Chapter 56

106 2 1
                                    

Malam harinya, Sarada mengalami mimpi aneh. Ia bermimpi berada di Istana Kepresidenan Prancis. Sarada masuk ke dalam dan melihat ada peti putih di sana. Di meja dekat peti itu ada penghargaan Trofi Piala Dunia, Piala Euro, Golden Boy Award, dan entah apa lagi.

Sarada lalu mendekati peti itu. Ia melihat ada sosok yang ia kenal berbaring di dalamnya.
"Tidak mungkin ini Boruto-kun. Tidak mungkin ini Boruto-kun", batin Sarada tidak terima sembari menatap wajah Boruto yang telah terbujur kaku. "Nee... Boruto-kun, ini kekasihmu Sarada-chan. Tolong jangan bermain - main denganku dengan cara seperti ini, buka matamu Boruto-kun... buka matamu". Sarada mulai menitikkan air mata karena baru sadar bahwa Boruto sudah benar - benar meninggal. "Boruto-kun kumohon bangunlah, jangan tinggalkan aku sendirian... hiks... kau kan sudah janji padaku kalau kau akan selalu di sisiku apa pun yang terjadi... hiks... kau jahat karena telah melanggar janjimu... hiks... kau jahat karena kau telah meninggalkanku Boruto-kun... hiks...".
"Sudahlah Sarada, Tuhan lebih menyayangi kekasihmu. Jadi relakan dia ya nak", kata seseorang.
Sarada sontak menoleh ke belakang dan menemukan Buffon. "Papa Buffon?". Sarada langsung memeluk Buffon sambil menangis. "Kekasihku, dia... dia sudah pergi... hiks... Papa. Padahal... hiks... dia sudah janji padaku kalau ia akan selalu ada di sisiku apa pun yang terjadi".
Buffon mengelus punggung Sarada menenangkan padahal tengah menangis juga karena kepergian Boruto. "Papa paham betapa sakitnya hatimu saat ini, Sarada. Namun hati Papa lebih sakit lagi, karena aku sudah kehilangan seseorang yang sudah kuanggap anak sendiri".
"Kau benar - benar jahat nak, tidakkah kau lihat betapa hancurnya hati Sarada ketika kau meninggalkannya. Padahal kau sudah janji akan selalu ada di sisinya apapun yang terjadi", batin Buffon sembari melihat wajah Boruto yang terbaring begitu tenang dan damai.

Ruangan itu kemudian didatangi oleh para pemain "Tim Ayam Jantan" dan klub yang pernah dibela oleh Boruto. Mbappe langsung bergegas menuju peti Boruto dan menangis di sisi petinya.
"Boruto, kenapa kau pergi meninggalkanku brooooo? Hiks", tangis Mbappe. "Padahal kita selalu sama - sama kalau sudah di PSG dan timnas Prancis. Kita juara sama - sama, kalah sama - sama, memenangkan trofi bergengsi bersama, memenangkan Piala Dunia bersama... hiks... tetapi kenapa kau meninggalkanku brooo? Kau itu sudah seperti sahabat karibku...". Mbappe lalu kembali menenggelamkan kepalanya ke sisi peti mati Boruto.
"Ikhlaskan Boruto pergi ya Mbappe, setidaknya sekarang dia sudah dapat bertemu dengan orang tua kandungnya di alam sana", kata Griezmann.
"Namun ini terlalu sakit, Griezmann... hiks... ini terlalu menyakitkanku kau tahuuu...".
"I know buddy, but your not the only one who suffers here because of his death", kata Griezmann sambil memeluk Mbappe.

"Orang tua kandung, apa maksud anda Monsieur Griezmann?", tanya Sarada.
"Begini gadis muda, Boruto merupakan anak yang dari kecil tidak pernah mengetahui siapa orang tua kandungnya. Maka tak mengherankan mengapa aku mengatakan kalau Boruto akan senang karena ia dapat berjumpa orang tua kandungnya", kata Griezmann panjang lebar.
"Benar apa yang dikatakan Monsieur Griezmann", kata Rabiot.
"Ternyata nasib kekasihku sepelik ini...", batin Sarada sedih.
"Boruto... hiks... kenapa kau pergi meninggalkanku naak? Tak tahukah kau kalau hatiku sangat sedih mendengar kematianmu?", tangis Messi. "Padahal baru saja aku ingin cerita kalau aku memenangkan Copa America untuk Argentina, tetapi kau keburu pergi...".
"Sudahlah Señor Messi, aku yakin dia pasti akan sangat bangga ketika mendengarmu menjuarai Copa America untuk timnas Argentina...", kata Neymar.
"Neymar benar bro...", kata Ramos.
"Nenek... Señor Maradona, aku harap kau menyambut Boruto di sana".

"Kenapa kau harus pergi meninggalkan pelatih, Borutooooo?", tangis Deschamp di pelukan Allegri dan Pochettino. "Kau itu anak didikku yang paling aku sayangi di antara yang lainnya. Itu semua tak lepas dari sifatmu yang bisa membedakan kapan harus tegas dan kapan harus santai selain karena kau sudah membantu Prancis juara Piala Dunia dua kali".
"Sudahlah Monsieur Deschamp. Relakan Boruto pergi ya. Kalau dia melihatmu seperti ini jiwanya takkan tenang", kata Allegri dan Pochettino bersamaan.
"Namun rasanya sulit menemukan penggantinya kalian tahu???". "Kami mengerti Monsieur Deschamp. Namun inilah takdir, mau tidak mau kita harus berlapang dada menerimanya".

Peti mati Boruto kemudian ditutup dan diselubungi bendera Prancis. Sarada lalu mengikuti para pemain mengantarkan peti mati Boruto. Peti mati Boruto lalu dibawa masuk ke dalam mobil jenazah dan dikawal ketat.

Sesampainya di pemakaman, peti mati Boruto langsung ditempatkan di liang yang sudah disiapkan dimana disana belum ada seorang pun yang dimakamkan. Presiden Macron pun memimpin upacara pemakaman tersebut.
"Para pelayat sekalian, hari ini kita berkumpul dalam keadaan duka karena hari ini kita baru saja kehilangan salah satu bakat hebat sepak bola Prancis, Monsieur Boruto Armando Reiss", kata Macron. Macron lalu membaca riwayat hidup Boruto.

Nama: Boruto Armando Reiss

Tempat/Tanggal Lahir: Paris, 30 Oktober XXXX

Wafat: 20 Oktober XXXX karena penyakit TBC

Klub: Juventus FC

Nomor Punggung: 1

Prestasi:

2 Piala Ligue 1 bersama Paris Saint-Germain.

2 UEFA Champions League bersama Paris Saint-Germain.

2 Coupe De France bersama Paris Saint-Germain.

1 Scudetto Supercoppa Italiana bersama Juventus

1 Scudetto Serie A bersama Juventus.

1 Scudetto Coppa Italia bersama Juventus

1 UEFA Champions League bersama Juventus.

1 UEFA Supercup bersama Juventus.

1 Golden Boy Awards bersama Juventus

1 Piala Dunia Antarklub bersama Juventus

1 Piala Euro bersama timnas Prancis dan

1 Piala Dunia bersama timnas Prancis.

"Meski Monsieur Boruto hari ini telah meninggalkan kita selamanya, kita tidak boleh melupakan jasa -jasanya. Marilah kita menundukkan ke pala kita untuk mengheningkan cipta. Hening cipta... mulai". Macron lalu menundukkan kepala untuk mengheningkan cipta diikuti pelayat lainnya.

Para penggali makam pun kemudian mulai menggali makam Boruto, 4 orang official Juventus lalu membentangkan bendera Prancis di keempat sudutnya dan mengangkatnya setinggi dada. Tangis Sarada semakin pecah ketika peti mati kekasihnya sudah memasuki liang lahat.
"Boruto-kuuuun... huhu... kenapa kau harus pergi meninggalkanku... kenapa kenapa kenapaaaaa?", tangis Sarada sembari memukul - mukul dada Buffon.
"Kumohon relakan Boruto ya, Madame Sarada. Nanti anakku semakin tersakiti di sana", kata Buffon sembari menenangkan Sarada.
"Tapi aku mencintainya Papaaaaaaa... hiks... aku mencintainya...".
"Aku mencintaimu Boruto-kuuuuuuun". Latar pemakaman berubah menjadi putih daaaan...

.

.

.

"Aku mencintaimu Boruto-kuuuuuun". Sarada terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke sekeliling dan menyadari semua itu hanya mimpi.
"Syukurlah itu hanya mimpi. Kukira aku akan kehilangan kekasihku untuk selamanya", batin Sarada lega. Sarada lalu kembali tidur.

TBC...

Vote and Comment, Please!

Goalkeeper's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang