☘️~Happy reading~☘️
Netra biru yang biasanya menatap tajam dan dingin itu, kini terlihat teduh menciptakan suasana sendu.
"Aku mohon, cepatlah sadar, bagaimana caraku menebus kesalahanku? Beritahu aku! Aku akan melakukan apapun!"
Hugo saat ini tengah diselimuti rasa bersalah dan pikiran kalut yang membuatnya terlihat sangat putus asa. Situasi seperti inilah yang selalu menjadi mimpi buruknya, dimana dia seolah menjadi parasit kesialan yang membuat semua orang disekitarnya terluka.
"Ini semua salahku," rintihnya dengan menyedihkan, kemudian menenggelamkan wajahnya di lengan sang tunangan, berharap bisa mendapatkan ketenangan di tengah badai kekalutan yang kini mengisi kepalanya.
Entah sang Duke sadar ataupun tidak, dibelakangnya kini terdapat sosok bayangan hitam yang tiba-tiba saja datang entah darimana.
Brukk
Hanya sepersekian detik, sebelum Hugo berbalik dengan cepat dan menerjang bayangan itu terlebih dahulu dengan kekuatan penuh, membuat sang bayangan tersudut di dinding.
"Siapa kau?" geram sang Duke, mengeluarkan aura yang sangat mengerikan.
"Eugh!" lenguh seorang pria di balik jubah hitam yang dikenakannya.
Hugo kemudian membuka tudung jubah hitam itu dengan paksa, menampilkan wajah maskulin seorang pria dengan netra hijaunya yang indah.
"Lepaskan!" Xadern menatap tunangan nona mudanya itu dengan dingin dan tidak bersahabat.
"Siapa? Jelaskan tujuanmu!" perintah sang Duke dengan suara rendah, pertanda tidak ingin dibantah.
"Kau tidak perlu tahu siapa aku! Sekarang lepaskan aku dan biarkan aku menemui Nona Adelaine!" Kedua pria berperangai dingin itu kini saling menatap intens dengan pandangan mengintimidasi satu sama lain.
"Kawan ... atau lawan?" tanya Hugo dengan pandangan mengintrogasi. Sang Duke sudah menyadari dari awal, bahwa ada seseorang yang selalu berada di sekitar Valencia kemanapun gadis itu melangkah.
Pada awalnya, Hugo hanya bersikap acuh terhadap sosok tersebut, karena menurut pengawasannya, sosok tersebut sama sekali tidak mengancam ataupun melakukan sesuatu yang buruk terhadap tunangannya.
Pria itu juga mengerti, bahwa setiap orang pasti mempunyai ranah pribadinya sendiri yang tidak bisa diganggu oleh pihak luar. Ya, Hugo menghargai semua hal yang dilakukan oleh Valencia secara transparan tanpa ingin diketahui siapapun.
Xadern memejamkan matanya sebentar dan menghela nafasnya panjang, sebelum menjawab.
"Perkenalkan, saya adalah Xadern Carolla de Hillard, informan pribadi nona muda Adelaine," jelas Xadern dalam sekali tarik nafas. Pria bermata hijau itu akhirnya memutuskan untuk memperkenalkan dirinya secara resmi kepada sang Duke Fluternd itu.
"Hillard?" gumam pelan Hugo saat mendengar marga pria yang kini berada di hadapannya tersebut. Sang Duke kemudian mengamati pria di hadapannya dengan sangat teliti, sebelum menghempaskan Xadern dari kukungannya.
"Jadi, informasi apa?" tanya sang Duke pada akhirnya, tanpa mengurangi tatapan menghunusnya yang mengerikan itu terhadap Xadern.
Xadern hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Hugo, pria itu tampak sedang berfikir keras sebelum menghembuskan nafas panjang.
"Ini, mengenai keluarga Nona Adelaine," Xadern untuk sesaat melirik kepada Valencia yang masih terbaring dan belum sadarkan diri.
Pada awalnya, Xadern ingin menunggu hingga Valencia sadar dan memberitahukan hal ini secara langsung pada gadis itu. Namun, ada hal mendesak yang harus segera pria itu tangani.
"Berhubung Nona muda masih belum sadar dan saya tidak punya banyak waktu lagi untuk tinggal di sini, maka saya akan mempercayakan informasi ini kepada anda." Xadern menatap Hugo dengan pandangan serius, pria dengan netra hijau itu percaya bahwa sang Duke dapat menjaga amanahnya dengan benar.
Setelah memproses ucapan tuan muda Hillard itu, Hugo lantas menoleh ke belakang untuk sesaat, menatap wajah tenang tunangannya yang terbaring di ranjang. Sang Duke kemudian kembali menatap Xadern dengan raut tak kalah serius
"Kalau begitu, mari kita bicarakan hal ini di ruanganku."
☘️*******☘️
Kelopak mata itu terbuka, menampilkan netra coklat yang menawan. Sang pemilik mata indah itu saat ini tengah mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan penglihatannya yang masih buram dan tidak jelas.
"Apa ... yang terjadi?" gumamnya pelan, menempatkan sebelah lengannya di kepala, merasakan pening yang melanda.
"Ini, kamarku?" Pria itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, sebelum menyadari bahwa tempat ini adalah kamarnya sendiri.
Sekelebat memori tiba-tiba hinggap di kepala pria itu. Ingatan berisi rentetan penyerangan di pesta perburuan yang dialami olehnya, masih teringat dengan sangat jelas!
kejadian yang membuat Sang Putra Mahkota mengeratkan kepalan tangannya saat ini. Alexander mengeratkan rahang tegasnya, menunduk menahan emosi yang berlimpah di kepalanya.
"Sialan! Dasar bedebah biadab!"
☘️*******☘️
"Katakan." Hugo memandang datar Xadern dari kursi kerjanya. Ya, sekarang mereka sudah berada di ruang kerja Sang Duke. Entah kenapa Xadern tidak ingin membicarakan hal ini di dekat Valencia.
"Sebenarnya, sudah sejak tempo hari lalu saya ingin memberitahukannya pada Nona Adelaine," tukas Xadern menerawang peristiwa mengerikan di pesta perburuan kemarin.
"Lanjutkan," tukas Hugo pada pria dengan netra hijau itu, sang Duke mendengarkan penjelasan Xadern dengan seksama dan cermat.
"Keluarga Nona Adelaine, mengalami penyerangan, tepat di waktu yang sama ketika pesta perburuan dimulai," lanjut Xadern dengan berat hati, pria itu menghela nafas panjang sebelum mengatakannya.
"Keluarga ... Adelaine? Bagaimana itu bisa terjadi?"
☘️*******☘️
Hoii author balik lagi hehe, maaf ya agak telat, udah mulai sibuk lagi nih soalnya😥
Menurut kalian cerita ini gimana? Jujur aja yaa, biar ada bahan buat author revisi gitu hehe, rate juga ya kalo bisa😆
Yaudah deh gitu aja dulu, koreksi ya kalo ada typo😉
Byeee~☘️
Next dong
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]
FantasySorak-Sorai yang penuh dengan cacian bergema di setiap penjuru Kerajaan Altasia. Semua orang berkumpul hanya untuk menyaksikan kematiannya. 'Wanita hina!!' 'Bunuh dia!!' 'Sampah Altasia pantas mati!!' 'Akhirnya kematiannya tiba!' Di tengah kerumunan...