☘️~Happy reading~☘️
Thomas memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang berhembus melewatinya. Ya, Pria itu sedang berdiri di balkon kediaman Adelaine.
Setelah berpisah dengan Kedua nona muda itu, entah kenapa tubuhnya terasa agak panas. Jadi dia memutuskan untuk berjalan-jalan keluar, berharap menghilangkan ketidaknyamanan yang menerpa tubuhnya.
"Aku tidak boleh gagal menariknya di sisiku." Matanya berkilat dipenuhi ambisi yang gila.
☘️*******☘️
"Anda sangat cantik Nona Adelaine."
"Ya, rambut anda sungguh indah dan berkilau."
"Astaga!! Dimana anda membeli gaun indah ini?"
Valencia hanya tersenyum mengahadapi celotehan para Nona bangsawan itu. Tadi, setelah mereka berbicara dengan Pangeran kedua, Arabella menariknya masuk pada kumpulan para Nona bangsawan di hadapannya ini.
"Ah, Nona sekalian terlalu berlebihan." Valencia menanggapinya dengan sopan.
"Nona Adelaine, anda terlalu rendah hati," puji salah satu Nona bangsawan di sana.
"Nona-nona, saya akan segera memulai pesta dansa. Saatnya kalian mencari pasangan dansa kalian," ujar Valencia ingin segera menutup basa-basi memuakkan ini.
"Benarkah? Anda akan memulainya sekarang?."
"Aku sungguh penasaran. Kira-kira siapa yang akan mengajakku berdansa?" kata seorang Nona berambut pirang. Itu sudah menjadi tradisi, bahwa pria yang memilih pasangan dansa mereka.
Wanita yang tidak mendapat partner dansa, harus bersiap menjadi bahan gunjingan bagi para bangsawan penggosip.
"Mungkin Baron Carn," celetuk seseorang disambut tawa kecil dari para Nona bangsawan di sana. Oh, ayolah. Siapa yang tidak mengenal tua Bangka genit itu? Hahaha!
"Maaf karena mengganggu kesenangan kalian, tapi saya harus pergi karena ada sesuatu yang harus saya lakukan terlebih dahulu," pungkas Valencia dengan nada tidak enak.
"Silahkan Nona, anda tidak perlu minta maaf."
"Ya, anda adalah tuan rumah di sini."
"Nona sekalian terlalu baik hati, kalau begitu saya pamit undur diri," pamit
Valencia seraya mengangkat sedikit kedua sisi gaunnya dan segera beranjak pergi menjauh dari kumpulan nona bangsawan itu."Kenapa terburu-buru sekali, sepupu?" Arabella tiba-tiba menghampirinya.
"Ah, tidak apa aku hanya ingin ini segera berakhir, sungguh melelahkan ternyata."
"Ini belum apa-apa. Setelah debut, kau harus menghadiri berbagai pesta yang digelar agar kau semakin terkenal, sepupu."
"Aku harus belajar banyak darimu, sepupu."
"Aku dengan senang hati akan mengajarkan dirimu." Arabella tersenyum pongah menerima pujian itu, membuat Valencia jijik melihatnya.
"Apa kau melihat Yang Mulia pangeran kedua, sepupu? Aku merasa tidak enak karena meninggalkannya tadi," tanya Valencia tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]
FantasySorak-Sorai yang penuh dengan cacian bergema di setiap penjuru Kerajaan Altasia. Semua orang berkumpul hanya untuk menyaksikan kematiannya. 'Wanita hina!!' 'Bunuh dia!!' 'Sampah Altasia pantas mati!!' 'Akhirnya kematiannya tiba!' Di tengah kerumunan...