Goalkeeper's Story

Chapter 83

Madeira, Portugal

"Haaaah senangnya bisa rehat dari hiruk pikuk kota Paris", kata Boruto. "Dan berada di tanah kelahiran Papa keduaku disini, di Madeira".
"Tempat ini memang punya banyak makna buatku, karena disini adalah kampung halamanku dan awal mula dari semuanya", ujar Ronaldo.
Sarada menoleh ke Ronaldo memastikan. "Benarkah itu, Mr. Ronaldo?".
"Kau benar, Sarada".
"Terima kasih sudah mengajakku kemari bersama Sarada-chan, Papa. Madeira benar - benar tempat yang indah dattebasa".
"Anggap saja ini sebagai pemenuhan janjiku karena kau berhasil menepis penaltiku saat semifinal Euro 2024 lalu".
"Heeeeh? Jadi kalian berdua menantang diri kalian?", tanya Sarada.
"Sebenarnya Papa yang mulai. Saat aku menceritakan bahwa Euro 2024 akan dimulai sebentar lagi dan bebanku untuk membawa Prancis kembali juara harus kutanggung, Papa malah dengan usilnya ingin beradu penalti denganku", kata Boruto. "Makanya itu aku memunculkan ide. Kalau aku gagal menepis tendangan penaltinya Papa Ronaldo, maka aku harus belajar menjadi seorang striker. Namun kalau aku berhasil, maka aku ingin dia mengajakku bersamamu dan Thiago ke Madeira".
"Dan singkat cerita dia berhasil menepis penaltiku. Lagi". Ronaldo lalu memasang wajah cemberut. "Begini ceritanya...".

Flashback

"Kita saksikan saudara - saudara, di babak kedua semifinal ini skor masih 2-1 untuk keunggulan Prancis. Namun Portugal memiliki kesempatan untuk menyamakan kedudukan mereka pada menit ke-60 ini, tepatnya melalui penalti yang akan dieksekusi oleh sang kapten "Seleccao" yakni Cristiano Ronaldo", kata komentator 1.
"Akankah eksekusi penalti dari striker Juventus ini mampu membawa Portugal menyamakan kedudukan!? Kita akan nantikan saudara - saudara", kata komentator 2.

PRIIIT!

"Ronaldo telah mengambil ancang - ancang, ia kemudian menembakkan bola ke sudut kanan gawang Boruto dan lagiiiii... penalti seorang "Penaldo" berhasil digagalkan oleh Boruto Reiss, saudara - saudara", kata komentator 1.
Boruto menggumam sambil memegang bola disebelah tangannya. "Remember your promise dattebasa, Papa".
Ronaldo hanya bisa pasrah dan lalu mengacungkan jempolnya sebelum kemudian berjalan menjauhi area penalti Ronaldo.
"Namun kali ini Boruto hanya tersenyum menyeringai kepada Ronaldo, sampai - sampai sang mega bintang Portugal ini pun kembali harus mengakui kehebatan seorang Boruto Armando Reiss yang notabene adalah rekan setimnya, saudara - saudara", kata komentator 1.
"Tertutuplah sudah peluang Portugal untuk menyamakan kedudukan, karena bola berhasil ditangkap dengan sempurna oleh Boruto... Armando Reiss", kata komentator 2.

Flashback End

"Begitulah ceritanya", kata Ronaldo.
"Boruto-kun makin hebat saja", kata Sarada. "Jadi makin cinta...", lanjutnya sembari menempelkan badannya pada Boruto sementara Ronaldo langsung menutup mata Thiago dengan kedua tangannya.
Boruto terkikik kecil melihat tingkah Sarada lalu berbisik. "Sarada-chan, Thiago ada disini nanti dia bisa lihat". Sarada sontak terkejut dan langsung melepaskan genggamannya dari tubuh Boruto sementara Ronaldo hanya geleng - geleng kepala.
"Sekarang ayo, kita akan pergi ke rumah masa kecilnya Papa dan menemui ibunya Papa, Maria Dolores Aveiro", ajak Ronaldo. Boruto mengangguk lalu mengikuti Ronaldo dan Thiago bersama dengan Sarada.

Boruto, Sarada, Ronaldo, dan Thiago pun akhirnya tiba di sebuah apartemen kecil setelah menyusuri jalanan kota Funchal, ibukotanya Kepulauan Madeira. Betapa terkejutnya Boruto dan Sarada melihat bahwa inilah rumah masa kecilnya Ronaldo.
"Kurasa ungkapan sesuatu yang besar dimulai dari hal yang kecil benar - benar nyata dattebasa", batin Sarada.
"Jadi ini rumah awalnya Papa Ronaldo? Ini benar - benar jauh berbeda dengan apa yang kulihat sebelum bermain dengannya di Juventus", ujar Boruto.
"Sebenarnya aku tidak terkejut, karena ayah dulu pernah mengajakku ke sini. Sedangkan kamarnya saja kecil dan ayah pernah cerita padaku kalau ia harus berbagi tempat tidur dengan 6 saudaranya", kata Thiago.