73. Lunch

1.4K 283 36
                                    

19 Juni 2019

Hari ini adalah hari pembentukan Toman, dan hari ini juga para petinggi Bonten kembali ke Jepang. Diperkirakan, mereka akan sampai nanti siang.

"(Name)-sama, anda mau pergi kemana di pagi-pagi seperti ini?" tanya Akiba kala melihat (Name) yang berseragam lengkap.

"Tempat pemakaman" jawab (Name) singkat lalu berjalan ke arah pintu hingga akhirnya keluar dari mansion tersebut.

Padahal baru saja minggu lalu dia pergi ke tempat pemakaman, tapi hari ini dia tetap pergi juga. Entah berapa kali ia berkunjung dalam satu tahun. Tapi dalam hatinya ia tak pernah merasa bahwa itu membosankan ataupun bikin lelah.

Selain itu, para polisi tidak mengetahui bagaimana rupa dirinya. Jadinya dia selalu lepas dari pengawasan. Sempat ia dicurigai, namun para polisi langsung menepis kecurigaan itu kala melihatnya sering berdoa di depan makam.

Pasti mereka berpikir, “Tidak ada pembunuh ataupun kriminal yang rajin berdoa di makam seperti itu”.

Dan pagi hari ini pun, (Name) pergi dan pulang tanpa ada masalah.

༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Jarum jam menunjukkan pukul 12 siang. Tak lama lagi para petinggi Bonten akan sampai ke mansion.

Kruyuuk~

(Name) menengok ke arah sumber suara tersebut, perutnya. Benar juga, ia belum makan sedari tadi pagi. Seketika terlintas sesuatu di dalam kepalanya. Ia pun pergi ke dapur.

Dapur

(Name) membuka pintu dapur dan memasuki ruang penuh bau bahan-bahan tersebut. Ya, bahan-bahannya saja. Tidak ada satupun makanan yang siap disajikan. Bahkan kompor pun tidak menyala.

Karena hari ini para petinggi Bonten datang, (Name) menyuruh pelayan-pelayan mansion ini untuk membersihkan mansion secara massal dan harus selesai sebelum jam 1 siang.

Selain itu, mansion ini sangat besar. Belum lagi tanaman perdu yang harus dipangkas di taman mansion. Pantas saja tidak ada yang bisa stand by di dapur.

(Name) sudah tau ini akan terjadi. Ia pun melepaskan jasnya dan menggantungkannya di gantungan baju yang terletak di pojok ruangan. Lalu melipat lengan kemejanya sampai atas siku. Kemudian ia mengikat rambutnya dengan gaya kuncir kuda.

Para pria itu kemungkinan sampai di mansion ketika waktu jam makan siang. Para pelayan pun sepertinya tidak sempat untuk memasak porsi untuk semuanya.

Ini adalah pertama kalinya bagi (Name) menyentuh alat dapur setelah 8 tahun lamanya. Tapi, jangan pikir dia akan kaku ketika memasak. Justru sebaliknya, dia sangat lihai. Terutama ketika menggunakan pisau. Potongannya sangat sempurna.

01.00

Sebelumnya Koko sudah bilang kalau mereka akan datang jam 1 lewat 30 menit. Jadi, waktu (Name) yang tersisa adalah 30 menit. Udah kayak master chef aja pake waktu segala.

Di saat itu, seorang pelayan membuka pintu dapur. Tentu saja (Name) mendengar suara pintu berderit itu. Tapi ia tetap memfokuskan diri dengan masakannya.

Selanjutnya, ia bisa mendengar beberapa suara langkah kaki dari orang yang berbeda. Dan sama, suara itu berhenti tepat di ambang pintu.

"(N-Name)-sama memasak.."

"Cantik sekali!~"

"Kenapa kita berdiri saja? Seharusnya itu tugas kita! Ayo bantu (Name)-sama!"

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang