41. Nickname

2.2K 390 58
                                    

Di hari yang dingin ini, orang-orang berpakaian serba hitam memasuki sebuah rumah. Sayup-sayup terdengar suara tangisan pilu karena melihat foto seorang gadis yang sudah meninggalkan dunia ini.

"Aku mencintai Emma" ujar Draken pada kakek bermarga Sano itu.

"Aku sangat minta maaf," lanjut lelaki itu sambil menundukkan kepalanya di depan pria tua itu. Pemuda dan gadis yang berada di samping sang kakek hanya duduk tegak dengan kepala yang lurus menatap ke depan.

'(Name)...' batin Chifuyu kala melihat gadis itu tidak tersenyum.

"Aku tak bisa melindunginya" ujar Draken dengan kepalanya yang tertunduk hampir menyentuh lantai.

"Sou ka... Kau menyukainya..," ujar sang kakek yang menatap kepala pirang itu menunduk padanya.

"Aku yakin dia sekarang sedang beristirahat dengan tenang" lanjut sang kakek yang membuat Draken― tidak, hampir semua orang menangis dan berlinang air mata mendengar itu.

Beda dengan Mikey dan (Name) yang hanya duduk diam disamping kakek dengan tegap tanpa mengeluarkan air mata.

Ya, konflik dengan Yokohama Tenjiku mengakibatkan 3 orang kehilangan nyawanya. 3 orang tersebut ialah, Sano Emma, Kurokawa Izana, dan Kisaki Tetta.

❃❃❃❃❃❃❃

"(Name)" panggil seseorang dengan suara yang sudah sangat familiar. (Name) yang sedang merapikan kamar Emma itu membalas dengan gumaman tanpa menengok ke ambang pintu, tempat lelaki itu berdiri.

"Berbaliklah" pinta Mikey. (Name) menghentikan aktivitasnya dan terdiam. Lagi-lagi ia tidak menengok ke arah lelaki itu.

Mikey pun mendekatinya dan menarik dagunya agar wajah mereka saling bertatapan.

"Yokatta" ujar Mikey sambil tersenyum kala samar-samar melihat bekas air mata yang mengalir dari mata (Name) yang sedikit memerah itu.

"Apa maksudmu?" tanya (Name). Mikey pun menjauhkan wajahnya.

"Tidak apa-apa. Nanti ada yang ingin ku diskusikan denganmu" ujar Mikey lalu pergi keluar dari kamar itu.

(Name) menatap punggung Mikey dengan wajah penuh dengan tanda tanya. Apa ada sesuatu di wajahnya? Ia yakin sudah mencuci muka setelah menangis sendirian di belakang rumah seusai pemakaman Emma.

❁❁❁❁❁❁❁

Semilir angin menerpa wajah dan rambut kedua insan yang sedang duduk menatap lautan.

"(Name), jika misalnya Toman bubar, apa yang akan kau lakukan setelah itu?" tanya Mikey pada saudara kembarnya.

"Jika Toman bubar..., ya?" ujar (Name) lalu membayangkannya dalam pikirannya.

"Yah.., aku akan mengikutimu" lanjut (Name). Mikey tersenyum kecil mendengar itu.

"Bukan seperti itu maksudku. Apa kau memiliki impian?" tanya Mikey.

"Impian ya? Kurasa aku belum terlalu memikirkan hal semacam itu" jawab (Name).

"Benarkah? Kupikir kau akan menjawab fotografer. Bukannya kau suka dengan fotografi?" tanya Mikey lagi.

"Benar juga ya. Fotografer juga merupakan suatu pekerjaan. Aku sangat suka memotret dan momen-momen bahagia kita semua. Di masa depan nanti, aku ingin menjadi fotografer di pernikahan anggota Toman. Seperti Takemichi contohnya" ujar (Name).

"Lalu setelah itu mungkin aku akan menikah dengan Taka" lanjut (Name).

"Mitsuya? Kau menyukainya?" tanya Mikey yang nampak sedikit terkejut dan bingung mendengar itu.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang