Serendipity

97

Siapa sangka waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan recording sebuah acara musik membutuhkan waktu hampir 12 jam berada di belakang panggung? Sejak pukul 8 pagi, Mitchell dan semua member Aespa telah diminta standby untuk gladiresik panggung. Padahal menurut Hyo unnie, mereka diperkirakan akan debut pada pukul 7 malam nanti. Ternyata inilah kehidupan seorang idol di balik layar. Tak ada mewah-mewahnya sama sekali.

Aespa cukup beruntung debut di tengah pandemik yang membuat pergerakan stasiun televisi sangat dibataskan. Jeno oppa bercerita, ada waktu dimana Nct Dream menghabiskan waktu hampir 24 jam di belakang panggung untuk menunggu giliran tampil mereka datang. Begitu pula dengan konser. Pada konser Dream Show lalu, para idol ternyata sudah mulai gladi bersih dari semalam sebelum hari konser dan hanya bisa menyempatkan tidur beberapa jam saja.

Inilah kehidupan idol yang sesungguhnya ketika tak ada kamera dan lampu sorot. Mitchell sampai menggunakan tumpukan tas dan jaket musim dingin yang berserakan di lantai sebagai kasur dan tertidur di atasnya. Panitia stasiun televisi memang mengyiapkan ruang tunggu yang luas dan cukup mewah untuk ukuran pendatang baru seperti mereka. Namun 2 buah sofa saja tak cukup untuk menampung member Aespa dan semua kru. Mengantuk, lelah dan tak ingin berdebat Mitchell memilih untuk tidur di lantai beralaskan jaket-jaket para membernya. Semua tak masalah asal ia bisa memejamkan matanya sejenak.

Beruntungnya, gladi bersih tak memerlukan kostum dan riasan. Hyo unnie menjadwalkan makeup artist dan stylist untuk datang di pukul 3 nanti. Itu tandanya Mitchell masih punya beberapa jam untuk merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Padahal ini baru hari pertama dari rangkaian promosi Black Mamba. Minjeong dan YiZhou memilih untuk mengobrol dengan para staff. Jimin dan Aeri di sisi ruangan lain sibuk dengan ponsel mereka masing-masing.

Seharusnya Mitchell menggunakan waktu-waktu seperti ini untuk mencicil pelajaran karena ujian akhir sebentar lagi akan dimulai. Namun untuk hari ini, hari ini saja, Mitchell akan bersantai-santai kala ada waktu. Belajar bisa menunggu. Ujian bisa menunggu.
"Lihat, hanya Migi yang bisa tertidur dengan posisi seperti itu" Minjeong menunjuk Mitchell yang tengah terlelap dengan posisi terlentang di atas jaket-jaket. Mulutnya terbuka sedikit namun raut wajahnya terlihat sangat damai.
"Dia kemarin latihan lagi sendiri sampai malam. Aku bahkan gak tau jam berapa dia masuk kamar" Aeri unnie ikut memperhatikan wajah Mitchell.
"Aku ditelfon Yebin-ssi sekitar jam 11 karena Migi udah latihan selama berjam-jam katanya. Disuruh jemput" Hyo unnie tertawa melihatnya. Sudah lama sekali sejak ia melihat anak didik yang bekerja begitu keras dengan umur yang begitu muda. Terakhir kali 5 tahun lalu ketika ia harus menjemput paksa Mark pulang dari training center.

"Unnie, berita tentang sekolah dia.. umm.. emma. Gak ada kan?" Tanya YiZhou khawatir. Sudah beberapa hari ini ia memastikan beberapa kali kalau tak ada berita buruk tentang Mitchell di media manapun. YiZhou melihat sendiri bagaimana insiden itu sangat mempengaruhi Mitchell.
"Gak ada kok. Kru juga terus memantau. Malah keliatannya Migi sangat disukai di sekolah lamanya. Melihat dari tanggapan baik fans di Indonesia, kuharap kalaupun Emma punya rencana buruk terhadap Migi, fans dan teman-teman dari Indonesia dapat membelanya" Walaupun banyak fans kpop yang beranggapan kalau SM Entertainment mempunyai cara yang sangat buruk dalam menanggulangi isu para idolnya, sebenarnya memang cara paling efektif untuk menghilangkan isu adalah diam. Ketika sebuah perusahaan memberikan statement, pembenaran atau permintaan maaf, netizen akan tetap berasumsi sendiri. Hal ini akan berujung menyakiti para idolnya lebih mendalam. Karena itu perusahaannya lebih memilih untuk diam sampai isu-isu tersebut hilang dengan sendirinya.