☘️~Happy reading~☘️
"Nona, gaun apa yang akan anda pakai untuk malam ini?"
Ya, akhirnya hari ini telah tiba. Pesta Debutnya akan dilaksanakan malam ini di kediaman Adelaine.
"Bagaimana kalau gaun cantik ini?"
Ella memegang salah satu gaun milik Valencia dengan mata berbinar. Pelayan pribadinya itu begitu antusias, padahal acaranya masih lama.
Tepat sekali, ini masih pagi dan dia baru bangun tidur. Saat dia tengah menjelajah dunia mimpi, telinganya terusik karena mendengar suara-suara aneh di kamarnya.
Dan ketika dia membuka mata, coba tebak apa yang dia dapatkan? Ya, dia melihat pelayan pribadinya itu sedang asyik memilah-milah gaun. Astaga, padahal ini masih pagi buta.
"Ella, acaranya masih lama." Valencia mendengus seraya memutar bola matanya malas. Waktu tidurnya terbuang karena ulah Ella.
"Nona harus menjadi yang tercantik di acara itu," ucap Ella menggebu-gebu dengan mata yang berbinar terang.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita membeli beberapa gaun." Valencia menghela napas panjang.
Gadis itu memutuskan untuk berkeliling kota. Dia ingin melihat keadaan di luar. Valencia juga berencana melakukan beberapa hal sebelum pestanya di mulai nanti malam.
Dia juga harus memastikan semua berjalan sama seperti dulu. Akan sangat merepotkan kalau terjadi hal-hal di luar perkiraannya dan malah mengganggu rencananya.
"Benarkah, Nona? Kita akan berbelanja?"
"Ya, ayo cepat bersiap."
☘️*******☘️
"Hati-hati, Nona."
Ella membantu Valencia turun dari kereta sewaan mereka. Ya, itu benar mereka pergi keluar menggunakan kereta sewaan.
Tentu saja keluarga Adelaine tidak sedang mengalami krisis keuangan. Hal itu memang disengaja untuk menghindari rumor buruk.
Di kerajaan ini, gadis bangsawan yang keluar dari kediamannya sebelum Debutante, akan di cap sebagai gadis yang tidak tahu tata krama dan aturan.
Jika itu terjadi, maka dia harus bersiap menjadi bahan gunjingan para wanita bangsawan lainnya dan hal itu pasti akan berpengaruh pada nama baik keluarga.
Oleh karena itulah, hari ini Valencia menggunakan kereta sewaan dan hanya memakai jubah gelap saja. Jubah itu berfungsi ntuk menyembunyikan warna rambutnya yang mencolok.
Rambut putih hanya dimiliki oleh 2 keluarga bangsawan di kerajaan ini. Yaitu Adelaine dan Adamantine. Leluhur kedua keluarga ini merupakan saudara.
Diantara para wanita di kedua keluarga itu, hanya Valencia yang belum melakukan Debutnya. Orang-orang yang melihatnya pasti akan dengan mudah menebak identitasnya sebagai nona muda Adelaine jika dia tidak menyamar.
"Ella, tolong kau belikan gaun yang cantik dan indah untukku."
Ella yang mendengarnya, sontak saja membulatkan mata. Apa Nonanya juga tidak akan ikut?
"Tapi Nona, kenapa anda tidak ikut?"
"Aku harus membeli sesuatu, kau pergilah!"
"Tapi, bagaimana jika terjadi sesuatu?"
Ella memandang Nonanya dengan sorot penuh kekhawatiran. Dia tentu sangat takut jika terjadi sesuatu pada Valencia.
"Sudahlah, Ella. Aku akan baik-baik saja."
"Tapi Non-"
Valencia menaruh telunjuknya di bibir Ella, pertanda dia tidak ingin dibantah.
Ella, hanya menganggukkan kepalanya enggan. Dia masih khawatir dan takut jika ada sesuatu yang terjadi pada junjungannya.
"Kalau begitu aku pergi dulu."
Valencia pergi dan menghilang di antara hilir mudik orang yang sedang berjalan. Tubuhnya yang kecil memudahkan nya untuk menyelip di kerumunan orang-orang yang sedang berlalu lalang.
☘️*******☘️
"Silahkan, Nona."
Valencia menatap buntalan kecil kain yang disodorkan kepadanya. Bibirnya menyunggingkan senyum puas.
Ini adalah langkah pertamanya menginjakkan kaki, di tangga menuju takhta tertinggi yang membuatnya bisa melihat kehancuran musuhnya.
"Terima kasih."
Kemudian Valencia mengambil sesuatu di balik gaunnya, Dan menyerahkan beberapa keping emas kepada sang penjual.
Melihat koin tersebut, mata si penjual seketika dipenuhi binar keserakahan. Dia dengan cepat mengambilnya, takut jika sang pembeli tiba-tiba berubah pikiran saat bertransaksi.
"Senang berbisnis dengan anda, Nona," ucapnya dengan senyum lebar yang menghiasi wajah.
Valencia hanya mengangguk, setelahnya dia segera mengambil barang yang dibelinya dan bergegas pergi, menjalankan rencana selanjutnya.
☘️*******☘️
Lingkungan yang terbuang dan terpencil, memang tidak bisa dihilangkan dari sebuah peradaban. Bahkan, kerajaan paling makmur pun masih terdapat daerah pemukiman kumuh.
Lingkungan yang tersisihkan dari suatu peradaban, tempatnya yang kumuh, kotor, dan pastinya berisi orang-orang gila atau miskin yang kesulitan menjalankan hidup.
Dan disinilah Valencia berada, di salah satu daerah terbuang di kerajaan Altasia.
Dia masuk, berjalan dengan cepat menuju sebuah rumah kecil dan mengabaikan tatapan-tatapan aneh yang dilayangkan para penghuni daerah 'terbuang'.
BRAKKK!!
Valencia membuka pintu rumah kecil itu dengan kencang. Dan sebuah pisau sudah ditodongkan kepadanya.
Di depannya, berdiri seorang pria yang sedang menatapnya dengan pandangan menusuk.
"Apa yang sedang dilakukan seorang Bangsawan di daerah kumuh ini?!!" Geram pria itu kepada Valencia.
Sedangkan Valencia, dia hanya memandang pria itu dalam diam dan menunjukkan ketenangan yang luar biasa di balik jubah hitamnya.
"Senang bertemu dengan anda, Tuan Xadern," ucap Valencia seraya membuka tudung jubahnya.
"Atau harus saya panggil, La Carol."
☘️*******☘️
Halo-halo, maaf agak lama hehe. Lagi banyak tugas nih wkwkwkw jangan lupa Vote+Comment oke?:-D☘️☘️☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]
FantasySorak-Sorai yang penuh dengan cacian bergema di setiap penjuru Kerajaan Altasia. Semua orang berkumpul hanya untuk menyaksikan kematiannya. 'Wanita hina!!' 'Bunuh dia!!' 'Sampah Altasia pantas mati!!' 'Akhirnya kematiannya tiba!' Di tengah kerumunan...