75. Masquerade

1.4K 272 99
                                    

"Jadi, apa yang kalian temukan?" tanya (Name) pada Sanzu dan Kakucho yang kemarin sudah menyelidiki penyusup.

"Ternyata dia adalah bawahan dari Mr. Erwin. Dia mengorek-ngorek informasi tentang usaha kita dan identitas kita" ujar Kakucho.

"Mr. Erwin lagi ... Siapa sebenarnya dia?" gumam (Name) dengan sebatang rokok bertengger di mulutnya.

"Ah, malam ini salah satu dari kalian harus ikut denganku" ujar (Name) yang teringat dengan sesuatu.

Ketujuh pria itu menatapnya dengan penuh antusias. Terutama Sanzu dan Rindou yang sudah angkat tangan duluan.

"Aku yang akan pergi dengan (Name)" ujar Rindou.

"Enggak. Tapi aku" sahut Sanzu.

"(Name) tidak akan pergi dengan kalian berdua" timpal Kakucho.

Alasan kenapa mereka sangat antusias ialah, karena selama 8 tahun ini, setiap (Name) bekerja atau melakukan misi, wanita itu selalu pergi sendirian. Tidak ada yang tau bagaimana wanita itu bekerja. Yang pasti dan mengherankannya, ketika pulang, pakaian wanita itu selalu bersih tanpa noda. Ini adalah kesempatan emas bagi mereka untuk melihat aksi sang Pemimpin.

"Kalian bertiga sudah pasti enggak" sahut (Name) yang membuat mereka bertiga terkejut dan yang lainnya tersenyum miring.

"Kenapa?!" tanya mereka berbarengan.

"Tempat yang ingin kudatangi adalah pesta topeng yang diselenggarakan Mr. Erwin. Yang diundang adalah perwakilan kepolisian yang kubantai semalam. Walaupun ketika disana tidak dicek lagi, aku tidak ingin membawa orang yang mengundang kecurigaan" jelas (Name).

"Aku gak mencurigakan kok!" seru Sanzu. Keenam pria lainnya menatap Sanzu dengan tatapan, 'what the f*ck'.

"Aku akan membawa yang penampilannya rapi, tidak memiliki bekas luka di wajah, dan berambut pendek. Karena kebanyakan polisi kayak gitu" ujar (Name).

"Tapi kan pakai topeng" sahut Kakucho yang memiliki bekas luka di wajahnya.

"Topengnya nutupin bagian wajah yang gak ketutupan kalo pake masker biasa. Jadi dari dahi sampai tengah hidung. Jadinya gak sepenuhnya tertutupi" timpal (Name).

"Kalau begitu, berarti yang tersisa tinggal aku dan Ran ya? Baiklah, aku saja yang ikut" ujar Mucho.

Memang, tersisa Mucho dan Ran saja yang berambut pendek dan tidak memiliki bekas luka.

"Enggak! Bentar, aku potong rambut dulu" ujar Rindou lalu mencari gunting.

Lalu ia melihat sebuah gunting di dekat (Name). Baru saja ia ingin meraih itu, (Name) sudah mengambilnya duluan.

"Gak usah potong rambut segala" ujar (Name) menjauhkan gunting dari lelaki berambut ungu ubur-ubur itu.

"Kenapa?" tanya Rindou.

(Name) memperhatikan rambut Rindou dengan tatapan yang tak bisa diuraikan dengan kata-kata. Hanya saja, ia teringat dengan seseorang kala melihat rambut lelaki itu."Aku suka rambutmu"

Mendengar itu langsung membuat Rindou melunak dan menuruti ucapan (Name) untuk tidak potong rambut.

"Jadi, antara Mucho dan Ran, ya?" ujar (Name) sambil menatap keduanya bergantian. Memikirkan siapa yang lebih cocok untuk menemaninya dalam tugas ini.

"Aku pilih Mucho aja. Dari muka-mukanya dia kayak orang yang punya jabatan tinggi di kepolisian" celetuk Takeomi.

"Hah? Muka-muka pedo gitu kau bilang kayak kepolisian? Aku pilih diriku sendiri" ujar Kakucho.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang