72. Flowers

1.5K 290 8
                                    

11 Juni

Sebelumnya (Name) sudah bilang kalau dia akan pulang demi awal dari yang lain. Sanzu bersikeras untuk ikut bersamanya. Tapi (Name) menyuruhnya untuk bermain dengan yang lain di China.

Selama liburan di China, (Name)-lah yang memotret setiap momen mereka. Karena hari ini ia pulang, ia mempercayakan kameranya pada Sanzu sebagai jaminan.

(Name) melakukan perjalanan seorang diri dari China ke Jepang. Dengan helikopter pribadi tentunya. Diperkirakan, ia sampai di mansion pada malam hari.

Begitu sampai di mansion, ia langsung menaruh kembali barang-batangnya. Setelah itu ia langsung pergi ke luar. Buat jalan-jalan sebentar.

(Name) pergi keluar tanpa penyamaran. Ia pergi apa adanya. Dengan rambut merah yang dikepang dari tengkuk sampai ujung rambut, softlens berwarna kuning, serta seragam dan jas yang masih melekat di tubuhnya.

Ia pergi ke daerah Roppongi.

Roppongi dikenal sebagai tempat dugem. Banyak bar dan klub-klub malam yang mewah disana. Pantas saja Haitani Kyoudai betah tinggal disana.

Eits, jangan pikir (Name) akan mel*nt*. Siapa perempuan waras yang sudi tubuhnya digerayangi oleh lelaki yang tidak memiliki hubungan apapun?

(Name) memang sudah tidak waras, tetapi dia tetap tidak sudi untuk melakukan hal itu.

Justru ia datang ke Roppongi untuk mencari pelayan mansion. Mansion Bonten itu sangat besar dan membutuhkan pelayan-pelayan terpercaya agar informasi organisasi tidak bocor.

Pelayan-pelayan yang ada di mansion Bonten saat ini adalah perempuan-perempuan yang kekurangan finansial, dan tidak memiliki keluarga ataupun kerabat. Perempuan-perempuan itu telah diselamatkan (Name) dari pelecehan yang dilakukan lelaki hidung belang.

Jika perempuan itu tidak menolak permintaan lelaki, (Name) bodoamat. Tapi kalau perempuan itu menolak keras sampai dipaksa, (Name) akan memungutnya.

Tidak terlalu aman juga sebenarnya kalau para perempuan itu tinggal di mansion Bonten. Apalagi para pria disana kadang setengah sadar dalam keadaan mabuk, ataupun berada di bawah pengaruh obat. Ran, contohnya. Yah, tempo hari yang lalu pria itu sudah diberi hukuman oleh (Name) karena menyerang salah satu pelayan mansion.

Tapi itu lebih baik daripada dibiarkan di tempat-tempat seperti ini. Apalagi mereka digaji besar oleh Koko ketika bekerja di mansion.

(Name) berjalan di gang-gang sepi, mengintai tempat-tempat mainstream seperti itu.

Ia berhenti di balik dinding kala mendengar sesuatu.

"Hmpshh~ Unh~ faster baby~"

Pass (lewati).

(Name) merasa geli mendengar suara desahan itu. Ia tak perlu melihat apa yang mereka lakukan. Begitu mendengar suara itu, (Name) langsung pergi mencari target lainnya.

"Ahh~ ***** ** ** ***~"

Pass.

Oh, kenapa banyak sekali para wanita yang tidak peduli dengan harga diri dan kehormatan mereka? Walaupun tidak kuat secara fisik, setidaknya ada perlawanan secara verbal.

(Name) sampai bosan mendengar suara-suara laknat itu. Apa tidak usah saja? Tapi nanti para pelayan yang bekerja di mansion Bonten bisa kewalahan membersihkan mansion yang gedenya kayak stadion.

Begitu mendengar sebuah suara lagi, (Name) berhenti dan menguping sumber suara.

"Cewek~ main sama kita dong~"

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang