereka adalah keluarga, yang terdiri dari ayah dan kedua anaknya yang sudah tumbuh besar. Dengan Ronaldo sebagai kakak dan Boruto sebagai adiknya, sementara Buffon adalah ayah mereka berdua", ujar Maradona.
"Atau mungkin mereka akan mengira kalau mereka melihat pasangan kakek dengan anak dan cucunya. Buffon sebagai kakeknya, Ronaldo sebagai anak, dan Boruto sebagai cucunya", kata Puskas membayangkan.
"Itu pun juga bisa. Mengingat Mr. Buffon memiliki jambang yang cukup tebal", kata Eusebio sembari tertawa kecil. Cruyff, Eusebio, Maradona, Puskas pun saling tertawa lepas akibat membayangkan bagaimana jadinya jika Buffon, Boruto dan Ronaldo berfoto bersama selama beberapa saat.

Sementara itu, skuad PSG sedang melakukan perjalanan ke kota Madrid menggunakan pesawat.
"Haaaah aku akan melawan mantan klubku. Tetapi aku sudah tak menaruh perasaan lagi pada mereka", gumam Ramos.
"Sementara itu di negara yang sama, tetapi di hari dan kota yang berbeda aku akan melawan mantan klubku", gumam Messi.
"Tak kusangka kita akan sama - sama menghadapi mantan klub yang pernah kita bela mati - matian tetapi pada akhirnya membuang kita seperti sampah...".
"Serta membuat kita akhirnya menjadi sahabat karena sederita".
"Kau benar Leo... kau benar. Namun Leo, aku minta maaf kalau dulu aku sering menyakitimu lewat tekel - tekel kasar dan berdarahku", ucap Ramos dengan nada menyesal.
"Tidak apa - apa Ramos, itu sudah lewat. Anggap saja itu sebagai kenang - kenangan saat kita masih bermusuhan dulu. Lagipula, sekarang kita sudah jadi rekanan bukan?".
"Iya juga sih". "Jadi sudahlah ya, kau tidak perlu mengingat saat - saat itu lagi. Yang terpenting sekarang adalah kita harus fokus pada laga melawan Real Madrid nanti".
Ramos mengangguk lalu melakukan fist bump bersama Messi.

"Kita akan kemana nih?", tanya Boruto.
"Kita akan ke kota Madrid. Besok kita akan bertanding di Santiago Bernabeu", kata Di Maria.
"Santiago Bernabeu? Bukannya itu merupakan kandangnya Real Madrid?". "Kau benar Boruto".
"Berarti kita akan melawan Real Madrid. Namun tunggu dulu, bukannya Real Madrid itu mantan klub anda juga, Monsieur Di Maria?", tanya Boruto dengan nada selidik.
0Kau benar lagi Boruto, itu memang mantan klubku. Malahan sebenarnya di pertandingan kita melawan Madrid nanti, bukan cuma aku saja yang akan reuni mantan dengan klub lamaku".
"Memangnya siapa lagi yang akan reuni mantan di laga itu?". "Yaah, seniormu sesama kiper yaitu Monsieur Navas dan senior terbarumu yaitu Señor Ramos".
"Wow, tiga pemain PSG sekaligus akan menjalani reuni dengan Real Madrid. Keren. Meskipun di sisi lainnya, aku yakin hal ini pasti akan mempengaruhi emosi kalian semua dattebasa".

"Kau salah Boruto, malahan kami tidak masalah kalau harus membantai klub itu lagi...", kata Di Maria datar.
"Dan melakukan selebrasi setiap kali berhasil mencetak gol ke gawang mereka", lanjut Navas.
Boruto sontak terkejut membelalalakkan mata. "K-Kenapa kalian t-tega mengatakan hal itu? Bukannya Real Madrid itu mantan klub kalian bertiga?".

"Biar kuberitahu alasannya, Boruto. Real Madrid itu memang terkenal sebagai klub bertabur pemain bintang dan selalu dijagokan dalam menenangkan kompetisi bergengsi di Eropa dan kancah internasional. Namun dibalik semua itu, Real Madrid memiliki satu kebiasaan buruk yaitu, Tidak. Menghargai. Para. Legendanya", kata Di Maria dengan penuh penekanan di kata "Tidak menghargai para legendanya". "Kebiasaan itu disebabkan karena ulah Presiden klubnya yaitu Senyor Florentino Perez. Dia hanya memandang para pemain Madrid dari sisi finansial semata. Para pemain disana dianggap berharga, hanya saat mereka berada dalam performa terbaik mereka. Giliran performanya sudah turun, klub malah mengucilkannya dan tidak menganggapnya sebagai legenda jika memutuskan pensiun di klub tersebut",

"Korban dari kebiasaan ini pun sudah banyak Boruto. Mulai dari seniorku sesama kiper yaitu Señor Casillas...", kata Navas.
"Dan beberapa pemain Real Madrid lainnya seperti Señor Hierro, Señor Raul, Mr. Ronaldo, dan yang paling baru adalah Señor Ramos", lanjut Di Maria.
"Jadi apakah itu berarti Señor Ramos memutuskan pindah ke PSG, karena dia merasa tidak dihargai disana?", tanya Boruto.
Ramos menyahut dari kursi belakang dengan nada marah. "Kau benar Boruto, aku hanyalah salah satu dari sekian banyak korbannya. Sejujurnya aku pun sudah muak mendengar nama klub itu dan ingin langsung membantainya sajaaa".
"Kau sudah dengar sendiri penuturan Señor Ramos tadi bukan?. Itulah alasan yang membuat kami bertiga begitu benci dengan Real Madrid. Meskipun kami pernah membela mereka dan membawanya menuju trofi - trofi bergengsi".
"Wow, aku tidak menyangka klub sebesar Real Madrid akan melakukan hal setega itu terhadap para legendanya dattebasa". "Begitulah Boruto, tetapi tentunya tak ada lagi yang bisa dilakukan".

TBC...

Duuuh Boruto harus membantu ketiga rekannya ini untuk balas dendam ke mantan klub mereka.
Akankah usahanya berhasil?

Vote and Comment, Please!

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang