26. Back

2.7K 463 91
                                    

"Terima kasih sudah menampungku selama 5 tahun di rumah ini ya" ujar (Name) dengan koper di tangannya dan ransel di punggungnya, serta kamera yang menggantung di lehernya.

"Ya, tak masalah" ujar Yuzuha singkat.

"Jangan merindukanku ya, Yuzuha" ujar (Name) dengan cengiran khasnya.

"Heh, seharusnya itu perkataanku. Palingan kau yang akan menangis disana karena merindukanku" balas Yuzuha.

"Itu tidak akan terjadi, blwee~ Hakkai, jaga kakakmu yang bawel itu ya" ujar (Name).

"Serahkan saja padaku" ujar Hakkai sambil tertawa.

"Enak saja. Palingan aku yang merawatmu" balas Yuzuha pada Hakkai.

"Aku gak akan kesini lagi, jadi jangan nangis ya, Yuzuha~" ujar (Name) dengan senyuman jahilnya.

Yuzuha sedikit tersentak mendengar ucapan (Name) itu, ia mencoba mengontrol ekspresinya sebaik mungkin.

"Heh, terserahmu saja" ujar Yuzuha lalu mengibaskan rambutnya dan berbalik lalu memasuki rumahnya.

(Name) mengintip dari luar untuk memastikan punggung gadis itu sudah tak nampak lagi.

"Apa benar kau tidak akan kesini lagi, Yuzuru?" tanya Hakkai dengan ekspresi kecewa yang nampak di wajahnya.

"Tentu saja aku bercanda" ujar (Name) sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Aku akan sering mengunjungi kalian di waktu luang ku. Sekali-kali aku juga akan menginap kok" lanjutnya sambil menyunggingkan senyum. Hakkai menghela napas lega mendengar itu.

"Jangan beritahu Yuzuha dulu ya~" celetuk (Name) dengan senyum lima jarinya.

✋✋✋✋✋

Tok tok tok

Krieett

"....."

"Tadaima, Ojii-chan" ujar (Name) kala melihat kakeknya itu membuka pintu untuknya. Kakeknya itu masih mematung dan terdiam membisu melihat (Name).

"Jii-chan, siapa yang― (NAME)!!" Emma langsung berlari dan menerjang (Name) hingga kedua gadis itu terjatuh.

"(Name)..?" gumam kakeknya.

"Iya, ini aku (Name). Masa' sama cucu sendiri lupa" ujar (Name) sambil mencoba untuk berdiri kembali.

Tpokk

"Itte!"

"Hm! Itu hukuman karena pergi dari latihan dojo selama 5 tahun! Mattaku, kau ini seperti Shinichiro saja" ujar kakeknya setelah memukul kepala (Name) dengan pedang bambu. Lalu pria tua itu berbalik.

"Yah, syukurlah kau selamat" ujar kakeknya lalu pergi memasuki ruangan.

"Ojii-chan sama sekali belum berubah ya. Suka sekali memukul kepalaku pakai pedang itu. Sakit tauk" Keluh (Name) sambil mengusap-usap kepalanya sendiri.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang