"Saa, hajimemashou"
.
.
.
(Name) mengambil dua buah pisau di balik mantelnya dan berlari cepat ke arah penjaga yang baru saja keluar. Satu detik kemudian, mereka menjadi penghuni baru alam lain.
'Pemimpin mereka, di lantai 4. Pasti yang itu' batin (Name) sambil mengadah ke atas dan melihat dari luar sebuah balkon mewah yang ada di lantai 4 mansion.
(Name) melompat tinggi ke atas, tangannya meraih pagar balkon di setiap lantai, dan melakukan parkour hingga ia sampai di balkon lantai 4 dengan mudah.
Pupilnya melebar kala melihat orang-orang berseragam dan bersenjata tengah menodongkan pistol mereka dari dalam ruangan. (Name) melihat pria berambut pirang di belakang para penjaga itu.
DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!
"Tch!" (Name) mendecih kala orang-orang itu menembak membabi buta. Terpaksa ia harus kembali turun ke bawah.
Tepat ketika ia berhasil mendarat di tanah, orang-orang bersenjata lainnya muncul di jendela, pintu, dan keluar dari mansion sambil menembak kearahnya.
(Name) melompat jauh mundur ke belakang sambil menepis peluru beruntun mereka menggunakan pisau di kedua tangannya dengan susah payah. Syukurnya tidak ada peluru yang mengenainya sedikitpun.
Sekarang (Name) berada di tengah-tengah halaman mansion tersebut. Orang-orang berjas hitam dan bersenjata mengelilinginya dari segala penjuru dan menodongkan senjata mereka pada (Name). Bahkan, ada di antara mereka yang menggunakan pedang.
(Name) tidak menyangka situasinya akan seperti ini. Sebelumnya ia berencana melakukan serangan mendadak dan bertarung di dalam mansion, dimana dia bisa menggunakan dinding dan berbagai barang sebagai tumpuan.
Seorang pria paruh baya muncul dari balkon lantai 4 dan menatap ke arah (Name).
"Sano (Name), aku yakin suatu saat nanti kau akan datang ke tempat ini. Dan perkiraan ku benar. Sayang sekali, tapi riwayatmu akan segera berakhir" ujar Erwin. Lalu pria paruh baya itu kembali masuk ke dalam ruangannya sebelum (Name) sempat mengambil pistol dari sakunya.
(Name) mendecak kesal. Dapat diperkirakan orang-orang yang mengelilinginya berjumlah lebih dari 5 ribu orang. Ditambah lagi mereka semua bersenjata. Sedangkan (Name) seorang diri dengan pisau di kedua tangannya.
"TEMBAK!!" seru mereka.
DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!
(Name) menggunakan ke kecepatan hypersonic-nya untuk menghindar dan menyerang mereka. Jujur, cukup sulit menghindari peluru mereka mengingat jumlah mereka yang sangat banyak. Setelah menumbangkan satu orang, ia hampir terkena tembakan peluru dari orang di samping dan belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]
Fanfiction"Kau bisa panggil aku Emilia saja, dengan begitu kau tidak akan merasa kesepian kan?" "Sekarang, namamu adalah Shiba Yuzuru. Ingat itu" Sano (Name), saudara kembar tak seiras dari Sano Manjirou ini terlibat dalam kehidupan yang rumit. Valhalla arc✅ ...