Page 53 : Secret News

26.8K 3.7K 81
                                    

☘️~Happy reading~☘️

"Ayah, bagaimana ini bisa terjadi padamu?" Valencia bertanya dengan mata sembab, gadis itu segera mendudukkan dirinya di tepi ranjang sang Marquess.

Hendry lantas membuka kelopak matanya dengan cepat kala mendengar suara putri tercintanya. Pria paruh baya itu nampak syok melihat keberadaan Valencia di kamarnya.

"Putriku," panggil Hendry berusaha bangun dari posisi rebahnya, yang tentu saja langsung ditahan oleh Valencia, khawatir kondisi sang ayah belum pulih sepenuhnya.

"Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya sang Marquess dengan penasaran. Hendry sempat melirik tajam keberadaan Arthur dibalik pintu.

Arthur bergidik ngeri mendapati tatapan mengerikan dari ayahnya. Sebelumnya mereka memang sepakat untuk tidak memberitahukan insiden ini terhadap Valencia, tapi nyatanya Arthur tidak tahan untuk membawa adiknya itu pergi dari kediaman sang Duke. Yah, kalian sudah tahu alasannya bukan?

Oleh karena itulah, setelah menghabiskan satu malam di kediaman Sang Duke, di pagi buta Arthur langsung saja mengajak Valencia untuk pulang dan memberi tahu kondisi ayah mereka.

"Kakak sudah memberitahukannya padaku, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sudah menyerang kalian?" tanya beruntun, gadis itu mulai menitikkan air matanya.

Keselamatan keluarganya terancam dan Valencia baru mengetahui hal ini! Membuatnya sangat kecewa pada dirinya sendiri. Gadis itu bahkan tidak diberikan kesempatan untuk sekedar melindungi keluarganya.

"Ayah baik-baik saja, tidak perlu khawatir, ramuan yang diberikan keluarga Arvent sangat luar biasa, kondisi ayah sudah membaik sekarang." Hendry tertawa sumbang untuk meyakinkan putrinya bahwa dia tidak apa-apa. Pria itu sedikit mengalihkan perhatian putrinya agar tidak berfokus pada insiden penyerangan tersebut.

Mendengar itu, Valencia lantas teringat bahwa kesembuhannya yang relatif cepat atas luka panah di tubuhnya pun tak lepas dari campur tangan keluarga Arvent. Tidak diragukan lagi, keluarga Arvent memang mahir dalam memproduksi ramuan penyembuhan.

Kecuali racun pada panah itu, ya racun itu hilang mengingat kini tubuh Valencia memiliki kekebalan terhadap racun. Walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama bagi tubuhnya menetralisir racun tersebut.

"Syukurlah kalau kondisi Ayah sudah membaik, maaf mengganggu waktu istirahat Ayah," ujar Valencia dengan hati lega, namun juga merasa tidak enak karena mengganggu istirahat Hendry.

"Sudah tidak usah dipikirkan, tapi Putriku mana calon suamimu itu?" tanya sang Marquess dengan penasaran. Spekulasi-spekulasi aneh mulai terbentuk di kepalanya. Urat-urat kekesalan muncul di kening paruh baya itu, Keterlaluan sekali jika Hugo tidak menjenguknya. Haruskah ia tetap merestui pernikahan mereka nanti?

"Kak Arthur tidak mengizinkannya untuk ikut." Jawaban singkat Valencia cukup membuat Hendry membisu. Sepertinya pria itu juga harus mencari calon menantu baru agar putranya tidak menggangu kehidupan asmara Valencia.

"Anak itu benar-benar!" gumam pelan sang Marquess.

☘️*******☘️

Brakk!

"Arthur sialan!" umpat Hugo menggebrak meja kerjanya. Sang Duke sangat kesal kala Arthur membawa pergi tunangannya itu di pagi buta tanpa berpamitan.

"Pasti Valencia sudah tahu, yah tentu saja Arthur yang memberitahukannya," monolog Hugo pada dirinya sendiri. Padahal, pria itu sudah mempunyai rencana tersendiri untuk memberitahukannya pada sang tunangan.

"Tuan." Panggilan itu datang bersamaan dengan kehadiran sesosok bayangan yang perlahan menjelma menjadi manusia. Itu Sam, ajudan pribadi sang Duke.

"Bagaimana penyelidikanmu, Sam?" Hugo tanpa berbasa-basi bertanya langsung kepada Sam yang baru saja tiba.

"Silahkan, Tuan." Sam memberikan sebuah dokumen laporan yang sudah ia susun sejak tempo hari.

"Kerja bagus!" ungkap Hugo mengapresiasi kinerja bawahannya itu. Lengannya bergerak membuka lembaran dokumen tersebut, netra birunya dengan teliti mencerna setiap informasi yang terdapat di dalamnya.

"Valencia, akan menyukainya." Seringai menyeramkan itu terbit di wajah tampan sang Duke.

☘️*******☘️

"Apa ini?" tanya Valencia kala Hugo dengan tiba-tiba menyerahkan sesuatu kepadanya.

"Buka saja." Hugo mendudukkan dirinya di tepi ranjang, bersebelahan dengan Valencia.

Sang Duke memperhatikan penampilan tunangannya itu lamat-lamat. Valencia hanya menggunakan gaun tidur sederhana dengan rambut yang digerai, dapat terlihat ujung-ujung helaian itu masih basah dialiri air.

Cantik, Valencia terlihat sangat cantik malam ini. Membuat sudut bibir sang Duke berkedut menahan senyuman, netra biru gelapnya seakan tidak lepas dari kehadiran gadis itu.

"Ini ..." Suara Nona Adelaine itu mengalun merdu menyadarkan Hugo dari lamunannya.

"Informasi mengenai penyerangan terhadap keluargaku?" tanya Valencia memastikan, yang dibalas oleh pria itu dengan anggukan kepala.

"Tapi, bagaimana bisa secepat ini?" Valencia baru saja ingin menyelidiki kasus ini. Tapi ternyata Hugo sudah melakukannya, bahkan informasinya terbilang lengkap!

"Sudah berapa lama kau tahu?" Netra merah itu menyipit tajam menatap sang Duke dengan penuh selidik. Valencia berspekulasi bahwa Hugo sudah mengetahui penyerangan itu lebih dulu darinya, membuatnya merasa kecewa tanpa bisa dicegah.

Hugo yang mengetahui akan mendapatkan reaksi seperti ini dari Valencia lantas menghela nafas panjang. Sejujurnya pria itu juga merasa bersalah tidak memberitahu Valencia lebih awal.

"Maaf, aku memang sengaja tidak memberitahumu secara langsung karena saat itu kau baru saja sadar," ungkap sang Duke dengan apa adanya. Valencia tidak melihat adanya kebohongan dalam netra biru gelap itu.

Gadis itu kemudian memejamkan matanya dan menghembuskan nafas panjang guna menenangkan gemuruh emosi di hati. Hugo yang melihatnya hanya terdiam, tidak ingin memperkeruh suasana hati gadis itu.

Berusaha mengabaikan sang Duke, Valencia mengalihkan perhatiannya pada dokumen yang berada di lengannya itu. Giginya bergemelatuk kala netra merahnya membaca semua informasi tersebut dengan teliti.

"Adamantine!" geram Valencia dengan penuh kebencian.

☘️*******☘️

Haiii~ maaf ya nunggu lama, baru bisa up hari ini😭 jujur, beberapa hari kebelakang author lagi sakit, demam tinggi sama batuk kering gak berenti, doain semoga cepet sembuh yaa 😭

Maaf juga kalo Chapter ini dikit atau gak sesuai ekspektasi kalian😭 alurnya mulai dipercepat yaa, kalo ada typo koreksi aja🥴 soalnya author ngetiknya setengah sadar hehe

Dah deh segitu aja dulu ya😉 ketemu lagi di next chapter yaa byeee~☘️

Next dungss

Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang