Page 1 : Rise from the past

138K 14K 86
                                    

☘️️~Happy reading~☘️

Di sebuah kamar yang luas dan besar, dengan interior super mewah yang melekat di setiap sudut dinding, serta barang-barang antik yang kian menambah kesan elegan ruangan itu. Sudah bisa ditebak, yang menempatinya pastilah bukan orang biasa.

Di ranjang kamar itu terbaring seorang gadis berparas cantik. Kulit cerahnya yang mulus bagai porselen, rambut putihnya yang panjang dan indah, serta bulu matanya yang lentik itu kian menambah pesonanya. Mungkin jika orang lain melihatnya dalam keadaan seperti itu, mereka akan berpikir bahwa sang gadis adalah Dewi yang baru saja turun dari kahyangan. Ya, gadis yang tengah tertidur pulas itu adalah Valencia Antonia De Adelaine.

Tiba-tiba saja, kelopak matanya terbuka, menampilkan netra Ruby yang diselimuti kebencian dan amarah. Tubuhnya bergetar hebat dibanjiri keringat dingin, wajah cantiknya kini pucat bagai mayat hidup. Valencia terbangun di ranjangnya dengan kondisi yang jauh dari kata 'baik-baik saja'.

Seolah tersadar sesuatu, gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar yang dia tempati. Valencia mengerutkan keningnya, begitu menyadari ruangan apa yang tengah dia tempati.

"Bagaimana mungkin?" Dia termenung menatap kosong kamarnya itu.

Dia tidak percaya semua ini. Bukankah ini adalah kamarnya di kediaman Adelaine, rumahnya sendiri? Tapi bagaimana bisa dia ada disini? Tempat ini seharusnya sudah hancur dan rata dengan tanah.

"Bukankah aku sudah ... " Nafasnya tercekat, dia menyentuh lehernya dengan tangan bergetar. Bukankah seharusnya dia sudah mati? Lalu kenapa dia ada disini? Apakah semua yang telah dia alami hanya sekedar mimpi buruk?

"Tidak mungkin jika itu semua hanya mimpi belaka!!" Dia menolak untuk mempercayai asumsinya sendiri.

Valencia yakin, semua yang telah dialaminya bukan hanya sekedar bunga tidur. Dia bahkan masih ingat sensasi ketika bilah tajam itu menyentuh permukaan kulit lehernya dan memisahkan kepalanya dari tubuhnya. Sungguh sangat menyakitkan!!

"Mungkinkah aku kembali ke masa lalu?" Entah kenapa hal itu tiba-tiba terlintas di kepalanya.

Setelah lama berkutat dengan pikirannya, dia mengangguk yakin. Hanya itu dugaan paling kuat yang dia miliki. Walaupun hal itu sangat tidak masuk akal dan di luar nalar, Valencia tidak bisa melupakan fakta bahwa dia mengingat semuanya, tanpa terkecuali.

"Kalau benar begitu, maka ini adalah kesempatanku."

Tiba-tiba sudut bibirnya naik, seringai menyeramkan terpatri di wajahnya, manik merahnya menyorot dingin ke depan. Baiklah, jika dia benar-benar kembali, mungkin saja para dewa memberinya kesempatan untuk membalas dendam pada para bajingan itu. Ingatkan dia untuk pergi ke kuil setelah semua ini.

"Aku kembali dan aku bersumpah akan menghancurkan kalian." Manik Ruby itu memancarkan tekad yang kuat dan kebencian yang mendalam.

☘️*******☘️

"Nona, apa yang anda lakukan?"

Terlihat seorang gadis berpakaian pelayan yang saat ini tengah pusing dengan kelakuan majikannya. Siapa lagi kalau bukan Valencia.

"Ella, kenapa kau cerewet sekali?" Valencia mendengus kesal mendengar ocehan pelayan pribadinya itu.

Ya, Ella adalah pelayan pribadinya dari kediaman Marquess, satu-satunya orang yang membelanya, di saat semua orang mengarahkan telunjuknya pada Valencia.

"Tapi Nona ... " Ella sungguh bingung dengan apa yang dilakukan oleh sang nona.

Bagaimana tidak, tadi pagi dia dikejutkan dengan tingkah Valencia yang aneh. Lalu sekarang, dia dibuat pening setelah mendengar perintah nonanya yang ingin membuang gaun-gaun indah yang berwarna-warni itu. Sungguh sangat disayangkan, rasanya Ella ingin menangis melihat gaun-gaun cantik itu harus berakhir di tempat sampah.

"Kenapa Nona harus membuang gaun-gaun cantik ini?" Ella memandang nanar gaun-gaun indah itu.

"Bukankah ini pemberian Nona muda Adamantine?"

Mendengar nama itu, seketika raut wajah Valencia mengeras, tangannya mengepal, manik merahnya menampilkan kebencian yang mendalam.

Telinganya selalu berdengung setiap kali nama itu tertangkap Indra pendengarannya. Di kehidupan ini, dia tidak akan melepaskan para bajingan itu.

"Jangan sebut nama itu lagi, Ella!!" ujar Valencia dengan raut wajahnya yang kentara sekali mengandung kekesalan.

"Baik, nona. Maafkan saya." Ella segera saja menunduk, menyadari ucapannya membuat suasana hati sang nona memburuk.

Valencia memejamkan matanya, menenangkan kembali pikirannya. Dia merasa agak bersalah membuat pelayan pribadinya itu ketakutan.

"Sudahlah." Valencia menghela nafasnya panjang.

"Sekarang, buang gaun-gaun tidak berguna itu, dan pastikan mereka berakhir di tempat pembuangan."

Mata Valencia sakit melihat gaun-gaun sampah itu. Dia merasa kotor mengingat pernah memakainya beberapa kali.

"Baik, Nona."

Ella meringis kecil mendengar perintah nonanya itu. Astaga, sayang sekali rasanya jika gaun-gaun indah itu harus dibuang. Tapi dia tidak punya pilihan lain, selain mematuhi junjungannya.

☘️*******☘️

Apa kalian menemukan typo atau sejenisnya? Kalo ada, kasih tau ya😉 jangan lupa Vote+Commentnya. itupun kalo ada yang baca^_^☘️☘️

Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang