18. Talking

3.2K 469 59
                                    


"Jadi, kau mendapatkan motor dan selempang Toman-nya Keisuke? Kau sangat beruntung ya" ujar (Name) sambil duduk di karpet dan bersender pada ranjang Chifuyu.

Kebetulan mereka berdua baru saja dikunjungi oleh ibunya Baji.

"Jangan bilang gitu. Kau juga dapat sesuatu yang lebih berharga dari itu" ujar Chifuyu.

"Haha, benar juga" (Name) menatap kalung pemberian Baji yang dititipkan kepada ibunya untuk diberikan pada dirinya.

Kalung berbentuk love, bisa dibuka. Dan apabila dibuka, dia bisa melihat fotonya pada satu sisi, dan foto Baji pada sisi lainnya. Foto terakhir yang mereka ambil, malam hari sebelum pertempuran Halloween Berdarah. Sepertinya Baji semalaman membuat itu.

"Kau dan Baji-san.., sangat dekat ya. Bahkan tadi ibunya sampai memelukmu dengan sangat erat seperti anaknya sendiri" ujar Chifuyu.

"Ya, begitulah" balas (Name).

"Kalau kau mau selempang nya, aku bisa memberikannya padamu" ujar Chifuyu.

"Jangan bercanda. Itu peninggalan yang sangat berharga. Jangan sembarangan memberikannya pada orang lain" ujar (Name)

"Aku tidak sembarangan. Aku sadar, kalau aku tidak pantas mewarisi selempang ini. Aku merasa kau lebih pantas untuk menyimpannya" ujar Chifuyu sambil menyodorkan selempang itu.

(Name) menatap selempang putih Baji itu. Memang dalam dirinya ia merasa ingin menyimpan peninggalan itu. Tapi ia merasa itu terlalu berharga untuk dirinya.

"Berikan saja pada Takemitchi. Dia kan Kapten Divisi 1 yang kau pilih. Keisuke juga mempercayakan Toman padanya. Sekarang aku bukan lagi anggota Divisi 1. Jadi aku tak berhak menerima itu" ujar (Name).

Chifuyu memikirkan kata-kata (Name), "Kau benar juga".

'Begitu ya, Baji-san menyukai (Name)... Apa yang harus kulakukan terhadap itu? Bagaimana perasaan (Name) pada Baji-san? Jika aku mendapatkannya, itu termasuk nikung atau menjaganya sesuai permintaan Baji-san?' Pikir Chifuyu lama.

"Meong~"

(Name) menoleh kala mendengar suara kucing yang mendekat. Ia mengulurkan tangannya untuk menggendong kucing hitam itu.

"Ini kucing yang imut. Kucingmu?" tanya (Name) sambil menggendong kucing itu. Chifuyu mengiyakan sambil mengangguk.

"Heee~ padahal kamu sendiri sudah mirip kucing loh Puy. Siapa namanya?" Tanya (Name). Kalimat (Name) yang pertama itu entah bagaimana bisa membuat Chifuyu sedikit tersipu mendengarnya.

"Namanya Peke J" ujar Chifuyu. (Name) ber-hee ria sambil mengelus-elus kucing itu.

"Dulu aku punya kucing juga. Warna bulunya juga hitam. Tapi dia suka banget kabur-kabur. Karena itu aku harus memakaikannya kalung dengan inisial namanya agar tidak susah mencarinya" ujar (Name) yang terdorong untuk menceritakan kucingnya karena timbul rasa kangen kala menggendong Peke J.

"Hee~ kau juga suka kucing. Kalau begitu kapan-kapan bawa dia kesini. Biar Peke J punya teman baru" ujar Chifuyu yang senang mendengar (Name) yang ternyata juga menyukai kucing.

"Tapi dia sudah tidak ada lagi. Sejak 5 tahun yang lalu" ujar (Name) dengan tatapan yang menyiratkan kesedihannya. Senyumannya pun juga tampak seperti memaksakan diri.

"5 tahun lalu?"

"Um. Ada banyak laki-laki berandalan yang menginjak-injaknya di taman. Aku sangat marah melihat itu. Aku mencoba menghentikan mereka, tapi mereka makin menginjaknya dan sepertinya tengkoraknya pecah" jelas (Name) yang membuat Chifuyu si pecinta kucing itu ikut merinding.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang