Chapter 84

67 3 0
                                    

Beberapa hari setelah pertandingan di SMP Nankatsu...

"Hihihihihi". Ishizaki tengah tertawa geli melihat sebuah meme.
"Baru datang sudah tertawa saja kau, memangnya apa ada hal yang membuatmu tertawa Ishizaki", kata Kisugi.
"Ini nih. Aku baru melihat meme Herr Reus gagal penalti, pokoknya lucu deh. Sebaiknya kau panggil yang lain", kata Ishizaki.
"Ya sudah", kata Kisugi sembari lalu memanggil rekan - rekannya yang lain.

"Ada apa memanggil kami, Ishizaki", tanya Izawa.
"Sebaiknya itu hal yang penting karena kalau tidak kami sebaiknya bubar saja", kata Takasugi. Taki mengangguk setuju dengan ucapan Kisugi.
"Hanya sebuah meme lucu tentang Herr Marco Reus yang gagal penalti di Euro 2020, kalian pasti suka", kata Ishizaki.
"Ya sudah. Kalau begitu mana videonya?".
"Ayo gabung bersamaku dan Kisugi sini". Mereka bertiga lalu mengambil posisi di samping Ishizaki.

.

.

.

"Ahahahahahahahah". Seluruh skuad Nankatsu tertawa ngakak.
"Kipernya di mata Herr Reus seperti Buffon saja", kata Izawa.
"Memenya dibuat berdasarkan penuturan Herr Reus yaitu "He's Just Like Gigi"", kata Ishizaki.
"Gigi? Gigi siapa yang kau maksud?", tanya Takasugi.
"Mungkin maksudnya adalah Mr. Gianluigi Buffon dari Juventus", kata seseorang. Seluruh skuad Nankatsu yang tengah menonton video sontak menoleh ke belakang dan menemukan Wakabayashi. "W-Wakabayashi?", kata mereka kerkejut.
Wakabayashi tertawa simpul terhadap kekagetan temannya. "Itu benar. Sebenarnya nama panggilan Gigi itu merupakan plesetan nama depannya Mr. Buffon yaitu Gianluigi. Makanya jangan heran kalau banyak fans sepak bola memanggil nama depan Mr. Buffon dengan sebutan Gigi", ujar Wakabayashi. "Lalu mana meme yang kalian maksud itu?".
"Ini". Ishizaki menyerahkan ponselnya pada Wakabayashi.

Wakabayashi pun lalu melihat meme kegagalan penalti Reuss daaaaaaan...

.

.

.

Wakabayashi langsung tertawa simpul, tetapi lama kelamaan dan secara bertahap akhirnya terbahak - bahak. "Ahahahahahaaaaah, ya ampun hentikan... hentikan... ya ampun, perutku jadi sakit". Wakabayashi ketawa ngakak kali ini sambil guling - guling.
"Benar - benar peristiwa yang langka", kata Ishizaki.
"Aa. Seorang Genzo Wakabayashi tertawa selepas itu", ujar Izawa.
"Itu benar - benar menakjubkan", ujar Kisugi sembari tak melepaskan pandangannya dari Wakabayashi yang masih tertawa.

Sementara itu, Roberto dan Tsubasa kembali ke Allianz Arena.
"Sekarang pertandingan apa nih Roberto?", tanya Tsubasa.
"Hari ini ada laga big match ulangan final Euro 2016, Prancis vs Portugal", kata Roberto.
"Aku tak menyangka kedua finalis 4 tahun lalu akan bertemu kembali, kalau ini mah namanya pertandingan fase grup rasa final".
"Kau benar Tsubasa".
Tsubasa lalu melihat ke momen coin toss kedua tim dan terkejut kagum. "Luar biasa, Monsieur Boruto dipercaya sebagai kapten melawan Mr. Ronaldo yang sudah lebih banyak pengalamannya".
"Sebenarnya fenomena kapten muda itu sudah umum di sepak bola zaman sekarang. Pelatihnya ingin mengujinya dulu, kalau misalnya dia berhasil membawa timnya menuju tiga poin kedua dalam jabatan kapten pertamanya maka bukan tidak mungkin dia akan dipercaya sebagai kapten untuk seterusnya", ujar Roberto.
"Hebat... umur segitu sudah membela timnas senior di ajang sebesar Piala Euro, aku saja masih sebatas tim sepak bola sekolahku. Kau benar - benar hebat, Monsieur Boruto", batin Tsubasa kagum.

Pertandingan babak pertama dimulai. Tsubasa melihat timnas Prancis yang mulai membangun serangan.
"Jika kau berhadapan dengan timnas Portugal. Berhati - hatilah dengan pemain Portugal berkepala plontos dan bernomor punggung tiga itu", kata Roberto.
"Pemain Portugal berkepala plontos nomor punggung 3?", tanya Tsubasa heran. "Hmm...". Tsubasa lalu mencari - cari orang yang dimaksud Roberto selama beberapa saat dan ketemu. "Mr. Pepe rupanya. Namun ada apa dengannya sehingga harus hati - hati, Roberto?".
"Karena dia merupakan seorang bek yang memiliki gaya permainan keras dan cenderung brutal. Siapa pun pemain lawan yang berani mengancam petak pertahanannya, maka dia takkan segan - segan menggunakan tekel kasar untuk menghentikannya", kata Roberto. "Saking kasarnya dia, bahkan sampai ada yang membuat istilah "Hati - hati ditekel Pepe"".
"Ya ampun, aku tak menduga dia sampai dijuluki begitu meskipun alasannya cukup kuat. Lalu selain dia siapa lagi, Roberto?".

"Pemain nomor punggung 11, 17, 21, 23, dan nomor 7", kata Roberto.
"Aku mengerti dengan yang nomor 7, karena pemain tersebut merupakan kapten sekaligus pemain paling berbahaya di timnas Portugal yaitu Mr. Ronaldo. Namun bagaimana dengan empat sisanya? Apa yang membuat mereka harus diwaspadai?", tanya Tsubasa.
"Yang bernomor punggung 11 namanya adalah Mr. Bruno Fernandes, dia berposisi sama sepertimu yaitu sebagai seorang gelandang dan menjadi jiwa dari permainan timnas Portugal dan juga klubnya yakni Man. United. Nomor 17, Mr. Gonzalo Guedes. Pemain klub Valencia, lagi - lagi berposisi sama denganmu yakni sebagai seorang gelandang. Namun bedanya dengan Mr. Bruno, dia merupakan gelandang ofensif alias suka menyerang. Lalu ke nomor 21, Mr. Diogo Jota. dia memang tidak sehebat Mr. Ronaldo sebagai seorang striker, tetapi dia mampu mencetak gol di saat - saat penting. Dan yang terakhir, nomor 23 yaitu Mr. Joao Felix. Striker muda klub Atletico Madrid. Meskipun masih muda, tetapi dia merupakan striker yang nyaris paket komplit meski lebih mengutamakan kelincahan dan kecepatan. Dan bersama Mr. Ronaldo, mereka berdua merupakan kombinasi mematikan di lini serang".
"Ternyata para pemain timnas Portugal berbakat semua, pantas saja mereka juara Euro 2016 dan difavoritkan kembali jadi juara di Euro 2020".

Di lapangan, Prancis sukses unggul akibat own goal dari Pepe. Beberapa menit setelahnya, Portugal mendapat peluang penalti. Sang kapten yang akan mengeksekusinya.
"Kumohon tepislah Monsieur Boruto...", gumam Tsubasa berharap.

Dan... Boruto sukses menepis tendangan penalti Ronaldo. Boruto lalu melontarkan kode "Tidak Semudah Itu" yang bikin Ronaldo kesal setengah mati sampai - sampai membuang ban kaptennya.
"Halauan yang bagus, Monsieur Boruto", ucap Tsubasa dengan nada senang simpul
"Benar - benar remaja yang hebat, bahkan seorang Cristiano Ronaldo saja yang penaltinya terkenal selalu masuk bisa ditepis", ujar Roberto. "Benar - benar remaja yang penuh kejutan. Sekarang coba tunjukkan padaku lebih, Monsieur Boruto".

Kembali ke lapangan, Prancis mendapat peluang penalti setelah Mbappe dilanggar oleh Pepe. Skor 2-0 bertahan hingga turun minum.
"Roberto, aku ingin tahu sistem pertandingan kejuaraan Euro itu", kata Tsubasa.
"Begini, Tsubasa. Kejuaraan Euro merupakan kejuaraan sepak bola yang hanya diikuti oleh negara - negara Eropa. Semuanya dimulai dari tahap kualifikasi di mana seluruh tim dari Eropa akan bertanding untuk memperebutkan 24 tempat di ajang utama. Setelah itu, 24 tim yang terpilih akan dibagi ke dalam 6 grup dengan juara, Runner up, dan 4 peringkat tiga terbaik melaju ke fase gugur. Dan setelah dari sana, semua pertandingan dilaksanakan sekali jalan hingga final", kata Roberto.
"Ternyata nyaris sama saja dengan kompetisi kejuaraan internasional benua - benua lainnya".
"Memang. Kecuali Copa America, karena hanya ada 10 tim saja yang berlaga di sana sehingga kualifikasi tak memungkinkan untuk dilakukan".
"Begitu rupanya".

Di babak kedua, terlihat Portugal mulai bermain lebih sabar. Tiba - tiba, Patricio nekat keluar sarang untuk membantu penyerangan. Particio kemudian melakukan shooting dan Boruto berhasil mengamankannya. Boruto lalu melakukan Drive Shoot ke gawang Patricio yang tidak dijaga. Patricio lalu berusaha untuk menyelamatkan gawangnya namun sayangnya bola tetap saja masuk.
"Niatnya mau meniru Herr Neuer tapi malah berujung apes", kata Roberto. Mendekati akhir, terlihat gawang Prancis terus menerus digempur oleh pemain Portugal. Namun sayangnya bolanya masih meleset.
"Kau hebat sekali Monsieur Boruto", kata Tsuabsa memuji.

TBC...

Vote and Comment, Please!

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang