Mitchell dan ke lima membernya dibebaskan dari kewajiban untuk mengikuti Yearly Evaluation. Tapi berhubung menjelang yearly evaluation ini banyak kelas yang diganti menjadi latihan mandiri, mereka jadi punya lebih banyak waktu luang. Hal ini sangat lazim terjadi karena banyak trainer yang ikut serta dalam mempersiapkan performance-perfomance para idol di acara penghunung tahun ditambah para trainee pun akan sangat sibuk mempersiapkan yearly evaluationnya.
Karena itu pula, Mitchell jadi punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan ujian akhirnya. Kalau saja Mitchell tak izin di beberapa kelasnya akibat rekaman B tracknya yang selalu saja bentrok dengan jadwal sekolahnya, maka bisa jadi GPA nya menyentuh angka sempurna. Jadi tepat sebulan lalu, studio rekaman milik perusahaannya mendadak penuh karena ada beberapa special stage dan project idol yang juga harus rampung dalam waktu dekat. Karena schedule yang sangat padat, para idol yang berpartisipasi tak punya pilihan lain selain melakukan proses rekaman di waktu senggang mereka. Sialnya, waktu senggang para idol ada di sore hari sampai subuh dini hari. Walaupun ada hari dimana studio rekaman kosong, producer dan songwriternya berhalangan. Intinya, pilihan Mitchell waktu itu hanyalah membolos untuk dapat rekaman.
Mitchell harus berpuas hati dengan GPA akhir 3.84 padahal ia sudah yakin betul ia bisa mendapatkan GPA lebih dari itu dengan schedule trainingnya yang jauh lebih senggang tahun ini ketimbang tahun kemarin. Mama selalu meyakinkannya kalau Mitchell sudah berusaha yang terbaik, dan itulah yang terpenting. Lucu kalau diingat bagaimana karakter mama dapat berubah seratus delapan puluh derajat ketimbang dulu.
Jadi hari ini, saat trainee lain sedang khawatir menunggu giliran evaluasi mereka tiba, Mitchell dan kelima temannya tengah bersantai di ruang lobby yang kosong. Setelah ikut dalam nutrition check tadi, mereka menunggu kedatangan Dreamis di lantai dasar untuk sama-sama menonton evaluasi trainee. Lagipula, tak ada hal lain yang dapat mereka lakukan. Rasanya terlalu canggung untuk masuk dan menonton di studio lantai 7 sendiri karena status mereka belum resmi menjadi idol.
Tak lama kemudian, Jeno dan Jaemin oppa masuk ke training center. Berjalan lurus tanpa melihat mereka masuk ke dalam perpustakaan. Hafal betul dengan sikap temannya itu, mereka memalingkan muka dan berpura-pura untuk bercakap satu sama lain selama beberapa saat sebelum ikut masuk ke dalam perpustakaan. Kalau kalian belum tau, itu berarti ada sasaeng atau paparazi yang mengikuti mereka. Jangan sangka para idol tak sadar kalau ada orang yang mengikuti mereka, mereka sadar sepenuhnya.
"Yang lain dimana?" Tanya Hina unnie pada Jeno dan Jaemin oppa.
"Bentar lagi datang, tadi kita pisah mobil." Jawab Jeno oppa.
"Eh kalian jadi ikut ga end year party nya SM Family?" Jaemin oppa bertanya dengan antusias ketika mereka duduk mengitari kedua sahabat itu.
"SM family? Itu kan cuma buat idol. Kita belum debut"
"Bentar lagi kan debut. Lagian taun lalu juga banyak trainee yang dateng. Mark hyung gak cerita?" Tanya Jaemin oppa pada KoEun unnie yang menatapnya kebingungan. Kok bisa ada trainee yang datang?
"Lihat Jaemin oppa, kamu sudah merusak rumah tangga orang!" YiZhou berseru keras sambil menahan tawa.
"Eh bener gak sih, Jeno-ya? Seingatku ada trainee yang datang tahun lalu" Jaemin oppa menyenggol lengan Jeno oppa mencari pertolongan.
"Iya, taun lalu ada Yuri. Eh, aku ingat Kenta juga datang." Jeno oppa memegang dagunya sembari mengingat-ingat.
"Kenta???"
"Iya, Kenta temanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
Hayran KurguSerendipity [seren'dipede] /noun/ Keberuntungan yang datang tidak terduga Hidup adalah misteri. Setiap langkahmu merupakan clue. Bagaimana jika suatu hari keberuntungan membawamu untuk menjadi seorang trainee? Akankah kamu terima? Idol AU #1 kpopfa...