☘️~Happy reading~☘️
Di dalam sebuah ruangan, terdapat seorang pria berparas tampan yang sedang duduk di meja kerjanya, keningnya tampak berkerut seperti tengah memikirkan sesuatu.
Kelopak mata itu kemudian terbuka, menampilkan netra biru laut yang sangat indah, namun memiliki kesan suram. Rambutnya yang berwarna hitam pekat bagai memperjelas pribadinya yang gelap. Walaupun begitu, parasnya yang mempesona tidak bisa disangkal. Julukan 'Pangeran Kegelapan' memang sangat cocok untuknya. Pria itu adalah, Hugo Arsenio De Fluternd, sang Duke Fluternd.
Mata biru laut miliknya kemudian bergulir, menatap jendela ruang kerjanya yang tiba-tiba terbuka.
"Masuklah!" perintah sang Duke, sebelum sekelebat bayangan hitam datang dan berlutut di hadapan pria itu.
"Hormat saya, Tuan," ujar bayangan tadi yang kini menjelma menjadi manusia.
"Jadi bagaimana? Kau sudah mendapatkannya?" tanya Hugo menatap dingin bawahannya itu.
"Silahkan, Tuan," balas Sam, pria itu menyerahkan seberkas dokumen yang sudah ia kumpulkan selama 3 hari kepada sang majikan.
Hugo menatap serius kumpulan berkas yang sedang berada di tangannya. Netra biru lautnya bergulir, membaca satu-persatu informasi yang tertera dengan teliti.
"Tidak bisa dipercaya, aku kira gadis itu hanya membual." Hugo menghela nafas frustasi menerima kebenaran tidak terduga ini.
Dokumen yang baru saja diterima olehnya kini, berisi kumpulan kejahatan Ratu Senna yang catatan kriminalnya sudah melebihi penjahat kelas atas.
"Ratu Senna, kau menantang orang yang salah!" geram pria itu seraya mencengkeram dokumen di tangannya dengan erat.
Hugo tidak munafik, dia juga pernah beberapa kali membunuh 'tikus-tikus' yang mengganggunya. Tapi yang paling membuatnya murka adalah, bahwa wanita jahanam itu juga yang bertanggung jawab atas kematian tragis yang dialami orangtuanya.
"Sam, awasi pergerakan gadis itu! Laporkan jika dia melakukan hal yang aneh," perintah sang Duke pada bawahannya yang kini langsung melesat menjadi bayangan untuk melaksanakan tugas.
Tiba-tiba, pria bermata biru itu tersenyum aneh. "Nona Valencia, sepertinya kita berdua akan segera menjadi rekan."
☘️*******☘️
"Astaga, kenapa pria itu sangat lama sekali?! Waktunya hanya tersisa 3 hari lagi!"
Apa rencananya gagal untuk meyakinkan Pria menyebalkan itu? Jika itu benar, maka Valencia benar-benar harus merombak semua rencana yang telah ia susun sebelumnya dan menggantinya dengan yang baru.
"Duke itu benar-benar!" Entah kenapa gadis itu merasa lebih emosional akhir-akhir ini. Apa itu karena pengaruh ciuman yang telah dia berikan pada sang Duke? Mengingat kejadian itu, wajahnya tiba-tiba memanas.
"Sial! Apa aku masih punya muka untuk menemuinya?" Valencia kini memikirkan tindakannya tempo hari yang ternyata sangat nekat itu.
"Kuharap pria itu tidak menganggapku sebagai gadis mesum,"
Apa tindakannya bisa disebut sebagai pelecehan? Apalagi Valencia melakukan itu pada seorang Duke! Gila!
"Astaga! Kenapa aku baru memikirkannya sekarang?!"
Klak!
Mendengar itu, Valencia mengernyitkan dahi. Seolah menyadari sesuatu, gadis itu kemudian menghela napas panjang dan berseru. "Keluarlah Xadern!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]
FantasiSorak-Sorai yang penuh dengan cacian bergema di setiap penjuru Kerajaan Altasia. Semua orang berkumpul hanya untuk menyaksikan kematiannya. 'Wanita hina!!' 'Bunuh dia!!' 'Sampah Altasia pantas mati!!' 'Akhirnya kematiannya tiba!' Di tengah kerumunan...