35

820 70 3
                                    

Acara intrograsi Mitchell dan Kenta siang itu terpaksa harus berhenti di tengah jalan karena waktu makan siang telah habis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara intrograsi Mitchell dan Kenta siang itu terpaksa harus berhenti di tengah jalan karena waktu makan siang telah habis. Bahkan Chenle yang terlihat sangat santai pun mengingatkan mereka berdua untuk segera berlari menuju ruang latihan karena nampaknya guru untuk kelas personality development sangat disiplin. Mengecek nomor studio sekali lagi dari layar handphone, Mitchell menarik lengan hoodie Kenta dan berlari kencang ke ruangan dance 7 di lantai 7.

Untungnya, saat Mitchell tiba di kelasnya, sang guru belum datang. Mitchell menyapa para trainee yang juga didaftarkan kelas ini. Sebagian besar adalah trainee junior dan trainee baru. Mitchell tak terlalu dekat dengan trainee baru karena mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan roomate mereka masing-masing. Hal ini terkadang membuat Mitchell mempertanyakan lagi keputusan papa yang tak memperbolehkannya tinggal dalam dormitori.

Menurut berita yang ia dapat dari Yebin unnie, guru untuk kelas ini bukanlah guru reguler. Kebanyakan hanya berupa guru panggilan yang juga di pakai beberapa agensi besar. Karena itulah guru ini kesulitan mengingat nama trainee dan meminta SM untuk menyediakan tag nama para peserta.

"Selamat siang semuanya" Seorang wanita yang tampaknya berusia 45 tahun memasuki ruangan, menyapa mereka dengan tubuh yang tegap dan mata yang tajam. Kini Mitchell mengerti mengapa mantan trainee pun masih bergidik mendengar kelas ini. "Annyeonghaseyo" para peserta menjawab pelan sambil membungkuk beberapa kali, tanda hormat. "Sapaan apa seperti itu. Tegakkan badan kalian dan ulang" Tak puas, wanita paruh baya itu meminta mereka untuk mengulang salam mereka, yang tentu dilakukan sesuai perintah walaupun dengan tatapan ketakutan.

"Perkenalkan nama saya Na JiYoung. Tolong panggil saya guru Na. Hari ini saya akan melatih kalian dasar-dasar self development." Guru Na mengeluarkan tongkat kayu dari tas nya dan mulai berjalan mengelilingi ruangangan untuk membenarkan kembali postur tegak para trainee. "Tolong di ingat baik-baik. Catat kalau perlu, karena saya tak suka mengulang perkataan saya."

"Postur tegak adalah kunci. Berdiri maupun duduk, kalian harus terbiasa melakukan keduanya dengan tegak. Kedua, lemaskan lengan kalian lalu genggam pergelangan tangan yang satunya. Biasakan posisi berdiri ini dimanapun kalian berada. Postur berdiri ini dinilai yang tersopan dalam industri ini" Mitchell tersadar, posisi berdirinya kali ini merupakan posisi berdiri para idol di berbagai acara. Ternyata sampai cara berdiri pun harus ia perhatikan.

"Seorang publik figur harus menguasai cara berbicara di depan masa. Ada 4 hal penting yang harus kalian ingat. Percaya diri, teknik vokal, ekspresi dan gestur." Teknik vokal diperlukan dalam public speaking?

"Kalian pasti bertanya-tanya tentang teknik vokal dalam public speaking. Teknik vokal yang dimaksud disini adalah volume, kecepatan, artikulasi dan intonasi." Terkejut, Mitchell cepat-cepat memperbaiki raut wajahnya agar menjadi netral kembali. Setelah Ms.Na menjelaskan secara detail apa saja yang dimaksud dari ke empat hal penting tersebut, ia membagikan selembar kertas yang berisi text yang berbeda satu sama lain. Ada berbahasa Korea, dan ada berbahasa Inggris. Kemudian para peserta diminta untuk mempelajari isi text sebelum mempresentasikannya menggunakan cara yang telah Ms.Na ajarkan.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang