Page 19 : The Royal Wedding

67.7K 9.8K 118
                                    

☘️~Happy reading~☘️

Suara lonceng berdenting dengan keras, bergema di sepanjang aula Chaple Reinston. Bangunan itu saat ini berhiaskan ornamen emas dan dipenuhi buket bunga, didukung oleh cuaca yang cerah, membuatnya menjadi tempat yang cocok untuk melangsungkan pernikahan sakral dan suci.

Para Bangsawan sudah berkumpul di aula utama Chaple Reinston untuk menyaksikan ikrar suci yang akan dilakukan oleh pasangan kontroversial dari Kerajaan Altasia. Siapa lagi kalau bukan Pangeran kedua dan Nona Adamantine?

Pasangan penuh kontroversi dan skandal akibat perbuatan rendahan mereka yang mengakibatkan hancurnya pesta Debutante seorang Nona Bangsawan dari kediaman Adelaine.

Setidaknya, itulah berita yang tersebar di pelataran Kerajaan Altasia, dan mungkin juga di Kerajaan lain?

Dan disinilah Valencia, duduk bersama sekumpulan Nona Bangsawan yang menunggu kedatangan sang mempelai wanita.

Sementara itu, Pangeran Thomas sendiri saat ini tengah berdiri di altar pernikahan bersama seorang pendeta.

Dengan tuxedo hitam yang pria itu kenakan, juga rambutnya yang ditata dengan rapi, ditambah dengan gen Vicansa yang mengalir di nadinya, tentu menambah kadar ketampanan pria itu.

Valencia berdecak kesal saat melihat pria itu mengedipkan sebelah matanya pada sekumpulan gadis Bangsawan. Apa pria itu lupa, kalau sebentar lagi dia akan menikah? Sungguh tidak tahu malu! Dia bahkan tidak percaya, bahwa pria itu pernah menjadi suaminya, sungguh memuakkan!

Di saat para gadis Bangsawan sibuk mengagumi ketampanan Thomas, atensi Valencia justru teralihkan pada tiga orang yang kini sedang duduk di kursi kebesarannya masing-masing.

Yaitu sang Raja Altasia, Ferdinand Libero Vicansa de Altasia. Pria paruh baya yang masih gagah di usianya yang sudah tidak muda lagi. Dikenal sebagai Raja yang adil dan bijaksana. Dan dikarenakan sifatnya itu, Raja Ferdinand juga menjadi korban dari keserakahan Ratu Senna. Sungguh pria yang malang.

Di sebelah kanan pria itu, ada Ratu Senna yang tengah duduk di kursi kebesarannya lengkap dengan mahkota yang ia kenakan. Parasnya yang cantik tidak selaras dengan hatinya yang busuk. Wanita itu juga menjadi penyebab utama penderitaan Valencia di kehidupannya dulu.

Sedangkan, kursi di sebelah kiri sang Raja ditempati oleh seorang pemuda dengan paras yang sangat tampan. Alexander Georgea Vicansa de Altasia, sang Putra mahkota. Pemuda malang yang juga menjadi korban dari keserakahan Ratu Senna.

Alexander merupakan putra dari Ratu sebelumnya. Faktanya, sebelum Senna menjabat sebagai Ratu, dia hanyalah seorang selir. Senna sengaja menjebak Raja Ferdinand agar menidurinya dan mengangkatnya sebagai selir.

Dirasa belum cukup, Senna juga menyingkirkan sang Ratu dengan cara meracuninya. Tentu saja rencananya itu dilakukan dengan sangat apik dan rapi. Dia adalah wanita iblis yang keji dan tak punya hati!

Setelah kematian Ratu sebelumnya, Senna kemudian diangkat menjadi Ratu yang baru. Dengan Kekuasaannya, dia dengan mudah menyingkirkan para pendukung Alexander dan segera membunuh pemuda itu di pesta perburuan tahunan.

Rencana yang disusunnya dengan rapi tanpa cela, membuat pihak penyidik menganggap kematian Alexander, sebagai akibat dari serangan hewan buas.

Ratu Senna berhasil membuatkan jalan untuk putranya Thomas agar menjadi Raja yang baru, tentu saja setelah wanita itu membunuh suaminya sendiri, Raja Ferdinand. Sungguh kejam!

Valencia juga tahu, selama ini Alexander selalu diperlakukan secara tidak hormat selayaknya seorang Putra mahkota. Ratu Senna juga selalu mempengaruhi suaminya agar mengirim Alexander untuk terjun langsung ke peperangan.

Belum cukup dengan itu, dia juga menyebarkan rumor buruk tentang Alexander, membuat eksistensinya menjadi jelek di mata publik.

Ya, nasib Alexander tidak jauh berbeda dengan Valencia. Mereka berdua adalah korban dari keserakahan wanita iblis yang gila itu.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan Valencia kembali menuju dunia nyata. Di ujung sana, gadis itu melihat Arabella dengan gaun putihnya, sedang berjalan melewati karpet merah yang digelar di sepanjang jalan menuju altar pernikahan.

Dengan tangan yang memegang buket mawar merah, Arabella berjalan dengan anggun menuju tempat calon suaminya berada. Senyum bahagia merekah di wajahnya. Wanita itu tidak tahu, bahwa sebentar lagi akan ada sesuatu yang menimpanya.

Semuanya berjalan normal, sampai Arabella tiba-tiba jatuh tersungkur dan membuat beberapa orang memekik kencang setelah melihat sesuatu terjadi pada wanita itu.

"Astaga!!"

"Apa itu? Sangat menjijikkan!"

"Mungkinkah itu karma? Sungguh mengerikan!"

"Apa yang terjadi padanya?"

"Mataku sakit saat melihatnya, aku harus pergi!"

Di saat suasana menjadi riuh dan kacau, berbeda dengan Valencia yang tengah duduk tenang di kursinya. Tak lupa ditemani secangkir teh di tangannya, bibir gadis itu menyeringai kecil.

"Ini hanyalah permulaan, sepupuku."

☘️*******☘️

Aaaaaaa~ kacau banget chapter ini, harusnya ini tuh update kemarin malem. Tapinya malah ketiduran huhuhu😭 maaf banget~☘️

Jujur, blank banget pas nulis ini. Kacau banget chapter ini, parah. Soalnya ini lagi dikejar waktu, jadi buru-buru banget ngetiknya. Maaf kalo chapter ini gak sesuai sama ekspektasi kalian. Janji deh nanti direvisi ulang.

Makasih banget buat yang udah bertahan sampe chapter ini. Maaf karena cerita ini masih berantakan, amburadul dan belum sempurna.

Pokoknya love banyak-banyak deh buat kalian🧡🧡

Byee~ kita ketemu lagi di next Chapter ☘️☘️

Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang