46. A Boy?

2.1K 353 22
                                    

Gila memang.

Menyuruh saudara sendiri untuk berpisah. Saudara kembar pulak, yang notabene akan serasa seperti berpisah dengan setengah jiwanya.

Tapi mau gimana?

Mikey tidak bisa menuruti permintaannya karena selama ini permintaannya membuat dirinya sendiri terluka. Sebenarnya ia tak peduli dengan apa yang terjadi pada dirinya. Namun ia tetap bisa merasakan perasaan lelaki itu. Karena itu kali ini ia tak boleh egois untuk memaksakan keinginannya.

Tentu saja semudah itu ferguso.

Siapa bilang (Name) akan menyerah?

Walau ia belum tau apa yang akan ia lakukan nanti, ia tetap tidak akan menyerah pada Mikey. Sekarang ia akan melihat-lihat situasinya dahulu.

Disinilah ia sekarang.

Di sebuah apartemen yang luasnya sangat pas untuk ia tinggal seorang diri. Awalnya ia ingin tinggal bersama ibunya Baji atau kembali ke rumah Shiba. Kalau tidak salah satu dari itu, ia berencana menyewa kamar di apartemen yang sama dengan Chifuyu.

Namun ia sadar kalau ia tidak boleh membahayakan orang-orang di sekitarnya. Ia tak boleh dekat-dekat dengan mereka dengan identitasnya yang sekarang. Karena itu...,

➹➹➹➹➹➹➹

Bunga sakura bermekaran menandakan musim semi telah melanda pribumi Jepang. Angin sepoi-sepoi menyapu wajah setiap insan yang berjalan menuju suatu tempat di pagi hari yang cerah ini.

Bulan April adalah awal dari semester baru dan sekolah baru untuk beberapa siswa. Begitu pula dengan Mitsuya yang sedang berjalan menuju sekolah barunya.

Pria itu berencana menunggu seseorang di depan gerbang sekolah. Namun ia tak kunjung melihat sosok tersebut.

Lalu ia melihat seorang lelaki berambut hitam pendek dengan wajah yang sangat rupawan. Lelaki itu terlihat ganteng, cantik, dingin, dan manis di saat yang bersamaan.

Tubuhnya yang pendek tetapi tetap nampak ideal dengan punggung tegapnya. Ia berjalan nampak acuh dengan satu tangan yang memegang tali tas hingga benda balok lunak itu bersandar di punggungnya dan tangan yang satunya lagi ia masukkan di dalam saku celananya. Atensi semua orang terpaku pada dirinya.

Lalu lelaki itu berhenti tepat di samping gerbang, di dekat Mitsuya berdiri. Lalu ia menoleh pada lelaki berambut lilac itu.

"Apa yang kau lakukan disini? Upacara akan segera dimulai. Cepatlah masuk" ujar lelaki tersebut pada Mitsuya dengan suara yang rendah.

Mitsuya tergagap mengiyakan ucapan sang lelaki yang mengajaknya bicara itu. Ia pun memasuki sekolah sambil berjalan berdampingan dengan lelaki itu. Sesekali ia curi-curi pandang pada lelaki di sampingnya.

Sempurna. Hanya satu kata itu yang muncul di benak Mitsuya kala melihat lelaki tersebut.

Wajah yang mulus bak porselen dengan warna kulit putih pucat. Bibirnya yang pink itu terlihat menggoda untuk dihisap. Rambutnya yang berwarna hitam itu nampak sangat halus jika dipegang. Yang paling memikat dari semua itu ialah matanya. Mata onyx itu membuat siapapun dapat terhipnotis oleh pesonanya. Ditambah lagi bulu mata yang lentik menambah keindahan wajahnya.

Mitsuya ingin angkat bicara dan berkenalan dengannya. Namun ia merasa kalau tindakannya itu tidak tepat.

Wait....

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang