"Suki da" ujar Rindou.
Etdah ni anak satu. Baru aja bangun tidur langsung main kokuhaku aja.
"Ha? Kau bilang apa?" tanya (Name) dengan suara parau ala bangun tidur.
Sebenarnya, setelah minum tadi, tanpa sengaja (Name) tertidur. Bukan karena Rindou memasukkan sesuatu ke dalam minumannya, entah terdapat sesuatu yang membuatnya tak sengaja tertidur. Ia merasa sedikit nyaman.., mungkin? Eh jangan gila. Tentunya ia hanya ingin mengalihkan rasa laparnya saja.
Dan selama waktu itu, Rindou terus berada di sana. Selain itu, Sanzu juga masuk ruangan itu juga. Pria itu melepaskan sebagian lakbannya gara-gara tadi Ran mengeluh padanya.
Setelah Sanzu keluar, tersisalah Rindou dan (Name) saja dalam ruangan tersebut. Pria itu berbaring di samping kanannya dan menatap wajahnya yang sangat damai saat tertidur.
Lalu pria itu mengucapkan kata-kata manis dengan gamblang begitu gadis itu membuka mata dan tak sengaja menoleh ke kanan.
"Kau bilang apa tadi?" tanya (Name) lagi karena tadi ia tak terlalu jelas mendengar apa yang pria itu katakan.
"Aku menyu―"
"Gajadi deng. Untuk apa aku kepo" ujar (Name) memotong ucapan Rindou dan menatap langit-langit plafon di atasnya.
Rindou mendengus geli melihat tingkahnya. Ia menangkup sisi kiri kepala gadis itu, lalu menolehkan kepala gadis itu sehingga mereka saling bertatapan.
"Aku menyukaimu" ujar Rindou sambil tersenyum manis. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke arah (Name).
(Name) langsung menyembunyikan dagunya agar dahinya bertubrukan dengan dahi Rindou hingga pria itu tak bisa memajukan wajahnya lagi.
"Omong kosong. Aku membencimu" ujar (Name). Lagi-lagi Rindou mendengus geli mendengar itu.
Pria itu bangun dan duduk di pinggir kasur.
"Aku serius. Aku ingin mengatakan itu sebelum kau dipenggal oleh Izana" ujar Rindou.
"Dipenggal?" bingung (Name). Rindou berdehem mengiyakan.
'Bukannya aku akan mati 12 tahun ke depan?' batin (Name).
"Kurasa itu takkan terjadi" ujar (Name) dengan wajah yang sangat datar.
Rindou menatap wajah datar gadis itu, "Kenapa kau selalu membuat wajah seperti itu? Saat kita bertemu di Roppongi, kau banyak tersenyum" ujarnya.
"Untuk apa aku tersenyum sekarang?" tanya (Name) lalu menghela napas.
Rindou terdiam sejenak lalu bergumam pelan, "Padahal kau terlihat lebih manis ketika tersenyum"
Krik krik
Seketika terciptalah suasana hening di antara mereka.
Rindou pun berdiri, "Bersiaplah. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan Toman" ujar Rindou lalu pergi ke luar.
"Bersiap untuk apa? Aku bukan sekutu kalian" gumam (Name) begitu lelaki itu pergi dari ruangan tempat ia berada.
Karena ia merasa lakban yang melilit tubuhnya itu berkurang, ia pun mencoba untuk duduk. Dan ia bisa melakukannya. Ia pun mencoba untuk turun dari kasur. Sedikit susah, ia hanya bisa meloncat seperti pocong. Ia tak bisa melakukan hal lain selain itu. Tangannya masih dibuat bersidekap di depan dada.
"Sate sate sate~ Bagaimana caranya agar aku bisa lepas dari lakban menyebalkan ini?" gumam (Name) sambil berpikir.
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]
Fiksi Penggemar"Kau bisa panggil aku Emilia saja, dengan begitu kau tidak akan merasa kesepian kan?" "Sekarang, namamu adalah Shiba Yuzuru. Ingat itu" Sano (Name), saudara kembar tak seiras dari Sano Manjirou ini terlibat dalam kehidupan yang rumit. Valhalla arc✅ ...