Page 18 : Gossip

69.2K 9.7K 112
                                    

☘️~Happy reading~☘️

"Pembicaraan para Nona sekalian sepertinya menyenangkan. Bolehkah saya ikut bergabung?"

Valencia datang dengan senyum manisnya, bersikap seolah pembicaraan para gadis bangsawan tadi tidak pernah terdengar olehnya.

Beberapa gadis bangsawan dengan gelar yang berada di bawah Marquess segera memberi salam hormat, sedangkan Valencia sendiri mengangkat sedikit ujung gaunnya kala melihat beberapa putri Duke ada di sana.

Sudah merupakan tradisi di kerajaan Altasia, bahwa bangsawan dengan pangkat lebih rendah diwajibkan terlebih dahulu untuk memberi salam hormat kepada bangsawan dengan gelar yang lebih tinggi darinya.

"Itu hanya pembicaraan biasa."

"Ya, hanya topik yang tidak penting."

"Silahkan, anda tidak perlu sungkan."

"Tentu saja anda boleh bergabung."

"Nona sekalian sungguh murah hati." Jawab Valencia dengan senyum formal miliknya.

"Ah.. bagaimana kabar anda, Nona Adelaine?" Tanya salah satu gadis di sana.

"Seperti yang anda lihat, saya baik-baik saja." Balas Valencia mempertahankan senyumnya.

"Syukurlah, saya sangat khawatir kepada anda setelah kejadian di pesta itu." Ujar gadis lain menimpali.

Valencia yang mendengarnya langsung saja terkekeh dalam hati, dia baru saja datang dan topik ini seketika langsung diangkat.

"Ya, Nona, bahkan saya tidak menyangka mereka bisa berbuat hal seperti itu."

"Terlebih mereka melakukannya di pesta Debutante yang anda gelar."

"Aku yakin, pasti Nona Adamantine yang menggoda Pangeran kedua."

"Aku juga terpikirkan hal yang sama."

"Bukankah dia sepupu anda, Nona?" Tanya seorang gadis, membuat seluruh atensi terarah pada Valencia.

"Tentu, saya datang ke sini bukan hanya sebagai perwakilan kediaman Adelaine, tapi juga sebagai sepupunya." Jawab Valencia masih dengan senyum manisnya.

"Astaga, bukankah Nona Adamantine sangat keterlaluan?."

"Ya, jika aku punya sepupu sepertinya, dia pasti sudah habis di tanganku."

"Sungguh aku dibuat takjub, hati Nona Valencia pasti terbuat dari berlian."

"Ya, dia bahkan menghadiri acara pernikahan sepupunya yang jahat itu."

"Aku tiba-tiba saja menjadi kesal saat mengingat wajah angkuh gadis itu."

Mendengar itu, batin Valencia tergelitik geli. Ternyata, menggiring opini buruk tentang Arabella tidak sesulit yang dia kira. Sepertinya, tidak sedikit orang yang membenci sepupunya itu.

Dia bahkan tidak perlu repot-repot untuk mengeluarkan omong kosong agar membuat publik membenci sepupunya.

Gosip dari para gadis bangsawan pasti akan menyebar dengan cepat bagai wabah untuk menghancurkan kesehatan jiwa dari para korbannya.

Dia sedikitnya mengenal watak Arabella. Perempuan tidak waras yang punya ambisi gila untuk menjadi nomor satu dalam hal apapun.

Ya, itu mungkin ambisi yang sangat bagus, jika dia bermain secara sehat. Tapi, masalahnya Arabella menjatuhkan orang lain demi merealisasikan ambisi tidak masuk akal miliknya itu. Dan Valencia adalah salah satu korbannya dulu.

Dia sudah tidak sabar untuk melihat Bagaimana tanggapan Arabella jika wanita itu tahu, bahwa orang-orang yang dahulu memujanya, kini berbalik mencaci perempuan itu.

Ah, Valencia sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana nasib sepupunya itu.

☘️*******☘️

"Sepupu, kau datang!" Arabella berujar riang melihat Valencia datang ke ruangannya saat dia dirias sebelum memulai pernikahan.

"Ya, aku di sini, sepupu." Valencia meringis pelan melihat penampilan Arabella. Bukankah itu terlalu heboh untuk riasan pernikahan?

Dia tidak tahu, apa perias itu memang sengaja mendadaninya seperti ini, atau memang itu merupakan perintah dari Arabella sendiri, mengingat wataknya yang keras kepala.

"Lihatlah! Aku sangat cantik bukan? Pangeran kedua yang sangat tampan itu pun sampai terpesona kepadaku."

Arabella berujar dengan angkuh dan percaya diri seraya memutar-mutar badannya, menunjukkan tubuhnya yang dibaluti gaun berwarna putih dengan beberapa pernik permata sebagai hiasan.

Valencia yang melihat itu hanya berdecih sinis dalam hati. Ingin sekali dia berteriak "kau tidak ada bedanya dengan badut!" Tapi demi kelancaran rencananya, dia harus menahan itu semua.

Valencia kemudian tersenyum sebagai balasan, lalu dia mengangkat sebelah tangannya yang dibaluti sarung tangan dan meletakkannya di pipi sepupunya itu. Membuat senyum angkuh milik Arabella semakin mengembang.

"Ya, sepupuku sangat cantik." Pujinya dengan berat hati menahan kedongkolannya agar tidak memukul wajah memuakkan milik Arabella.

"Tentu saja itu sudah pasti." Balas Arabella lagi dengan angkuhnya.

"Kalau begitu lanjutkanlah, biarkan perias itu melakukan pekerjaannya."

Valencia langsung saja berlalu pergi dari sana sebelum meninggalkan beberapa patah kata untuk sepupunya itu.

"Aku sudah sangat tidak sabar untuk melihatmu bersanding dengan sang Pangeran di Altar pernikahan... "

"Juga untuk kehancuranmu, sepupuku." Lanjut gadis itu lagi dengan lirih, tak lupa dengan seringai kejamnya yang mengerikan.

☘️*******☘️

Hai~ gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya(^^) makasih udh baca sampe sejauh ini. Seneng banget liat tanggapan kalian sama cerita ini🤩

Makasih juga buat yang selalu support sama kasih semangat. Sebagai author jadi ngerasa dihargai banget:-D

Sorry kalo chapter ini terlalu pendek. Jangan lupa buat koreksi typonya ya kalo kalian nemu😉

Yaudah lah ya, segitu aja dulu cuap-cuap nya hehe kita ketemu lagi di next chapter oke?

Bye~☘️☘️

Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang