Page 47 : Bad News

30.8K 4.3K 42
                                    

☘️~Happy reading~☘️

Tok! Tok! Tok!

Kriettt

"Ada apa?" tanya seorang pemuda setelah membukakan pintu.

"Tuan muda, saya datang untuk memberikan sebuah kabar," ujar Robert, sang asisten kepercayaan Marquess Adelaine.

Arthur untuk sesaat menoleh ke dalam kamar, memandang sang Ayah yang sedang terbaring pulas di ranjangnya.

Pemuda itu kemudian dengan pelan menutup pintu kamarnya dan bergegas melangkahkan kakinya mendahului Robert.

"Ikuti aku!' intruksinya yang tentu saja dipatuhi oleh Robert.

Mereka akhirnya sampai di ruang kerja sang Marquess, Arthur masuk terlebih dahulu diikuti Robert yang menyusulnya.

"Katakan, ada apa?" tanya Arthur setelah pemuda itu mendudukkan dirinya di kursi yang biasa ditempati oleh Hendry.

"Saya ingin menyampaikan ... semua yang terjadi pada pesta perburuan kemarin," ungkap Robert dengan pelan, seperti menanggung beban saat mengatakannya.

Tidak seperti biasa, Arthur menanggapinya dengan helaan nafas panjang, entah apa yang sedang pemuda itu pikirkan. Arthur lalu memerintahkan Robert untuk melanjutkan.

"Lanjutkan."

"Pesta perburuan kemarin, berjalan dengan tidak lancar, terjadi beberapa insiden yang sangat tidak terduga." Robert menjeda ucapannya sebentar untuk melihat reaksi tuan mudanya itu.

"Pertama, penyerangan terhadap Yang Mulia Putra Mahkota oleh sekelompok orang yang menggunakan senjata Adamantine."

"Adamantine, menyerang Putra Mahkota?" ujar Arthur mengerutkan dahi, bingung dengan langkah Adamantine yang bisa dibilang sangat nekat.

"Benar, Tuan Muda."

"Lalu bagaimana dengan keadaan Putra Mahkota?" tanya Arthur dengan penasaran, walaupun keluarganya berada di pihak netral, tapi Arthur juga harus mengetahui kondisi politik yang terjadi di Kerajaan ini. Karena setiap perubahan, pastinya akan membawa pengaruh, entah baik atau buruk.

"Beruntungnya, Duke Fluternd berada di tempat kejadian dan berhasil menyelamatkan sang Putra Mahkota," jelas Robert yang diangguki oleh Tuan Muda Adelaine itu.

"Lalu bagaimana dengan Adamantine? Akan sangat keterlaluan jika mereka lolos begitu saja," ujar Arthur dengan sedikit gerutuan di akhir kalimatnya.

Walaupun Adamantine dan Adelaine punya hubungan kekerabatan, tapi tetap saja, terdapat beberapa alasan yang membuat kedua keluarga itu tidak bisa berjalan di jalan yang sama.

"Anda benar Tuan Muda, Yang Mulia Raja secara langsung menangkap kepala keluarga Adamantine setelah insiden penyerangan itu."

Arthur hanya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Robert, sebelum bertanya mengenai hal yang membuat Robert sedari tadi merasa gelisah.

"Lalu, bagaimana dengan keadaan calon adik iparku itu?" tanya Arthur berat hati, merasa geli memanggil Hugo dengan sebutan ipar.

"Tuan Duke mengalami beberapa cedera akibat penyerangan itu."

"Cih, lemah!" timpal Arthur dengan pelan, dirinya masih tidak rela saat pria bergelar Duke itu merebut adiknya.

"Lalu? Apakah hanya itu saja yang terjadi kemarin?"

Robert hanya diam seraya memejamkan matanya, merasa berat hati harus memberitahukan mengenai terlibatnya Valencia dalam kekacauan pesta perburuan kemarin.

"Terdapat satu ... berita lagi, Tuan Muda." Arthur dengan cermat memperhatikan asisten ayahnya itu, walaupun sang tuan muda Adelaine merasa sedikit aneh dengan sikap yang ditunjukkan oleh Robert.

Merasa mendapat persetujuan, Robert pun akhirnya mulai melanjutkan kembali laporan mengenai kejadian kemarin pada tuan muda Adelaine itu.

"Delon Axelus de Adamantine, merasa tidak terima saat sang Raja memberikan titah untuk menangkapnya, kepala keluarga Adamantine itu terus meronta dan berteriak-teriak, membuat kehebohan."

"Delon bersikeras menyatakan bahwa dia tidak bersalah, pria itu kemudian meminta pada sang Raja untuk menghadirkan Duke Fluternd sebagai saksi," sambung Robert, berusaha menjabarkan kejadian tersebut dengan teliti.

"Astaga! Merepotkan sekali Adamantine tua itu! Bisa-bisanya dia menarik orang lain untuk jatuh ke kubangan yang sama dengannya," gerutu Arthur, merasa kesal atas tindakan tidak bertanggung jawab sang count.

"Lalu ... saat tuan Duke menyampaikan kesaksiannya, dengan tiba-tiba, entah dari mana sebuah anak panah meluncur ke arahnya."

"Tuan Duke yang tidak sempat menghindar akhirnya hanya berdiam diri di tempat, dan pada akhirnya anak panah tersebut tidak mengenai sang Duke, tapi ... mengenai Nona muda Valencia," ungkap Robert dengan lirih di akhir ucapannya.

Brakk!!

"Apa maksudmu? Bagaimana mungkin panah itu bisa mengenai Valencia!" sentak Arthur spontan, pemuda itu bahkan sampai menarik kerah Robert saking kagetnya dia.

Arthur kini diliputi oleh kekhawatiran terhadap kondisi adiknya tersebut.

"Nona Valencia dengan tanpa diduga berlari dan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai perisai untuk melindungi tuan Duke dari anak panah," pungkas Robert menjawab pertanyaan tuan muda Adelaine itu.

"Sialan!!"

Arthur dengan cepat berdiri dan mengambil langkah lebar ke luar ruangan.

"Akh!" Tiba-tiba, saat lengannya bergerak untuk membuka pintu, pemuda itu melenguh kesakitan seraya memegangi bahunya.

"Tuan muda!" panik Robert, dengan cepat pria itu menghampiri Arthur dan kemudian membopongnya.

"Luka ini ... menyusahkan!" gerutunya dengan jengkel. Pemuda itu meringis saat merasakan sakit yang teramat di bahunya.

"Tuan muda, sebaiknya anda beristirahat," saran Robert, khawatir terhadap kondisi junjungan mudanya itu.

"Tidak! Aku harus menemui adikku!" pungkas Arthur dengan bersikeras. Pemuda itu dengan keras kepala mencoba bergerak tanpa bantuan Robert.

"Kondisi anda bisa memburuk, anda harus beristirahat, Tuan Muda!" nasihat sang asisten Marquess itu. Hati kecil Robert menyayangkan keadaan kacau yang menimpa keluarga ini.

"Sialan mereka! Jika saja mereka tidak mengganggu ... semuanya tidak akan menjadi seperti ini!" ujar Arthur dengan menggebu-gebu. Tangannya mengepal dengan erat, menunjukkan emosi gila yang pemuda itu pendam.

Andai saja para tikus pengganggu itu tidak menyerang kereta kuda yang mereka tumpangi, maka semuanya tidak akan sekacau ini!

Ya, benar! Alasan mengapa keluarga Valencia tidak hadir di saat pesta perburuan kemarin, tidak lain dan tidak bukan adalah karena mereka juga diserang!

Arthur mendapat luka yang cukup serius meskipun tidak terlalu parah, Sedangkan ayahnya mendapatkan luka yang bisa dibilang parah dan sangat serius untuk ditangani, membuat sang Marquess belum bisa melakukan aktivitas apapun saat ini, selain berbaring di ranjangnya.

☘️*******☘️

Heyyy, Author balik lagi hahaha, seneng banget deh bisa up Chapter baru😆😆

Tau gak? Sebenernya Author tuh pengen banget cepetin cerita ini biar bisa tamat akhir taun nanti😭😭 tapi kok susah ya, Author gak mau kalian kehilangan detail penting cerita ini kalo misal Author nekat buat cepetin alurnya huhu😭

Saran kalian gimana? Oh iya, kalo ada typo kasih tau yaa 😉 yaudah deh segitu aja dulu, byeeee~💚

Next???

Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang