46

780 66 1
                                    


Long chapter ahead!

"Mitch kamu masih waras kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mitch kamu masih waras kan?"

Mitchell dan Kenta tengah berada di kasir sebuah cabang sandwich terkenal dekat sekolahnya. Setelah menyebutkan semua pesanannya, Mitchell mengeluarkan kartu kredit hitam miliknya. Kemarin ia telah meminta izin papa untuk mentraktir teman-temannya yang disambut bahagia oleh papa. Papa sudah cukup senang anak bungsunya bisa melewatkan ulangtahun bersama teman-teman barunya.

Dari pagi Mitchell telah mengingatkan Kenta untuk membantunya membawa sandwich-sandwich tersebut. Namun siapa sangka Mitchell akan membeli 150 buah sandwich?! Tak hanya Kenta, kasir Subway pun tercengang ketika Mitchell menyebutkan pesanan combo paket sandwich sebanyak 150 buah. Setelah kartu kredit berhasil digesek, sang kasir menawarkan jasa antar gratis untuk customer besarnya hari itu. Mitchell menarik nafas lega karena sejujurnya ia sendiri pun tak yakin bagaimana ia dan Kenta bisa membawa makanan sebanyak itu masuk ke dalam bus.

"Ya emang kamu inget kemarin yang ngerayain ulang taun aku bareng kamu siapa aja?" Mitchell melihat Kenta yang berjalan di sampingnya nampak berfikir keras mencoba menghitung. Tak berapa lama kemudian Kenta menurunkan jari jemarinya dan menyerah. Kemarin terlalu banyak orang yang ada disana, tak hanya trainee namun sampai office boy ikut merayakan ulangtahun Mitchell. "Exactly"

"Ya tapi gak sebanyak itu juga kali Mitch. Trainee paling ada berapa sih? 70? Trus sisanya dikemanain?"
"Oke.. itung trainee 70. Staff berapa? Guru? Belum lagi kalau ada manager-manager idol yang latihan disana? Office boy? Security? Aku gak tau kan ada berapa. Mending lebih daripada kurang kan"
"Kamu mau kasih sampai manager juga?"
"Ya kalo mereka mau tinggal ambil aja. Kalau gamau ya ga usah ambil. Ga enak kali yang lain lagi makan sandwich terus dia ga dapet sendiri gitu"
"Papa kamu bolehin?"
"Papa justru aneh kok traktir cuma sandwich. Eh aneh gak sih ken ulangtaun makan sandwich? Ga kan ya? Apa aku harusnya beli yang lain sih?"
"Rich people scares me"

45 menit setelah mereka berdua sampai di kantor, mobil bertuliskan Subway muncul di depan kantor. Yebin unnie terlihat kebingungan dengan paket kiriman sandwich sebanyak itu, membuat kurir harus menelfon nomer handphone Mitchell yang telah ia berikan sebelumnya. Mitchell yang berada di kantin kala itu terpogoh-pogoh turun ke bawah dan menerima pesanannya, tak lupa mengucapkan banyak terimakasih.

Kini berkat sandwichnya, meja Yebin unnie benar-benar penuh dengan makanan dan minuman bersoda. Matanya masih membelalak kaget menelusuri makanan-makanan dari ujung meja sampai ke ujung lainnya. Berdecak pinggang, ia melihat ke arah Mitchell menunggu penjelasan darinya.

"Unnie, jangan marah nanti cepat tua"
"Migi-ya, you better explain yourself right now"
"Aku seneng banget kemarin teman-teman dan staff rayain ulang tahun aku bareng. Jadi at least aku mau traktir makan siang hari ini"
"Ya! Kita cuma beli satu kue tart. Bahkan ukuranny pun gak besar. Kenapa kamu habisin uang beliin kita makanan sebanyak ini?"
"Ummm.. because im genuinely happy yesterday?"

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang