87. The Plan

1.2K 221 5
                                    

Seorang wanita berambut putih yang dikuncir itu duduk di tepi atap sebuah bangunan yang sudah terbengkalai lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita berambut putih yang dikuncir itu duduk di tepi atap sebuah bangunan yang sudah terbengkalai lama.

Matanya menatap kosong lurus ke depan. Entah bagaimana ia tahan dari suhu dingin ini hanya dengan memakai kaos tanpa lengan berwarna hitam yang menutupi tubuh bagian atasnya. Celananya pun hanyalah celana panjang berwarna hitam yang terbuat dari kain yang tidak tebal.

"Nandomo ao azadarake de namida wo... nagashite.. nagashite... Fuantei na kokoro wo kata ni.. azuke ai nagara... Kusarikitta baddo endo ni aragau..."

"Naze darou yorokobi yori mo kokochi yoi, itami zusshiri to hibiite..."

(Kenapa rasa sakit itu lebih terasa nyaman dibandingkan kebahagiaan?)

"Nuureta fuku ni.. shita uchi shinagara... Hareagatta kao wo miatte warau.. doshaburi no yoru ni... Chikatta Ribenji..."

Wanita itu bernyanyi dengan suara pelan dan lirih dengan sepuntung rokok yang masih berada di antara bibir atas dan bawahnya.

'Sudah setahun lamanya ya, Haruchiyo, Rindou' batin (Name) mengingat kedua laki-laki berambut ubur-ubur yang selalu saja berkelakuan konyol.

Tak bisa dipungkiri lagi kalau ia merindukan kedua lelaki itu. Terutama Sanzu yang selalu berada di sisinya dan menemaninya hampir setiap saat. Namun kini lelaki itu sudah tiada. Rasa kehilangan yang (Name) rasakan begitu kuat dan menyakitkan.

Wanita itu pun berdiri. Ia berbalik dan berjalan menuju pintu yang menghubungkan atap bangunan dengan lantai bangunan terbengkalai ini. Ia berjalan menuju sebuah lantai.

Sementara itu di sisi lain...

Tap tap tap

Suara langkah kaki yang tergesa-gesa serta nafas yang tidak beraturan memberitahukan kita bahwa pemilik suara langkah kaki itu sedang terburu-buru menuju suatu tempat.

'Kalau perkiraanku benar, pasti (Name)-chan pergi ke sana!' batin Takemichi sambil berlari.

"Marahilah aku ketika aku membuat kesalahan, pukullah aku jika aku keterlaluan"

"(Name)-chan..." lirih Takemichi kala mengingat perkataan wanita itu beberapa tahun yang lalu.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Arena Bowling

Hah .. Hah ... Hah ....

Takemichi berlari menapaki tangga di sebuah gedung yang sudah lama terbengkalai itu.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang