80. Break Up

1.4K 262 58
                                    

Sebelum masuk ke cerita, saia mohon baca ini dulu bentar.

Soalnya uthor liat di chapter sebelumnya pada komen, "moga chiyo selamat" atau "semoga sempat"😅

Nah, maksud dari batin nem yang "Kumohon, semoga sempat" itu bukan merujuk ke keselamatan Sanzu.😅

Sebelumnya kan Erwin bilang kalau 5 ribu pasukannya nyerbu markas Bonten. Nah, jadi maksud "Semoga sempat"-nya nem itu merujuk ke keselamatan petinggi Bonten *smirk*

Kazuha : Oh, jadi maksudmu "Sanzu udah mati, ga usah ngarep lagi" Gitu?

Frontal sekali anda😇

___________________________________________

'Kumohon, semoga sempat'

.

.

.

(Name) mengebut mati-matian. Waktu tempuh yang seharusnya memakan waktu 5 jam menjadi 40 menit saja. Bahkan ia sempat naik di atas Shinkansen untuk mempercepat kelajuan motornya.

Begitu sampai di mansionnya, (Name) melihat tubuh orang-orang bersenjata yang tergeletak di mana-mana. Bukan itu saja, bawahannya, yakni anggota Bonten juga berada di mana-mana.

(Name) bergegas masuk ke dalam mansion untuk mengecek keadaan para Petinggi Bonten. Ia berlari sambil menggendong tubuh Sanzu yang sudah tidak bernyawa di punggungnya.

Pupil mata kirinya melebar kala melihat situasi di dalam mansionnya. Mayat-mayat bergeletakan di mana-mana. (Name) menghampiri Kakucho dan yang lainnya yang berada tak jauh dari tempat ia berdiri.

"Apa kalian baik-baik saja?" tanya (Name).

Mereka menoleh dan terkejut mendapati kondisi (Name) saat ini. Tak pernah sekali wanita itu terkena darah ketika mengerjakan misinya. Namun kali ini, seluruh tubuhnya penuh dengan darah. Bukan itu saja, mata kanan bermanik onyx menawan milik wanita itu juga hilang.

"(Name)..." lirih Kakucho sambil melihat ke arah lain. (Name) mengikuti arah pandang Kakucho.

Deg!

Tubuhnya terasa sangat kaku kala melihat sosok Ran yang menangis dan merengkuh mayat adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya terasa sangat kaku kala melihat sosok Ran yang menangis dan merengkuh mayat adiknya. Dari keenam pria yang menetap di mansion ini, kelimanya penuh luka, dan satunya mati.

 Dari keenam pria yang menetap di mansion ini, kelimanya penuh luka, dan satunya mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang