☘️~Happy reading~☘️
"ASTAGAA!! APA-APAAN INI?!"
Acara dansa yang awalnya tenang dan syahdu seketika riuh saat mendengar teriakan seseorang yang sangat nyaring hingga dapat didengar oleh semua tamu undangan.
Semua orang segera bergegas mencari asal suara itu. Sedangkan, Valencia diam-diam tersenyum kecil saat mendengarnya.
Mereka semua akhirnya sampai di tempat yang mereka yakini merupakan asal dari suara yang sebelumnya mereka dengar.
Terlihat beberapa gadis bangsawan sedang berdiri di depan sebuah ruangan seraya menutup sebagian wajah mereka menggunakan kipas lipat.
"Apa yang terjadi?" tanya salah seorang pria kepada mereka.
Para gadis itu hanya memalingkan wajahnya kemudian menunjuk ruangan yang ada di hadapan mereka.
"Astaga!!"
"Bukankah itu.."
"Pangeran kedua? Dan.. "
"Nona Adamantine?"
"Aku tidak menyangka."
"Sungguh perbuatan yang tercela!!"
"Itu menjijikkan."
Pekikan terkesiap disusul Rentetan kecaman yang berhembus keluar dari mulut pedas para bangsawan setelah mereka melihat pemandangan yang membuat mereka mengernyit jijik.
Ya, tebakan kalian benar. Mereka semua melihat bahwa sang Pangeran kedua sedang bersetubuh dengan gadis berambut putih yang tak lain dan tak bukan adalah Arabella.
Nampaknya kedua sejoli itu terlalu asik dengan dunianya sehingga tak menyadari bahwa mereka menjadi bahan tontonan gratis bagi banyak orang. Sungguh memalukan!!
"Apa yang kalian lakukan di kediamanku?!"
Teriakan itu terdengar dari sang tuan rumah, Marquess Adelaine. Bagaimanapun, kediaman ini adalah wilayahnya. Dia tidak mungkin diam saja saat melihat sesuatu bertindak di luar batas kewajaran, terlebih ini terjadi di depan matanya sendiri!
Terlihat jelas bahwa kedua insan yang tengah memadu kasih itu tersentak kaget saat mendengar suara menggelegar sang Marquess.
Mereka segera 'memisahkan diri' dan bergerak cepat meraih apapun itu yang bisa menutupi tubuh mereka dan menyelamatkan mereka dari rasa malu yang luar biasa.
Sungguh sangat disayangkan, tindakan yang mereka lakukan hanya akan berakhir sia-sia. Sepertinya mereka lupa, bahwa selembar kain tidak akan memberi pengaruh yang signifikan untuk situasi yang mereka hadapi saat ini.
Menyadari hal itu, tubuh mereka berdua bergetar hebat dipenuhi keringat dingin, wajah mereka pucat pasi saat menghadapi berbagai pandangan yang menatap mereka sinis dan merendahkan.
"I-ini... Tidak seperti yang kalian pikirkan," kilah Arabella, kalut dan tertekan mendengar segala celaan yang dilayangkan padanya.
"Semua sudah sangat jelas, Nona muda!"
"Kami tidak buta untuk melihat semua yang terjadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]
FantasySorak-Sorai yang penuh dengan cacian bergema di setiap penjuru Kerajaan Altasia. Semua orang berkumpul hanya untuk menyaksikan kematiannya. 'Wanita hina!!' 'Bunuh dia!!' 'Sampah Altasia pantas mati!!' 'Akhirnya kematiannya tiba!' Di tengah kerumunan...