70. Door

1.7K 299 43
                                    

"Yang tidak cocok dengan Bonten harus mati!!" seru Sanzu setelah menelan pil berupa sabu.

(Name) yang duduk di atas meja sambil memakan taiyaki kacang merah. Tidak tertarik dengan ketiga pengkhianat Bonten yang sebentar lagi akan pindah alam.

DOR! DOR! DOR!

"Huft, akhirnya selesai" ujar (Name).

Ia lega karena masalah para pengkhianat itu sudah dibereskan oleh Sanzu. Sebenarnya dia tidak ingin ikut melihat eksekusi ini karena merasa sedikit pusing dan tidak enak badan.

(Name) turun dari atas meja. Tiba-tiba ia merasa kepalanya berat dan akhirnya limbung ke depan. Agar tidak jatuh, ia mencengkram pakaian Kakucho yang saat itu berdiri di dekatnya.

"(Name)? Ada apa?" tanya Kakucho bingung.

"Tidak ada" ujar (Name) singkat sambil menghela napas. Wajahnya nampak memerah.

Merasa aneh dengan gelagat pemimpinnya, Kakucho menempelkan punggung tangannya pada dahi (Name) tanpa izin.

"Hoi kisama! Kau ingin kepalamu berlubang seperti mereka?!" seru Sanzu galak.

Tidak mengindahkan ucapan Sanzu, Kakucho malah terkejut dengan suhu tubuh (Name) yang rasanya cukup tinggi.

"(Name), kau demam!" seru Kakucho khawatir.

"Aku nggak― uhuk uhuk!" Gadis itu terbatuk keras. Sepertinya ia demam karena ia menenggelamkan diri di bath up gara-gara ulah Ran sebelumnya.

"(Name)!" seru Sanzu panik lalu langsung menghampirinya.

Kakucho menggendong tubuh (Name) ala bridal style tanpa memperdulikan Sanzu yang protes.

"Peraturan Bonten nomor 1―"

"(Name), boleh kan?" ujar Kakucho meminta izin padanya, memotong ucapan Sanzu yang kesal karena Ratunya disentuh.

"Terserah ..." ujar (Name) lesu diiringi dengan batuk keras. Lalu ia mengalungkan tangannya pada leher Kakucho.

Kakucho tersenyum miring pada Sanzu yang mendecih kesal.

"Jika kau macam-macam padanya, siap-siap untuk pindah alam" ancam lelaki berambut pink itu dengan tatapan tajam.

✿✿✿✿✿✿✿

Kakucho membawakan bubur hangat yang baru saja ia buat ke dalam kamar (Name). Ia membuka pintu kamar itu dengan satu tangan yang tidak menahan nampan, lalu memasuki ruangan itu.

Kakucho berjalan mendekati Pemimpinnya, ia menaruh nampan diatas nakas dan duduk disamping ranjang wanita itu.

"(Name), duduk dulu. Kau harus makan" ujar Kakucho sambil membantu wanita itu untuk bangkit dan duduk di atas ranjang.

Begitu (Name) sudah duduk, Kakucho mengambil mangkuk berisi bubur dan sebuah sendok. Ia menyendokkan bubur tersebut dan menyodorkannya di depan mulut (Name).

"Aku nggak sakit Kaku― hmph! Panas!" seru (Name) kala Kakucho yang langsung memasukkan sesendok bubur itu ke dalam mulut (Name) begitu wanita itu membuka mulutnya.

BRAK!

"(Name)! Apa yang terjadi?!" seru Sanzu yang langsung mendobrak pintu kamar (Name) begitu mendengar ringisan wanita itu. Ia sudah bersiap dengan pistol di tangannya dan menodongkannya ke arah Kakucho.

"Aku tidak melakukan apa-apa. Bisa kau turunkan pistolmu? Selain itu, kau merusak pintu kamar (Name). Padahal Koko sudah membawakan pintu yang sangat kuat, khusus untuk kamar (Name)" keluh Kakucho.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang