☘️~Happy reading~☘️
"Ada apa, ayah?"
Disinilah Valencia berada, ruang kerja sang ayah. Tadi, Hendry meminta Valencia datang ke ruangannya setelah acara makan itu usai.
"Apakah persiapan untuk Debutante sudah selesai, Valencia?"
"Semuanya sudah selesai, Ayah."
Ya, Valencia kembali pada saat dia berumur 17 tahun, tepat beberapa hari sebelum Debutante. Yaitu, masuknya seorang gadis bangsawan ke dalam ruang lingkup kelas sosial.
Merupakan keberuntungan dia kembali sebelum Debutantenya di mulai. Karena di kehidupan sebelumnya, Pesta ini adalah awal dari kehancuran keluarga Adelaine.
"Baguslah kalau begitu," Ujar Hendry tersenyum kepada Valencia.
Hendry memandang putrinya dengan tatapan lembut. Dia sangat menyayangi ketiga anaknya. Mereka sangat berarti bagi Hendry.
Putra-putrinya yang merupakan buah cintanya bersama sang istri, Veronica Calland De Alora. Mereka bertiga adalah peninggalan terakhir istri tercintanya, sebelum dia meninggal setelah melahirkan si bungsu.
Mengingat itu, seketika mata Hendry mengembun. Hatinya di penuhi kerinduan akan sang istri.
"Ayah!"
Panggilan Valencia menyadarkannya. Dia mendongak menatap langit-langit ruang kerjanya, berusaha menghalau air mata yang memaksa keluar. Setelah itu, Hendry memfokuskan pandangannya kembali pada sang putri, menatap putrinya lembut disertai senyuman hangatnya.
"Ada apa, Valencia?"
"Bolehkah aku meminta sesuatu?"
"Tentu, apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin Ayah, berdansa denganku pada saat Debutku dimulai."
Untuk sesaat Hendry tertegun, dia tak menyangka Valencia akan meminta untuk berdansa dengannya. Hendry kira, Valencia akan meminta hal lain, gaun atau perhiasan misalnya.
"Kau yakin, nak? Kau tidak malu berdansa bersama Ayahmu yang sudah tua ini?
"Kenapa aku harus malu saat berdansa dengan Ayahku sendiri? Lagipula ayah masih tampan, banyak wanita bangsawan di luar sana yang berharap untuk menjadi ibu tiriku."
"Jangan berbicara omong kosong, putriku." Hendry terkekeh kecil. "Memangnya kau mau, mempunyai ibu tiri?" Dia melanjutkan, membalas godaan putrinya.
"Aku hanya bercanda, Ayah." Valencia mencebikkan bibirnya, Tentu saja dia tidak mau mempunyai ibu tiri. Dia sudah sangat hafal karakter para wanita penjilat itu. Mereka hanya mengincar kekuasaan dan akan menguras habis harta ayahnya.
Hendry tertawa mendengar itu. Ternyata putrinya sangat lucu. Dia berusaha menghentikan tawanya ketika melihat putrinya yang cemberut.
"Baiklah, Ayah akan mengabulkannya"
"Terima kasih, Ayah. Aku sangat menyayangimu," Ujar Valencia, sebelum dia menghadiahi kecupan kecil di pipi ayahnya dan kemudian berlari keluar dengan wajah memerah.
Mendapat perlakuan manis dari putrinya itu, Hendry tersenyum di ruang kerjanya. Bahkan, asisten pribadinya-Robert-dibuat terheran-heran saat dia masuk kembali ke ruangan majikannya itu.
Berbeda dengan ayahnya, Valencia keluar dari ruangan itu dengan perasaan malu yang luar biasa, wajahnya sekarang sudah tidak ada bedanya dengan udang rebus.
Walaupun tubuhnya kembali ke wujud seorang gadis. Tetap saja, mentalnya adalah wanita dewasa. Itu benar, di kehidupan sebelumnya dia dihukum mati saat berusia 25 tahun.
Lagipula, itu normal jika Valencia bermanja-manja sedikit dengan orang-orang yang selama ini ia rindukan. Sudah 5 tahun mereka tidak bertemu. Kembalinya dia saat ini, juga merupakan suatu hal yang patut disyukuri.
☘️*******☘️
Sekarang ini, Valencia tengah menikmati semilir angin yang menyejukkan di taman belakang kediaman Adelaine.
Selesai keluar dari ruang kerja ayahnya, Valencia memutuskan untuk menjelajah rumahnya sendiri. Melepas rindu dengan menyusuri tempat-tempat favoritnya.
Valencia berjalan pelan, menyusuri taman itu. Menikmati keindahan yang selama ini ia rindukan.
Bunga berwarna-warni bermekaran dimana-mana, suara nyanyian burung yang merdu mengalun indah di telinganya, dan suara gemericik air menenangkan terdengar dari kolam ikan yang tak jauh dari tempat Valencia berdiri.
Valencia berdiri, Menyatukan kedua lengannya di dada. Matanya terpejam saat merasakan hawa sejuk meniup tubuhnya.
"Aku kembali," Ujar Valencia, dengan matanya yang masih tertutup.
"Dan aku bersumpah, akan menghancurkan kalian." kelopak matanya tiba-tiba terbuka, menampilkan manik merah yang diselimuti kebencian dan dendam.
Valencia tidak akan melepaskan para musuhnya dengan mudah. Kumpulan bajingan itu, bertanggung jawab atas kemalangan dan akhir menyedihkan yang dia dan keluarganya peroleh dahulu.
☘️*******☘️
Halo^_^ gimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan baik-baik aja🧡 gimana-gimana? Ada typo? Ceritanya ngebosenin? Gk jelas? Atau gk seru? Hehe, jangan lupa Vote+Commentnya, oke☘️☘️☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]
FantasySorak-Sorai yang penuh dengan cacian bergema di setiap penjuru Kerajaan Altasia. Semua orang berkumpul hanya untuk menyaksikan kematiannya. 'Wanita hina!!' 'Bunuh dia!!' 'Sampah Altasia pantas mati!!' 'Akhirnya kematiannya tiba!' Di tengah kerumunan...