☘️~Happy reading~☘️
"Jadi ... kita lakukan sesuai rencana?"
"Tentu," timpal Hugo dengan suara beratnya yang selalu membuat sang Nona Adelaine kelimpungan. Nafas hangat pria itu terasa berhembus melewati leher jenjang Valencia dengan leluasa.
Ya! Hugo masih saja menahan Valencia dalam pangkuannya setelah mengecup gadis itu dengan begitu tidak bertanggungjawab, setelah membuat hati sang Nona Adelaine porak-poranda tak karuan!
"Tapi, bisakah tubuhku diturunkan terlebih dulu?" tanya Valencia dengan wajah merah padam yang tak tertahankan. Pelukan hangat ini membuat perutnya terasa bisa meledak kapan saja dan mengeluarkan ribuan kupu-kupu.
"Sebentar saja ... biarkan aku memelukmu," ujar Hugo dengan mata terpejam, hidung pria itu menghirup rakus aroma gadisnya yang begitu memabukkan. Membuat sang Duke tidak bisa melakukan apapun selain menahan Valencia dalam kukungannya.
Sekujur tubuh Valencia merinding sesaat kala merasakan nafas Hugo yang terasa begitu menggelitik lehernya tiap kali pria itu berbicara.
"Sepertinya, tidurmu sedang tidak nyenyak akhir-akhir ini," tebak Valencia tepat sasaran. Gadis itu tahu, Hugo tidak jarang mendapatkan mimpi buruk masa lalunya yang kelam. Dan sangat jelas mengganggu waktu istirahat sang Duke.
Hugo hanya berdehem menanggapi tunangannya itu. Kedua lengannya memeluk pinggang Valencia dengan erat, tidak membiarkan gadis itu pergi dari kukungannya.
Hugo menggunakan bahu kecil milik Valencia sebagai tumpuan kepalanya, dan tertawa kecil kala merasakan tubuh milik tunangannya itu kaku dan tegang ketika ia meniup pelan permukaan leher jenjang gadisnya.
"Berhenti melakukan itu! Bulu kudukku meremang." Sekujur tubuh Valencia meremang oleh tingkah usil sang Duke, bahkan jantungnya pun sepertinya ikut meremang juga hingga berdetak tak karuan.
Seakan tak mendengarkan, Hugo masih tetap menjahili gadis itu dengan senyuman tipis yang terpatri di wajah tampannya.
Valencia menghela nafas saat ucapannya sama sekali tidak digubris oleh sang Duke. Sisi Hugo yang seperti ini sungguh membuatnya gemas dan kesal di saat yang bersamaan.
"Baiklah, lakukan sesukamu," ujar Valencia dengan pasrah. Lengan gadis itu kemudian bergerak mengusap pucuk kepala Hugo dengan lembut, membuat sang empu memejamkan mata guna menikmati elusan hangat dari tunangannya.
"Valencia," panggil Hugo pelan. Meniup kembali permukaan leher gadis itu dengan usil. Benar-benar membuat Valencia hampir kehilangan seluruh kesabarannya.
Hugo tersenyum kecil kala tidak mendapatkan respon dari tunangannya. Pria itu tahu bahwa Valencia pasti dibuat kesal oleh kelakuannya ini.
"Aku ingin tidur nyenyak malam ini," lanjut Hugo, menegakkan kepalanya dari bahu gadis itu. Valencia kembali dibuat was-was kala sang Duke menatap wajahnya dengan intens dan hampir tanpa jarak.
Kedua netra indah itu bertemu pandang, saling menghipnotis satu sama lain. Mereka berdua bagai dapat merasakan hembusan nafas masing-masing. Membuat suasana memabukkan yang telah terlewat, seakan terasa kembali hidup.
"Hanya temani aku, dan bantu aku tidur." Sang Duke memajukan sedikit wajahnya, mempertemukan kening mereka berdua, tak lupa membuat kedua ujung hidung itu beradu pelan.
☘️*******☘️
Keesokan harinya, Istana Vandell.
"Salam hormat kami kepada penguasa Altasia, Yang Mulia Agung Raja Ferdinand," ujar Hugo dan Valencia seraya melakukan courtesy kepada sang Raja.
"Ah, keponakan kecilku, bagaimana kabarmu sekarang?" Raja Ferdinand bertanya dengan raut tenang yang terpatri di wajah keriputnya, tak lupa dengan senyum kecilnya yang samar terlihat.
"Keadaan saya sudah lebih baik, Yang Mulia, dan tentu itu tidak lepas dari berkah anda yang selalu menyertai saya," timpal Hugo dengan penuh wibawa menanggapi sang Raja, membuat pria paruh baya itu tertawa kecil di tahtanya.
Perlahan, Raja Ferdinand beranjak dari tahtanya. Paruh baya itu kemudian berjalan menghampiri Hugo dan Valencia.
Setelah sampai di hadapan sepasang insan itu, Raja Ferdinand dengan tanpa ragu menepuk bahu sang Duke cukup keras, sebelah lengannya sang Raja gunakan untuk meraih pucuk kepala Hugo dan mengacak rambutnya pelan.
"Kau masih saja sama seperti dulu."
Valencia yang melihat itu semua hanya terdiam dengan bibir terkatup. Raja Ferdinand terlihat memperlakukan Hugo seperti anaknya sendiri. Membuat hatinya ikut menghangat.
Benak gadis itu kembali bergulir ke masa lalu. Hatinya mnyayangkan kejadian mengenaskan yang menimpa kedua pria di hadapannya ini. Dan itu semua diakibatkan oleh keegoisan seorang wanita gila yang tamak!
"Nona muda Adelaine, senang bertemu denganmu lagi," sapa Raja Ferdinand setelah membuat rambut tunangan gadis itu kusut.
"Sebuah kehormatan bagi saya untuk bertemu dengan Yang Mulia Raja Ferdinand," balas Valencia dengan ramah kepada pria paruh baya itu.
"Kau gadis yang baik, kau bahkan rela mempertaruhkan nyawamu untuk melindungi pria bodoh ini," ungkap Raja Ferdinand dengan enteng, mengabaikan raut wajah Hugo yang sudah menggelap.
"Yah, walaupun pria bodoh ini jugalah yang menyelamatkan nyawa putraku, terimakasih." Raja Ferdinand menoleh dan tersenyum bangga seraya menepuk-nepuk bahu kokoh sang Duke.
Tiba-tiba tanpa diduga, Sang Raja meraih telapak tangan pasangan itu menggunakan masing-masing lengannya. Raut wajah paruh baya itu juga berubah serius. Sungguh sangat tidak bisa ditebak tindakan Raja yang satu ini.
"Kalian adalah pasangan yang diberkahi oleh Sang Dewa, saling melengkapi satu sama lain, dan saling mengasihi." Raja Ferdinand menyatukan kedua telapak tangan pasangan itu, membuat Hugo dan Valencia kini saling bergandengan.
"Aku berharap dan selalu mendoakan kalian agar selamanya tetap seperti ini, apapun masalah yang kalian hadapi, ingatlah untuk selalu menyelesaikannya bersama-sama." Lengan sang Raja kini berpindah memegang masing-masing bahu kedua insan yang berdiri di hadapannya itu.
"Jangan lupa, doaku ini akan selalu menyertai kalian." Raja Ferdinand sekali lagi tersenyum dengan sangat bangga, bagai seorang ayah yang sedang memberikan restu bagi anak-anaknya yang hendak pergi ke luar menghadapi kejamnya dunia.
☘️*******☘️
Hii~ ketemu lagi sama author hehe, gimana kangen gk sama cerita ini? Atau kangennya sama author? Uhuyyy🤣🤣
Btw, maaf ya kalo misal cerita ini bertele-tele 😭 author lagi ngebentuk plot buat next chapter biar gk terkesan loncat-loncat nantinya, maaf banget ya kalo kalian gk suka/kurang nyaman😭😭
Tapi janji dehhh, next chapter udah mulai panas dan semakin menanjak menuju titik puncak😆
Udah deh segitu aja dulu yaa, kalo ada typo kasih tau aja jangan sungkan hehe
Byeee~☘️
Wajib next!
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]
FantasySorak-Sorai yang penuh dengan cacian bergema di setiap penjuru Kerajaan Altasia. Semua orang berkumpul hanya untuk menyaksikan kematiannya. 'Wanita hina!!' 'Bunuh dia!!' 'Sampah Altasia pantas mati!!' 'Akhirnya kematiannya tiba!' Di tengah kerumunan...