79

810 67 2
                                    

Its a longggggg chapter🤠

Kata orang, sukacita selalu diikuti oleh dukacita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata orang, sukacita selalu diikuti oleh dukacita. Kalau tak ada dukacita, maka sukacita pun tak lagi special. Mungkin itulah yang terjadi, tak hanya pada Mitchell, namun pada semua insan manusia. Di minggu pertama januari, jadwal rekaman music video mereka digantikan oleh rapat darurat oleh perusahaannya, SM entertainment. Kabarnya ada sebuah virus yang merebak di negara sebelah, China, dan diprediksikan akan segera menyebar luas di Korea Selatan karena baru saja ada rombongan turis yang baru datang dari negara China. Seketika itu pula ketakutan terbesar Mitchell muncul ke permukaan.

Sekolahnya masih libur, jadi Mitchell dan membernya datang ke kantor utama tepat pada pukul 8 pagi. Telah nampak semua ruang rapat dalam gedung itu ramai dipenuhi oleh jejeran idol ternama dengan label yang sama. Mitchell dan membernya tak banyak bicara sebelum rapat dimulai. Masing-masing merasa tegang, terlalu takut menghadapi kabar yang akan diumumkan oleh staff. Masing-masing dari mereka dapat menebak tepat kabar apa yang akan diumumkan perusahaannya, lagi-lagi penundaan.

Tak lama kemudian, 3 orang staff masuk ke dalam ruang meeting dengan tergesa-gesa namun raut wajahnya masih terlihat tenang. Diawali dengan salam dan basa-basi sedikit, kabar buruk pun siap untuk diumumkan.
"Dengan menyesal, kami harus tunda jadwal debut kalian. Kali ini bukan kesalahan staff tapi karena kondisi negara yang dalam masa siaga virus." Ujarnya tenang.

Sepanjang perjalanan, Mitchell sudah mempersiapkan hati untuk menerima kabar buruk ini. Dari intonasi Yebin unnie menyampaikan pengumuman rapat dadakan pun, Mitchell sudah dapat menebak isi dari rapat hari ini. Namun nampaknya, semua persiapan hati yang ia siapkan gagal total. Mendengar staff perusahaan menyampaikan langsung kabar ini membuat hatinya mencelos. Tubuhnya susah digerakan dan matanya terasa perih seperti terkena cipratan sambal.

"Sampai kapan?" Tanya KoEun unnie dengan suara yang terdengar begitu lemas. Dari suaranya, Mitchell tau betapa lelahnya KoEun unnie menunggu. Menunggu sesuatu hal yang kunjung menjauh.

"Itu dia. Inti permasalahan penundaan debut kalian kali ini bukan pada kami melainkan virus. Setelah berdiskusi, kami akan menunggu sampai virusnya benar-benar ditangani baru akan rapat lanjutan mengenai debut kalian." Jawab salah satu staffnya.
"Tapi bulan depan kontrakku habis" Ucap Lami dengan penuh pertanyaan.
"Kami dengan senang hati akan menawarkan kontrak baru bagi kalian yang kontraknya akan habis dalam waktu dekat."

"Kontrak sebagai trainee? Atau idol?" Hina unnie angkat suara.
"Karena situasi saat ini masih belum memadai, maka untuk sementara kami akan memperbaharui kontrak kalian masih sebagai trainee dan akan langsung mengubah seluruh kontrak begitu jadwal debut kalian keluar." Di titik ini sudah tak ada satupun dari mereka yang masih ingin menanyakan suatu hal yang sudah jelas adanya. Tertunda, entah sampai kapan. Mitchell tak bisa membayangkan seperti apa isi hati dan fikiran KoEun unnie maupun Lami saat ini. Juga Hina dan HyeIn unnie. Seingatnya, kontrak YiZhou unnie habis di tahun depan. Jadi entah ada virus atau apapun yang melandanya, ia mau tak mau tetap harus melanjutkan masa training.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang