43

822 68 4
                                    

Setelah monthly evaluation akhirnya selesai kemarin, Mitchell dan Kenta beserta beberapa roomate Kenta diundang untuk bermain ke apartment kediaman HyeIn dan kawan-kawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah monthly evaluation akhirnya selesai kemarin, Mitchell dan Kenta beserta beberapa roomate Kenta diundang untuk bermain ke apartment kediaman HyeIn dan kawan-kawan. Katanya untuk perayaan evaluasi Mitchell dan Kenta. Namun sebelum itu, Mitchell bangun lebih awal untuk belajar bahasa Korea. Karena sekolahnya, Mitchell dan Kenta tak lagi bisa berpartisipasi dalam kelas Korea di kantornya. Walaupun ia meminta Yebin unnie untuk mendaftarkannya pada kelas Korea siang, kelas itu hanya tersedia seminggu tiga kali. Maka dari itu Mitchell bertekad akan mempelajari bahasa Korea lebih sering di apartmentnya.

Bibi yang dipekerjakan papa telah datang untuk bersih-bersih dan memasak untuk makan siang Mitchell. Mitchell selalu meminta bibi untuk memasak lebih banyak karena setiap akhir pekan Kenta selalu datang ke apartmentnya untuk makan siang ataupun bersantai bersama. Kali ini bibi membuat KongNamul Guk atau sup tauge. Wanginya sangat harum membuat perut Mitchell mendadak keroncongan. Mengirim pesan pada Kenta untuk segera datang, Mitchell lanjut mengerjakan latihan soal dari text book yang diberikan oleh SM.

Setengah jam berlalu, suara ketukan pintu terdengar. Bibi yang bersiap untuk pulang membukakan pintu karena Mitchell tengah serius mendengar percakapan dalam bahasa Korea dari airpodsnya. "Oh! Imo! Annyeonghaseyo" sapa Kenta. "Kenta-ssi! Kebetulan sekali hari ini bibi masak sup tauge kesukaanmu! Lekas makan bersama Mitchell, ia telah menghabiskan paginya belajar disana"

Kenta melihat Mitchell yang duduk di lantai meja ruang tv sedang mengerungkan alisnya sambil menutup mata, mendengarkan percakapan seserius mungkin. "Oke imo. Apakah bibi sudah akan pulang? Mau saya bantu bawakan tas bibi sampai lobby kah?" "Tak perlu, tak perlu. Lekas makan! Bibi akan pulang sekarang" "ohh baik kalau begitu. Josimhi derogaseyo~" ujar Kenta sambil membungkukan badannya memberi salam.

Setelah bibi pulang, Kenta menaruh dua cup kopi dingin di depan Mitchell. Masih tak sadar akan kehadirannya, Kenta memutuskan untuk duduk di depannya menunggu sampai Mitchell rampung mendengarkan soal listeningnya. Kenta memperhatikan Mitchell yang ada di depannya. Rambutnya dicepol asal-asalan membuat rambut bagian depan berjatuhan membingkai wajahnya, mukanya yang tampak sangat serius terlihat dari kerungan alisnya, tangannya asyik memutar-mutar pensil mekanik berwarna pink. Kenta tak sadar menikmati pemandangan di depannya.

Ketika Mitchell akhirnya membuka mata, ia terkaget sampai loncat dari tempat duduknya. "KENTA YA AMPUN" protesnya sambil mengelus dada, mencoba menenangkan degup jantungnya. "Lo harus liat muka lo tadi HAHAHAHAA" Tertawa puas melihat raut wajah Mitchell yang kini cemberut. Teringat ia telah mendengar habis percakapan tadi, Mitchell buru-buru membuka buku dan mengerjakan soal yang tertera. "Bentar Ken, keburu lupa nanti"

Kenta bangkit berdiri dan mengambil kopi yang dibawanya tadi, menyodorkan ujung sedotan tepat di bibir Mitchell. Terbiasa dengan sikap Kenta, Mitchell membuka mulutnya dan menyesap kopi susu yang Kenta bawa. "Hmmm enakkk! Free coffee never fails" ujarnya pelan sambil mengerjakan soal dengan cepat. Kenta mengambil handphonenya dari saku dan membuka sosial medianya sambil menuggu Mitchell.

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang