Chapter 11

97 4 1
                                    

"Untung saja si Sterling kram. Jadi dia nggak akan mencelakai Boruto", kata Cruyff.
"Aku sudah tahu niat jahatnya. Makanya aku memberinya tulah", kata Hinata.
"Nampaknya pembicaraanmu dengan Madame Hinata menarik nih, memangnya ada apa?", tanya Maradona.
"Begini bro, Sterling baru saja kena tulah dari Madame Hinata karena ia ingin mencelakai anaknya, Boruto. Untungnya tidak jadi, karena Sterling akhirnya terkena kram".
"Mr. Sterling berani - beraninya ingin meremukkan lengan anakku agar tak bisa lagi menepis bola, hanya gara - gara dendam tendangannya selalu ditepis oleh anakku. Tentu sebagai seorang ibu aku harus melindunginya bukan!?", tanya Hinata dengan nada sedikit meninggi.
Maradona mengangguk setuju. "Si, responmu sudah tepat kok Madame Hinata. Lagipula aku tak percaya bisa - bisanya pemain kelas dunia seperti Sterling ingin mencelakai Boruto, hanya gara - gara hal sekecil itu saja. Intinya, main bola kok mau mencelakai orang? Dasar orang Inggris itu!", lanjutnya dengan nada ketus.
"Begitulah sebagian pemain sepakbola dari dulu hingga sekarang, Diego. Hanya menginginkan kemenangan, tanpa peduli cara dan konsekuensinya", kata Cruyff.
"Kaa-san akan selalu melindungimu nak, meskipun kau tak dapat melihat... apalagi merasakan kehadiran Kaa-san. Itu semua Kaa-san lakukan, karena kau adalah buah hati Kaa-san yang paling Kaa-san sayangi", batin Hinata sembari tersenyum penuh arti sembari melihat Boruto yang dengan giat menjaga gawangnya. "Ganbatte, Boruto. Menangkanlah pertandingan itu Kaa-san ya". Hinata tanpa sadar menitikkan air mata dan langsung diusap cepat.

"First question untuk pelatih Pochettino. Tim anda baru saja memenangkan leg kedua semifinal UEFA Champions League melawan Man. City, your thoughts about the game?", tanya wartawan 1.
"Pertandingan malam ini benar - benar pertandingan yang baik bagi skuad saya. Bagaimana tidak? Seluruh anak asuh saya berhasil memaksimalkan setiap kemampuan yang mereka miliki. Terutama kiper muda kami, Boruto Armando Reiss. Dia benar - benar kiper kami yang tangguh", kata Pochettino.
"Monsieur Silva, apakah anda memiliki pendapat yang sama dengan pelatih anda?", tanya wartawan 2.
"Kurang lebih, meski ada beberapa hal juga yang ingin saya tambahkan. Kami semua memang bermain sesuai harapan kami semua pada malam ini. Akan tetapi yang mengherankan saya adalah, mengapa Man. City seperti tidak berdaya di pertandingan ini? Padahal Man. City merupakan tim dengan skuad yang kuat dan taktik yang ampuh. Selain itu saya juga ingin menyampaikan permohonan maaf saya kepada Monsieur Ederson Moraes, yang pada match ini tangannya menjadi korban tendangan rekan saya, Kylian Mbappe. I would like to say my apologize to him and may you get well soon, Monsieur Ederson", kata Silva.

"Pelatih Pochettino, kami para wartawan baru saja mendapatkan kabar bahwa Chelsea memenangkan laga semifinal kontra Real Madrid, yang berarti tim kalian akan berhadapan dengannya di final. Apakah hal ini mengganggu anda, Monsieur Pochettino?", tanya wartawan 2.
"Tentu saja tidak. Meskipun Chelsea terbukti tim yang lebih kiat dan lebih berpengalaman ketimbang PSG dalam urusan menjuarai Champions League. Namun hal itu bukan berarti tim saya akan terjebak dalam bayang - bayang mereka", kata Pochettino.
"Last question, seberapa yakin anda bahwa tim anda akan mampu menjuarai Champions League 2021?", tanya wartawan 3.
"Saya yakin bahwa kami akan memenangkan Champions League tahun ini dan membuat sejarah, sebagai klub Prancis pertama yang berhasil menjuarai ajang sepak bola termegah se-Eropa ini. Meskipun tentunya, saya akan selalu mengingatkan kepada diri saya sendiri dan juga anak - anak asuh saya untuk tidak menganggap remeh setiap taktik yang akan dilancarkan oleh pemain "The Blues"". Pochettino mulai berdiri untuk menunjukkan keseriusannya. "Monsieur Tuchel, tim anda memang terbukti lebih memiliki kualiras dan pengalaman dalam urusan menjuarai UCL. Akan tetapi, PSG akan memenangkan Champions League tahun ini dan membuat sejarah bagi klub dan juga Prancis. Dan kalau misalnya kami kalah, kami takkan kalah tanpa perlawanan. Camkan itu baik - baik". Pochettino kemudian kembali duduk.
"Baiklah, terima kasih untuk waktunya, Mr. Pochettino dan Mr. Silva. Kami mewakili para media mengucapkan selamat atas keberhasilan tim anda tang melaju ke final dan semoga berhasil di final nanti", kata wartawan 3.
"Sama - sama". Silva dan Pochettino berduri dan beranjak dari Ruang Media Etihad Stadium dengan kilatan kamera yang tiada hentinya mengiringi mereka.

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang