Yearly evaluation!
Untuk pertama kalinya, ahli gizi tak berkomentar banyak tentang berat badan Mitchell. Walaupun usahanya tak menuai pujian namun setidaknya tak ada celaan pula. Berat badannya ketika ditimbang tadi 49kg dan fatmass nya telah berkurang jauh daripada sebelumnya semua berkat dokter gizi mama di Indonesia. Mitchell tak habis pikir kenapa ahli gizi di kantornya tak memberitahu tentang meal plan kepada para traineenya. Dengan begini, tak heran kalau banyak trainee yang akhirnya diet dengan cara tak sehat.
Kedua studio di lantai 7 terbuka lebar. Salah satunya digunakan sebagai tempat evaluasi dan yang satunya digunakan sebagai ruang tunggu para trainee. Staff sampai perlu membuka studio sebelah saking banyaknya staff dan idol yang ikut menonton. Bahkan BoA dan Kangta duduk di kursi tengah ruangan ikut memperhatikan penampilan para trainee!
Kini Mitchell mengerti kenapa trainee-trainee sangat mengantisipasi evaluasi tahunan ini dan heboh begitu tau Mitchell memilih mengambil resiko dengan menampilkan evaluasi vokal dan dance secara bersamaan. Apa boleh buat, Mitchell telah berlatih keras selama berminggu-minggu. Tak ada cara lain selain memantapkan diri saat ini.
Kali ini tak ada gulungan kertas penentu urutan tampil. Yebin unnie memanggil para peserta satu persatu sesuai dengan rundown yang telah disusun oleh para staff. Untuk menambah kehororan evaluasi ini, para peserta tak diberitahu urutan mereka. Jadi tak ada banyak waktu untuk mempersiapkan diri.
Jantung Mitchell berdegup kencang di ruang tunggu. Ia terus menerus meneguk air putih untuk menenangkan fikirannya. Untungnya, lebam di perutnya kian memudar dan sudah beberapa hari ini ia tak merasa kesakitan kalau melompat. Setelah berlatih dengan Somi tempo hari lalu, Mitchell menemukan banyak tips dari sahabatnya itu. Sejujurnya Mitchell telah siap akan evaluasinya.
Mitchell melihat pantulan dirinya di cermin. Tanktop putih, jaket putih dan tennis skirt putih. Semua pas di badannya berkat bantuan Bev. Bahkan Bev berinisiatif untuk memesankan semuanya untuk Mitchell. Mitchell hanya perlu memberikan ukuran lingkar dada dan panggulnya. Rambutnya ia biarkan tergerai lurus, dan wajahnya ia biarkan tanpa makeup.
Melihat kesekelilingnya, Mitchell kini mengerti ucapan KunHang oppa tentang para trainee yang terlihat all out. Beberapa trainee menyiapkan segalanya sampai ke detail terkecil. Justru Mitchell merasa ia sedikit underdressed* berada disana. Hampir semua peserta menata rambut dan makeup mereka dengan cantik. Itulah keuntungan memilikki roomate, fikir Mitchell.
Semakin gelisah di ruang tunggu, Mitchell memutuskan untuk menonton penampilan para trainee lain dari pintu masuk. Setidaknya ini dapat mengalihkan fikirannya dari segala fikiran negatif. Menyapukan pandangan ke punggung penonton, Mitchell dapat melihat kehadiran Mark dan Haechan oppa. Tak diragukan lagi, mereka berdua pasti teman dan pacar yang baik bagi KoEun unnie dan teman-teman.
"Ya! Migi-ya!" Sebuah bisikan terdengar persis di telinganya membuat Mitchell hampir terlonjak.
"Yaaa! Oppa kamu bikin aku hampir berteriak" bisiknya ke telinga Taeyong oppa.
"Apa kamu siap? Kamu banyak berlatih bukan?"
"Iya aku berlatih keras kok. Wish me luck oppa"
"Good luck, Migi-ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionSerendipity [seren'dipede] /noun/ Keberuntungan yang datang tidak terduga Hidup adalah misteri. Setiap langkahmu merupakan clue. Bagaimana jika suatu hari keberuntungan membawamu untuk menjadi seorang trainee? Akankah kamu terima? Idol AU #1 kpopfa...