Page 50 : Turn Around

29.8K 4.1K 125
                                    

☘️~Happy reading~☘️

Mereka bertahan pada posisi intim itu dengan waktu yang cukup lama. Hugo duduk di kursi kerjanya seraya memeluk pinggang Valencia dengan erat. Sang nona Adelaine juga terlihat diam saja dan membiarkan Duke Fluternd itu memeluknya.

Netra merah Valencia kemudian memandang ke jendela, mendapati suasana sore hari yang dipenuhi awan gelap. Gadis itu juga melihat beberapa helaian daun yang berterbangan, menandakan adanya eksistensi angin yang berhembus dengan kencang di luar.

Nona Adelaine itu lalu menghembuskan nafasnya panjang, lengannya kini terangkat dan membelai kepala sang Duke dengan lembut.

Mendapat usapan di kepalanya, sang Duke lantas membenamkan wajahnya lebih dalam di bahu gadis itu, Valencia juga merasakan pelukan pria itu terasa semakin erat.

"Ada apa?" tanya gadis itu dengan penasaran, telapak tangannya masih dengan telaten mengelusi kepala sang Duke. Entahlah, Valencia merasa Hugo telah mengalami sesuatu hingga bertingkah seperti ini.

Pria bermata biru gelap itu hanya diam, masih menikmati elusan sang tunangan di pucuk kepalanya yang entah kapan lagi bisa ia dapatkan.

"Bagaimana denganmu? Apakah masih ada yang sakit?" tanya balik Hugo seraya mendongakkan wajahnya.

Elusan tangan gadis itu seketika terhenti karena pergerakan tiba-tiba dari sang Duke. Valencia membeku kala menyadari bahwa jarak di antara mereka sangat tipis, rasa-rasanya jantung gadis itu bisa meledak kapan saja!

Valencia semakin membisu kala Hugo menatapnya dengan intens, netra biru gelap milik pria itu seolah menenggelamkan kesadarannya hingga membuatnya tak berkutik.

Gadis itu juga sama sekali tidak menduga bahwa sang Duke akan langsung menanyakan kondisinya.

"Aku sudah lebih baik sekarang," timpal Valencia kemudian menanggapi. Gadis itu memalingkan wajahnya sebentar untuk menghirup udara segar, dirinya tidak kuat jika harus menatap wajah tampan tunangannya itu terlalu lama, apalagi dengan jarak yang sangat dekat.

"Maaf," guman pelan Hugo, yang masih bisa Valencia dengar secara samar-samar. Gadis itu lalu menolehkan kembali wajahnya menghadap sang Duke, menaikkan alisnya bingung.

"Apa?" Valencia berujar spontan. Hugo lalu kembali menenggelamkan wajahnya di bahu gadis itu.

"Ini semua adalah salahku, andai saja aku lebih waspada dan berhati-hati," ucap pelan sang Duke, membuat Valencia agaknya mengerti alasan pria itu melontarkan permintaan maafnya.

"Jangan seperti ini, berhenti menyalahkan dirimu sendiri," nasehat gadis itu, lengannya kembali bergerak membelai rambut Hugo.

"Tidak, ini salahku, andai saja saat itu aku menyadarinya, kau pasti akan baik-baik saja." Suara Hugo yang teredam terdengar menyahuti.

Valencia menghela nafasnya panjang, gadis itu kemudian memegang kedua sisi wajah sang Duke, membuat Hugo mendongak. Wajah keduanya kini berhadapan, jarak yang terpangkas di antara mereka membuat mereka berdua dapat merasakan hembusan nafas satu sama lain.

Hugo sedikit terkejut dengan sorot serius yang gadis itu lemparkan padanya, tapi di sisi lain pria itu juga terpukau dengan paras cantik Valencia yang sungguh mempesona.

"Dengar! Ini semua bukan salahmu, sama sekali bukan! Jadi berhenti menyalahkan dirimu sendiri, mengerti?" tegas Valencia, tatapan serius itu menandakan bahwa dia tak bercanda sekarang ini.

Tanpa diduga, sang Duke kembali memeluk tunangannya. Bahkan kali ini lebih erat dari sebelumnya, membuat Valencia tersentak dengan gerakan tiba-tiba itu.

Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang