Incheon International Airport. Mitchell, Kenta, Mike dan 8 peserta lainnya akhirnya sampai di Seoul! Setelah selesai mengambil koper di bagasi mereka bergegas keluar dari pintu kedatangan. Tak sempat bertanya seperti apa orang yang akan menjemput di bandara kepada Mrs.Soo, kesebelas remaja itu kebingungan ketika mereka dihadapkan oleh banyak orang yang memegang papan nama.
Mitchell berusaha mencari papan nama yang bertuliskan namanya namun antrian dibelakang mulai menggerutu. Akhirnya ia menyerah dan memutuskan untuk berjalan menjauhi pintu keluar. Teringat pesan Mrs.Soo untuk tetap berjalan dalam group, akhirnya Mike, yang memimpin gerombolan, memutuskan untuk berdiri menunggu sekitar seratus meter dekat pintu keluar tadi untuk menghindari kerumunan. Terlihat jelas bahwa semua peserta kebingungan dan mulai panik.
"How about this. Lets seperate into 2 groups. One group stay here with all the luggage, one group look around searching for SM staff?" Mitchell dengan spontan mengusulkan ide menggunakan bahasa inggris karena, well, bahasa Mandarin terlalu sulit untuk situasi ini.
"Thats actually good idea. I will stay here and try to contact Mrs.Soo. You guys can go look around but remember dont walk seperately" LiWei nampaknya setuju akan ide Mitchell.
Akhirnya Mitchell, Kenta dan Mike lah yang pergi berkeliling mencari staff SM. Mungkin peserta lain masih canggung satu sama lain ditambah keterbatasan bahasa yang sama sekali tidak membantu. Kenta mengusulkan mereka untuk mulai mencari di gerombolan manusia di pintu kedatangan tadi. Mereka pun berjalan menuju pintu kedatangan tadi sambil melihat kiri dan kanan tak mau melewatkan satupun papan nama.
"Itu itu! Ada yang pegang pelang SM Ent!" Teriakan Mike selalu sukses mengejutkan Mitchell. Mike berlari kecil menuju orang di balik pelang tersebut.
"Hi, ummm.. are you from SM? Because me and my friends been looking for SM staff" tegur Mike agak canggung, takut salah orang. Bapak itu menurunkan pelangnya dan tersenyum lebar. Kira-kira 40 tahun dengan kacamata berbingkai tipis. Senyumannya sangat ramah membuat Mitchell teringat akan ayahnya.
"Ohh! Yes yes! Hi! Its so hectic in the airport today. I was worried that you guys lost somewhere" Kami berempat bergegas berjalan menuju tempat teman-teman mereka menunggu.
Entah kenapa Mitchell merasa beberapa orang disekitarnya berbisik sambil melirik ke arah bapak paruh baya tadi. Mitchell menyenggol tangan Kenta disebelahnya untuk memberi kode. Kenta menyadari dan mulai melihat kesekelilingnya. Sadar beberapa dari orang itu memotret ke arahnya dan Mitchell, Kenta mengisyaratkan Mitchie untuk berjalan lebih cepat.
"Kalo bapak tadi bukan dari SM tapi ternyata penculik gimana ken?!?!" Mitchell yang berlari kecil untuk mendahuluinya berbisik. "Siapa yang mau nyulik lo? Makannya banyak" jawab Kenta tak acuh. "KEN?!?!" Mitchell meninju lengan Kenta pelan tanda tidak terima. Kenta hanya tertawa sambil mengelus lengannya.
"Ok. So let me introduce myself. My name is Yoon JaeSik, you can call me Mr.Yoon. Now before we get going, im gonna give you guys a time for go to exchange currency. Its true that we will provide everything you need, but i understand if you still want to withdraw cash just in case." Dengan itu, Mitchell bersama beberapa peserta berjalan menuju counter money changer.
Mitchell telah berjanji pada orangtuanya bahwa ia akan mengambil cash begitu landing di Korea. Mereka ingin Mitchell bisa membeli makanannya sendiri kalau-kalau makanan yang disediakan SM tidak sesuai dengan selera anak bungsunya itu. Padahal Mitchell bukan anak yang pilih-pilih makanan. Tapi apa boleh buat, namanya juga orangtua wajar kalau khawatir.
🍃🍃🍃🍃
Tepat pukul 13.00, Mr.Yoon menggiring rombongan kecil itu menuju kafetaria SM. Karena tidak cukup waktu, Mr.Yoon memutuskan untuk langsung membawa mereka menuju kantor SM. Koper-koper dititipkan di ruang latihan, dan mereka pun menuju kafetaria untuk mengisi perut keroncongan yang tidak sempat diisi tadi pagi.
Untuk mendeskripsikan kantor SM, Mitchell tak bisa berhenti mengedipkan matanya terpana. Sebenarnya interiornya cukup simple, namun penerangannya yang sangat bagus membuat segalanya terasa lebih aesthetic daripada yang sebenarnya. Kantor yang ia datangi bukanlah kantor SM yang biasanya ia lihat di liputan televisi. Ukurannya lebih kecil namun tetap luas untuk ukuran sebuah kantor.
Kantinnya pun sangat bersih dan terang. Terdapat sekitar 20 meja panjang dan satu counter panjang tempat mereka mengambil makanan diujung ruangan. Kala itu kantin tidak terlalu padat karena jam makan siang telah lewat jadi mereka bisa mengambil makanan tanpa harus mengantri. Nasi merah, japchae, bulgogi dan kimchi. Tuh kan bener apa kataku. Pasti makanannya enak gak seperti apa yang mama kira.
Mr.Yoon mengatakan bahwa hari ini mereka akan langsung diminta menunjukan kemampuan di depan para petinggi namun sebelumnya para peserta diperbolehkan melakukan pemanasan di ruang dance studio di lantai 7. Jadi disinilah sekarang Mitchell duduk terpana melihat para peserta lain mulai meregangkan badan sambil melakukan pemanasan suara. Mereka tampak sudah jauh lebih professional ketimbang dirinya.
Tak mau fikirannya terganggu, Mitchell memasang airpodsnya dan mulai melakukan peregangan. Nampaknya otot-otot ditubuhnya kaku akibat perjalanan panjang tadi. Lantunan lagu All About You melantun pelan masuk telinganya. Kenta menyarankannya untuk terus mendengarkan lagu yang akan dia bawakan itu, fokus akan ketukan piano dan pronounciation tiap katanya. Kenta percaya dengan cara inilah Mitchell akan bisa lebih menguasai lagu tersebut.
40 menit berlalu dan satu-satu para peserta mulai dipanggil ke ruangan terpisah. Mitchell masih fokus menyempurnakan kembali gerakan untuk audisi dancenya. Seminggu ini ia sudah giat menghafalkan dan menyempurnakan tarian Boom dari NCT Dream. Mitchell memilih lagu ini karena sebenarnya ia tak tahu para juri akan memintanya menari sebanyak apa.
Mitchell beraharap dengan memilih lagu yang lebih strong, jikalau ia hanya diminta menari sedikit ia masih bisa menunjukan kebolehannya. Tujuan lainnya ialah karena Mitchell tidak merasa ia bisa menarikan lagu girlband yang cantik. Setelah menonton banyak video dance girlband, Mike menyadari bahwa koreografi girlband terbilang simple namun karena itulah Mitchell harus bisa mengeksekusi setiap detail dengan cantik. Arah kemana ia harus menyibakkan rambut, jari, sampai ekspresi muka. Karena itulah ia memilih Boom dari NCT Dream yang memang sudah rumit tanpa ia harus memberikan detail terlalu banyak.
"MITCHELL JO"
Mitchell buru-buru mengelap keringatnya, ia berlari kecil kearah pintu keluar.
"MITCH!" Teriak Mike dibelakangnya. Mitchell membalikan badan dan mendapati Mike dan Kenta telah berlari kearahnya. "Goodluck!" "Jangan banyak mikir ya bocil" ujar mereka menepuk halus kepala Mitchell.
I KNOW you guys might be tired of reading another set of audition buttt trust me this one is the last one. Abis kalo dipikir ya... Gak mungkin gak sih proses audisi tuh se-simple itu? Balik lagi itu kan kaya SM invest uang dan waktu ke trainee nya jadi gak mungkin asal pilih, asal masuk gitu gk sieeee. Anyway, PLEASE HANG IN THEREEEEE BESTIEEE~😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionSerendipity [seren'dipede] /noun/ Keberuntungan yang datang tidak terduga Hidup adalah misteri. Setiap langkahmu merupakan clue. Bagaimana jika suatu hari keberuntungan membawamu untuk menjadi seorang trainee? Akankah kamu terima? Idol AU #1 kpopfa...