38

810 65 2
                                    

First day of schoooool~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

First day of schoooool~

Sekujur tubuh Mitchell terasa sangat sakit akibat latihan intensif di akhir pekan kemarin. Bahkan kini kakinya bergetar ketika menaiki anak tangga menuju kelasnya di lantai 3. Setelah ia dan Kenta melihat daftar kelas dan menaruh buku pelajaran di loker masing-masing, Kenta bersikeras untuk mengantarnya ke kelas. Padahal kelas Kenta sendiri berada di lantai pertama. Ia bahkan rela menunggu Mitchell yang melambatkan langkahnya akibat nyeri otot pahanya akibat terlalu banyak melompat pada saat latihan.

Sampai di depan kelas, Kenta lantas pamit untuk langsung menuju kelasnya setelah berjanji akan menjemputnya pada makan siang nanti. Sejujurnya Mitchell rela tak makan siang untuk menghindari anak tangga sebanyak itu. Namun ketimbang berdebat dan mendengarkan omelan Kenta pagi-pagi, ia menganggukan kepalanya setuju.

Mitchell memilih bangku di ujung paling belakang dekat jendela, clichè memang. Tapi menurutnya inilah tempat duduk paling pas untuk tidak menarik perhatian teman-teman sekelasnya. Sesuai dengan apa yang perusahaannya inginkan. Mitchell dan Kenta diminta untuk merahasiakan statusnya sebagai trainee SM pada siapapun dan meminta mereka berdua untuk belajar dengan tenang di luar spotlight murid populer. Mitchell bahkan tak memikirkan kehidupan sosial di sekolahnya karena ia sendiri pun masih tak yakin akan kemampuannya untuk menyeimbangkan sekolah dan training.

Mitchell menaruh kepalanya di atas meja dan melihat keluar jendela. Langit pagi ini sungguh cerah dengan awan putih menghiasi canvas biru muda. Menatap kosong sambil membayangkan apa yang sedang ia lakukan detik ini kalau saja kehidupan tak membawanya pergi ke Korea. Kemungkinan besar ia sedang bergosip bersama Adel.

Lamunannya mendadak kabur ketika mejanya tersenggol pelan oleh seseorang. Menegakkan tubuhnya, Mitchell memandang ke arah sumber getaran. Seorang anak seumuran dirinya dengan wajah campuran asia dan kaukasia sedang menatap ke arahnya cemberut.

"H-hi?" Canggung dan kebingungan, Mitchell menyapa anak di sebelahnya.
"Hi, i always sat on your seat in middle school"
"O-oh! Umm.. im so sorry i didnt know that. I can find another seat if you want to?"
"Really? Is that okay?" Wajahnya seketika berbinar senang, membuat Mitchell semakin mengagumi kecantikan anak itu.
"Totally! Im down sitting anywhere anyway"

Mitchell mengambil tas ransel miliknya dan maju satu kursi di depan tempat duduk sebelumnya. Ia sama sekali tak keberatan untuk pindah, menurutnya semua bangku sama saja. Kalau ia bisa membuat orang lain senang hanya dengan pindah bangku, ia rela melakukannya beratus-ratus kali.

"Im somi by the way, what's your name?" Tanya anak tadi yang kini telah duduk dengan senang tepat 1 baris di belakang Mitchell.
"Im Mitchell. Nice to know youuuu"
"Nice to know you tooo, you're so kind omg. My prayer last night about meeting kind classmate in the first day of class finally granted. Anyway do you speak Korean?"
"I do actually. Still learning though. You do too?"
"My korean is better than my english. Makes me wonder why my company wants me to enroll in this school." Dengus Somi.
"Wait, company?"
"Yess. Wait. I might sound so self-centered but do you know who i am?" Somi mengerungkan jidatnya penasaran.
"Ummm, yes? We just introduce yourself earlier. You're.. somi?"
"OMG YOU DONT KNOW ME BUT STILL GIVING ME YOUR SEAT?! Danggg, lets be bestie now Mitchell"
"YEAY BESTIE! But... will you enlighten me on who you actually are?"
"Hmm no. You'll find out soon anyway"

Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang