Page 29 : Get The Prey

51.8K 7.3K 110
                                    

☘️~Happy reading~☘️

"Di mana adikmu?"

Hendry mengerutkan keningnya saat menyadari bahwa hanya ada dua anaknya saja yang mengisi meja makan, di mana putri satu-satunya itu?

"Valencia sudah makan lebih dulu, gadis itu bilang ingin tidur lebih awal," sahut Arthur seraya mendudukkan dirinya di kursi.

"Benarkah? Valencia tidak berkata apapun pada Ayah."

"Itu artinya Valencia lebih menyayangiku, kakaknya!" sewot Arthur pada Ayahnya. Tentu saja pemuda itu masih dendam, karena ternyata dulu Arthur hanya dimanfaatkan saja oleh Ayahnya dengan dalih "hukuman".

"Apa maksudmu, Arthur? Aku Ayahnya!" tanya Hendry dengan aura yang sudah tidak mengenakan.

"Buktinya Valencia hanya memberitahuku saja." Arthur yang tampak tak menyadari apapun, hanya tersenyum culas dengan melipat kedua tangannya di dada.

Di tengah perdebatan itu, Sergio kecil hanya menatap mereka dengan jengah, dia sangat lapar!

Seolah mendapat sebuah ide, kedua sudut bibirnya yang mungil itu terangkat. Mata bulatnya yang lucu, kini melirik waspada ke sekitar.
Tangannya yang kecil mulai merayap di atas meja, mencoba mendekati sebuah piring yang berisi kue kering.

Sergio kemudian dengan cepat melesatkan tangannya dan mengambil sepotong kue kering. Tidak ingin ketahuan, bocah cilik itu langsung saja memasukkan kue tersebut ke mulutnya dalam sekali lahap.

Sedangkan, kedua pria dewasa itu tampaknya tidak menyadari tindakan Sergio, mereka terus saja berdebat hingga hanya tersisa sepotong kue kering saja di piring, yah tentu saja sisanya tadi sudah dimakan oleh bocah itu.

Arthur yang sudah lelah berdebat dengan ayahnya itu kini mulai fokus pada makan malamnya, netra biru itu kemudian teralihkan pada sebuah piring yang hanya berisikan sepotong kue kering.

"Astaga, apa Pelayan di kediaman ini benar-benar bekerja dengan benar? Kenapa mereka hanya menyajikan sepotong kue sebagai camilan?!"

Hendry yang sedang bersiap untuk menyuapkan makannya pun kini beralih menatap putra sulungnya itu. Netra merahnya kemudian bergulir, menatap sebuah piring yang ditunjuk oleh Arthur.

'Seingatku, piring itu tadi dipenuhi oleh kue kering. Lalu kenapa sekarang hanya ada satu?!' batinnya dengan kening yang berkerut dalam.

"Enak."

Di tengah kebingungan keduanya, Sergio sang pelaku malah asik menjilati satu persatu jarinya. Sontak saja apa yang sedang dilakukan Sergio menarik perhatian mereka berdua, Tampangnya yang polos tanpa rasa bersalah berhasil membuat Hendry dan Arthur jadi ragu untuk mengomeli bocah imut itu.

Pada akhirnya mereka berdua hanya bisa menghela napas panjang dan kembali melanjutkan makan malam yang tertunda.

☘️*******☘️

Dibalik sebuah pohon besar yang diterangi gemerlapnya sinar rembulan, seorang Gadis berambut putih dengan jubah hitamnya terlihat sedang mengawasi sesuatu.

Setelah sampai di ujung jalan setapak, Valencia akhirnya menemukan kastil Fluternd yang saat ini sedang dijaga ketat oleh puluhan pengawal berzirah baja.

Netra merahnya yang indah dan menawan bergulir kesana-kemari, mencari celah yang sekiranya bisa gadis itu lewati untuk menyelinap memasuki kastil Duke Fluternd.

Malam ini, Valencia harus menemuinya!

Gadis itu kemudian mulai berjalan mengendap-endap dan memutari kastil Fluternd, saat sampai di dekat salah satu gerbang kecil tanpa penjagaan, Valencia segera masuk setelah membuka gembok gerbang tersebut dengan batangan besi kecil yang gadis itu bawa di jubahnya.

Miss Adelaine's Revenge [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang