Seorang gadis berpenampilan menyerupai lelaki tengah duduk sendirian di dalam salah satu kapsul bianglala.
Awalnya ia pulang ke rumahnya. Namun karena tidak bisa tidur, ia pun mencari hiburan dan akhirnya pergi ke tempat ini. Jubah yang belum lama ini ia terima juga telah ia simpan di rumahnya.
"Munagura wo tsukamarete~ Kyouretsu na panchi wo~ Kuratte yorokete~ Kata wo narabete uzukumatta~"
Dirinya bersenandung ria kala memikirkan hal yang membuatnya dilema dari beberapa hari yang lalu, sambil menikmati pemandangan Kanto di malam hari dari atas bianglala yang berputar berlawanan dengan arah jarum jam.
"Yohudouri no ame ni~ Omae wa niyaakete~ Kizuguchi ga kirei ni naru nante uso wo tsuku~ Itsumo―"
Di saat itu juga, tiba-tiba hujan turun membasahi bumi dan seisinya.
DOR!
DOR!
"KYAAAA!!"
Tap tap tap tap tap
(Name) yang sedang berada di titik tertinggi bianglala itu tidak bisa mendengar seruan orang-orang yang panik dan berlarian dikarenakan adanya suara pistol.
Kaca luar kapsul bianglala yang ia tempati sudah terbasahi oleh air hujan. Suhu di sekitarnya mulai menurun, memberikan kedinginan yang menyentuh langsung kulit sang gadis.
"Hujannya cukup deras.." gumamnya sambil melihat ke arah luar.
'Kenapa aku merasakan firasat buruk dengan malam ini?' lanjutnya dalam hati.
Dirinya yang sedang melihat kearah luar itu kebingungan kala tidak melihat seorangpun di taman bermain dari atas sana. Ia pun merasakan sesuatu yang janggal tengah terjadi.
DOR!
DOR!
DOR!
'Pistol?! Apa aku salah dengar? Tapi.., itu tidak mungkin. Aku cukup jelas mendengar suara itu. Apa yang terjadi di luar sana?' batin (Name) gelisah.
Merasakan firasat buruk yang menggerogoti hati dan pikirannya, ia pun berinisiatif untuk kabur dari kapsul bianglala ini.
Brak!
Ia menjebol pintu kapsul bianglala dengan satu kali tendangan. (Name) menengok ke bawah. Ia menatap tanah dari ketinggian yang sangat tinggi.
Tidak tahan akan kegelisahan yang menyelimutinya, ia pun memutuskan untuk keluar dari kapsul bianglala tersebut.
Gadis itu bergelantungan pada besi bianglala yang licin akibat terkena air hujan. Hampir saja kepalanya terhantuk besi. Ia harus berterima kasih dengan refleknya yang cepat sehingga nyawanya masih terselamatkan.
Ia pun bergelantungan dengan hati-hati dan akhirnya sampai di bawah. Lalu ia pergi berlari mencari seseorang untuk ia tanyai terkait suara yang ia dengar tersebut.
"Apa ... ini?"
Pupilnya melebar kala melihat lelaki jangkung yang sering menghabiskan waktu dengannya itu kini terbaring di atas tanah yang basah karena air hujan, dengan tubuhnya yang terkena tiga tembakan pistol.
"(Name)-chan..." lirih Takemichi.
(Name) menggelengkan kepalanya dengan cepat. Menyadarkan dirinya sendiri kalau ia tak boleh hanya berdiri dan terdiam di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]
Fanfiction"Kau bisa panggil aku Emilia saja, dengan begitu kau tidak akan merasa kesepian kan?" "Sekarang, namamu adalah Shiba Yuzuru. Ingat itu" Sano (Name), saudara kembar tak seiras dari Sano Manjirou ini terlibat dalam kehidupan yang rumit. Valhalla arc✅ ...