I wrote this filler chapter just bcs you guys request it soooo yeah. I hope you guys can know how much i appreciate every comments you guys left! YUHUUU~
"... kamu beneran bakal debut?"
Sejam sudah berlalu semenjak Mitchell menelfon mamanya. Ulang tahunnya seminggu lagi dan mama ingin memastikan Mitchell benar-benar tak ingin merayakannya. Entah kenapa kali ini Mitchell ingin menceritakan tentang jadwal debutnya. Lagipula perusahaannya kali ini telah memberikan tanggal pasti debutnya. Tak ada salahnya kalau kini ia memberitahu mama. Mitchell pula menceritakan tentang para membernya yang telah menjadi trainee sejak berada di bangku sekolah dasar. Namun sepertinya mama kewalahan dengan informasi ini.
"Masuk line-up debut, ma. Kalau semuanya lancar, iya aku bakal debut."
"Kontraknya gimana? Diganti kalau gitu?"
"Cihhhh selametin dulu kek, maaa. Iya kontraknya bakal diganti begitu semua siap."
"Oia! SELAMAT YAAAA SAYANG."
"TERLAMBAT MA UDAH BASIIIIIII" Tawa renyah mama terdengar di ujung telfon. Mitchell merasa senang kini ia bisa langsung mengungkapkan isi hatinya pada mamanya, tak seperti dulu."Jadi kontrak bakal diperbaharui setelah kamu rekaman, shooting dan photoshoot gitu?" Tanya mama.
"Iya, gitu."
"Loh kok aneh ya, Mitch? Harusnya tuh sekarang pembaharuan kontrak dulu. Baru lanjut ke tahap selanjutnya."
"Oh gitu ya ma harusnya? Mitchell juga gak ngerti. Besok coba yaaa aku tanyain ke staff."
"Iya, coba deh kamu tanya. Kamu sih gak akan kenapa-kenapa tapi kan kasian teman-teman satu groupmu yang sudah kepalang jadi trainee selama itu. Harusnya perusahaan kasih pembaharuan kontrak jadi talent, baru lanjut step berikutnya. At least, keluarga talentnya lebih tenang jadinya" Jelas mama. Mama memang terkenal sangat pintar untuk urusan birokrasi. Mama terkadang mengejek papa yang tak akan bisa hidup tanpanya karena papa sangat buta untuk urusan birokrasi."Iya ya ma? Beberapa dari mereka bahkan udah minta izin ma sama Micel. Katanya kalau gagal debut lagi ga akan perpanjang kontrak..."
"....terus Micel jawab apa? Marah?" Tanya mama khawatir.
"Engga. Micel pikir memang perusahaan sudah keterlaluan menahan mereka selama itu. Walaupun sedih cuma bisa bertemu bentar, sebagai teman mereka aku mendukung semua keputusan mereka"
"Waaa. Kamu benar-benar sudah terdengar seperti orang dewasa. Mama malah khawatir kamu marah"
"KENAPA SIH SEMUA ORANG NGIRANYA AKU BAKAL MARAHHHH"
"Soalnya kamu kaya anak kecil HAHAHA"
"MAMAAAAAA"🍃🍃🍃🍃
Siang itu, hampir semua kelas training reguler ditiadakan. Para trainee diminta latihan mandiri. Hal ini memang sudah wajar terjadi. Biasanya karena kantor pusat mengadakan rapat besar, atau gathering para staff. Harus Mitchell akui, perusahaannya memperhatikan para staffnya dengan sangat baik. Tak ada satupun trainee yang protes karena mereka bisa menggunakan waktu kosong ini untuk berbagai hal mulai dari berlatih, mengerjakan PR atau mengobrol dengan para trainee lain.
Mitchell berencana untuk menggunakan waktu ini untuk mengerjakan PR. Cepat-cepat ia kabur ke ruang perpustakaan sebelum Lami dapat menahannya. Lagipula sore nanti Dream akan kembali datang mengunjungi mereka. Baiknya Mitchell menyelesaikan segala tugas dan PRnya saat ini ketika mereka belum datang karena ia tak tahan dengan rengekan Haechan oppa ketika memaksanya melakukan sesuatu. Seperti melupakan tugas dan bermain game bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionSerendipity [seren'dipede] /noun/ Keberuntungan yang datang tidak terduga Hidup adalah misteri. Setiap langkahmu merupakan clue. Bagaimana jika suatu hari keberuntungan membawamu untuk menjadi seorang trainee? Akankah kamu terima? Idol AU #1 kpopfa...