Keesokan harinya...
Kelima wanita yang khawatir dengan keadaan (Name) itu pergi ke rumah pengantin baru tersebut untuk memeriksa keadaan sahabat mereka.
Emma menempelkan telinganya pada pintu untuk memeriksa apakah mereka sudah selesai atau belum.
Setelah memastikan tidak ada suara aneh(?), Emma pun mengetuk pintu rumah tersebut.
Tak lama kemudian, pria berambut lilac yang memakai apron orange muncul dari balik pintu tersebut.
"Y-Yo, Mitsuya.. Dimana Emi?" tanya Emma yang sedikit gugup.
Mendengar namanya dipanggil, wanita berambut hitam yang berada di rumah tersebut pergi ke pintu depan dengan kursi roda.
"(Name), sudah kubilang biar aku yang mendorongkannya untukmu. Jangan memaksakan diri" ujar Mitsuya yang langsung mendorongkan kursi roda tersebut begitu melihat istrinya berusaha menghampiri para sahabatnya.
Para wanita itu terkejut melihat pipi (Name) yang memiliki bekas kemerah-merahan.
"Salah siapa coba?" balas (Name) sambil memalingkan wajahnya yang memerah.
"Maaf, maaf. Jangan marah ya" ucap Mitsuya sambil mengecup pipi (Name) yang membuat wajah wanita itu makin memerah.
"Kutitip bentar (Name) pada kalian. Aku mau bersih-bersih kamar dulu" ujar Mitsuya sebelum pergi ke kamar.
"Y-Ya, terserahmu" ujar Yuzuha sambil tersenyum canggung.
Kelima wanita itu pun duduk di sofa, sementara (Name) masih duduk di kursi roda karena dia masih tidak bisa bergerak.
"Jadi... Berapa lama?" tanya Yuzuha.
"Kalau gak salah ... Lebih dari 12 jam.. Soalnya baru selesai 30 menit yang lalu" cicit (Name) yang masih bisa didengar mereka.
Mendengar itu langsung membuat mereka melotot dan spontan menengok ke arah jam dinding.
10.30
"Gila.. Setengah hari?" tanya Senju. Bahkan Akane sampai menutup mulutnya gara-gara terkejut. Hina sudah hampir pingsan mendengar itu.
"Berarti, kau belum tidur sama sekali?" tanya Yuzuha. (Name) mengangguk lemas.
"Berapa kali?" tanya Emma. Gara-gara ritual itu, (Name) langsung paham apa yang dimaksud oleh Emma.
"T-Tujuh puluh kali... Mungkin?" cicit (Name) yang bahkan tak ingat sudah berapa kali.
Brak!
"Hina-chan, bertahanlah!" seru Akane pada Hina yang pingsan sejenak.
Yuzuha dan Emma tiba-tiba mendekati (Name) dan memeriksa tubuh wanita yang hanya memakai baju handuk tersebut. Sambil menghalangi pandangan Senju tentunya.
Kedua wanita itu terbelalak begitu melihat begitu banyak bercak kemerahan yang memenuhi tubuh wanita itu. Tak heran kalau sampai lebih dari setengah hari.
Kedua wanita itu pun kembali duduk ke tempat duduk mereka setelah menutup kembali tubuh wanita itu.
"Dasar si Mitsuya itu. Apa dia tidak melihat pesan yang kukirimkan padanya?" umpat Yuzuha kesal.
"Punten, mohon maap. Namaku juga Mitsuya" ujar (Name) yang sudah berganti marga.
"Ah, maaf. Maksudku si suamimu itu"
"Kau juga mengirim pesan padanya, Yuzuha?" tanya Emma.
"Juga??"
Yap, mereka berlima mengirim pesan pada Mitsuya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]
Fanfiction"Kau bisa panggil aku Emilia saja, dengan begitu kau tidak akan merasa kesepian kan?" "Sekarang, namamu adalah Shiba Yuzuru. Ingat itu" Sano (Name), saudara kembar tak seiras dari Sano Manjirou ini terlibat dalam kehidupan yang rumit. Valhalla arc✅ ...