29

835 74 1
                                    

Hari H!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari H!

Mitchell dan Kenta tiba di depan sekolah tepat pada pukul 7:30 pagi. Setengah jam sebelum tes berlangsung. Benar kata Mr.Yoon, sekolahnya berada tak jauh dari kantor trainee. 5 halte bus dari kantor trainee atau 6 halte dari depan apartmentnya. Namun saking besarnya sekolah ini, jarak dari halte ke lobby sekolah memakan waktu sekitar 10 menit berjalan kaki.

Gedung sekolahnya mengingatkan Mitchell pada gedung sekolahnya di Indonesia. Menjulang tinggi dengan cat berwarna putih. Namun pekarangan yang menghubungkan sd, smp dan sma di sekolah barunya ini terlihat jauh lebih asri dengan taman yang luas di sekelilingnya. Terdapat track lari membentang luas di sebelah kanan gedung sekolahnya.

Kenta dan Mitchell menoleh kanan kiri kebingungan karena tak ada seorang pun di lobby yang memberikan arahan tempat berlangsungnya tes. Hal ini tentu wajar mengingat hanya mereka berdualah yang berpartisipasi pada tes masuk ini. Kenta memutuskan untuk mencari ruangan tata usaha berharap ada seseorang yang bisa ditanyai. Benar dugaannya, ada beberapa guru yang sedang sibuk melihat layar laptopnya. Mereka lalu diarahkan untuk langsung menuju kelas tempat tes akan di adakan.

Kenta dan Mitchell ditempatkan pada 2 ruangan berbeda. Suasana nampak sepi, bahkan terlalu sepi, membuat Mitchell sedikit menyesali keputusannya memaksa Kenta datang setengah jam lebih awal. Mitchell tak merasa gugup untuk tes masuk ini. Dalam 5 hari, ia berhasil menghabiskan buku latihan soal ISEE. Menurut Kenta, jawabannya pun semakin baik setiap harinya. Karena itulah Mitchell merasa sangat percaya diri.

Mitchell sangat bersyukur para trainee dan staff SM tak jera memberinya dukungan. Mitchell sampai kekenyangan akibat terlalu banyak orang yang membelikannya cemilan. Saat hidung Mitchell mimisan akibat kelelahan, semua orang begitu panik. Sampai-sampai Yebin unnie hampir saja menelfon ambulans kalau bukan karena Kenta yang menghentikannya. Mendengar Yebin unnie berteriak histeris, hampir semua trainee keluar dari studio tempat mereka berlatih mandiri usai kelas. Suasana semakin ricuh, Mitchell tak bisa menahan gelak tawanya. Dengan tissue yang disumpal ke hidungnya, Mitchell tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi ketakutan para teman dan staff SM akibat mimisannya.

Lamunan Mitchell buyar ketika pengawas masuk ke kelasnya tanda tes akan segera dimulai.

Dua jam berlalu sampai akhirnya Mitchell selesai mengerjakan soal tesnya. Sambil menunggu gilirannya wawancara, Mitchell meregangkan otot lehernya yang kaku akibat telah menunduk mengerjakan soal. Ia merasa beban di pundaknya menjadi sedikit lebih ringan setelah testnya rampung.

Kenta dipanggil lebih dulu untuk wawancara, jadi Mitchell menunggu di depan ruangan auditorium yang kedap suara. Padahal ia berharap ia bisa sedikit menguping wawancara Kenta. Bosan, Mitchell membayangkan menu makan siangnya dengan Kenta hari itu. Hari sabtu adalah hari dimana trainee di wajibkan untuk latihan mandiri. Jadi Mitchell dan Kenta telah sepakat setelah tes ini usai, mereka akan kembali ke kantor trainee untuk berlatih bersama.

Teman-teman trainee nya kerap kali menanyakan tentang Kenta padanya. Gosipnya, begitu Kenta menguasai basic koreografi, ia akan langsung masuk pada deretan trainee yang siap debut. Walaupun hanya gosip, Mitchell tak bisa menahan rasa bangganya.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang